(17)-Duet

39 1 0
                                    

Sudah seharian Lauren di rawat di rumah sakit, tapi Rendi dan kedua orang tua Lauren masih setia menemani Lauren. Kondisi Lauren memang sudah membaik, tapi dokter yang menangani Lauren belum mengizinkan Lauren untuk pulang. Kini Lauren sudah berada di ruang rawat bukan lagi berada di UGD. Di ruang rawat itu, hanya Lauren dan Rendi disitu. Fanny dan Panji sedang pulang ke rumah sebentar untuk membawakan beberapa baju untuk Lauren.

"Rendi." panggil Lauren

"Kenapa?" tanya Rendi

"Lo kok gak balik ke tempat kemping? Udah seharian lo jagain gue, gue gak mau jadi beban buat lo Rendi." jawab Lauren

"Gue gak merasa terbebani sama lo kok, jagain lo itu adalah salah satu kewajiban gue." ucap Rendi sambil tersenyum tipis.

Lauren sudah tak kuasa menahan rona merah di pipinya, entah kenapa akhir-akhir ini Rendi begitu perhatian kepadanya tidak seperti biasanya.

"Tapi kan lo harus ikut kemping, lo itu ketua osis Rendi. Ketua osis itu harus memimpin, dan lo harus jadi pemimpin murid-murid SMA Merpati yang bener Rendi." ucap Lauren

"Gue udah bener kok, gue udah ngelaksanain tanggung jawab gue sebagai ketos. Jagain lo adalah tanggung jawab gue juga."

"Bukan gue aja, yang lain juga butuh lo Rendi."

"Iya gue ngerti. Tapi kan udah ada bu Mega dan guru-guru yang lain Ren."

"Sejak kapan lo egois? Mending sekarang lo balik ke tempat kemping dan nyelesain tanggung jawab lo yang lain." usir Lauren.

"Lo gak suka gue jagain? Lo gak suka gue perhatiin?" tanya Rendi

"Bukan gitu, tapi..."

"Tapi apa?"

Lauren diam. Jujur, Lauren senang sekali Rendi ingin menjaganya namun dia tidak boleh egois dia harus menyuruh Rendi supaya dia mau kembali ke tempat kemping dan menyelesaikan tanggung jawabnya yang lain sebagai ketua osis.

"Di sini udah ada yang jagain gue, mama sama papa gue." ujar Lauren

"Bolehin gue egois ya sekali ini aja. Gue pengen banget jagain lo disini Ren, lagian tante Fanny sama om Panji lagi pulang ke rumah."

"Tapi di sini udah ada dokter sama suster," bantah Lauren.

"Sayang loh, kesempatan untuk kemping ke Gunung Pancar itu jarang. SMA kita beruntung bisa kemping di sana. Kesempatan gak datang dua kali Ren." lanjut Lauren sambil tersenyum tipis.

"Kalo gue di sana, gue juga merasa kesepian. Lantas buat apa fisik gue bahagia namun mental gue kesepian?" tanya Rendi

"Lo gak bakal ngerasa sepi Rendi, di sana kan ada Anjani, Hendrik, Alifa, Ikmal, dan yang lainnya." jawab Lauren

"Tapi untuk kali ini, gue butuh lo Ren."

Sudut bibir Lauren mulai terangkat, Lauren tersenyum. Begitupun dengan Rendi.

"Boleh ya izinin gue di sini aja." ucap Rendi lembut.

Lauren mengalah, dia pun mengangguk menuruti permintaan Rendi.

"Nanti kapan-kapan kalo lo udah sembuh, kita jalan-jalan di Gunung Pancar." ajak Rendi

"Tapi kita masa gak kemping?" tanya Lauren

"Tapi kan bisa nginep di hotel, lebih nyaman." ucap Rendi

"Tapi sepi. Kalo kemping kan rame." balas Lauren

"Lagian masa cuma berdua?" lanjut Lauren

"Lah siapa yang bilang berdua? Ajak Anjani, Hendrik, Alifa sama Ikmal lah." bantah Rendi

L&R (Tahap Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang