(11)-Cantik

50 1 0
                                    

"Cantik itu ada dua, pertama dari wajah dan yang kedua dari hati. Kedua-duanya itu dimiliki oleh kamu. Iya kamu, yang membuat jantungku berdetak sangat cepat saat melihat wajah dan hatimu yang benar-benar cantik itu."

-Rendi Putra Setiawan-

Seperti yang diucapkan Panji kemarin, bahwa besok dia akan mengantar dan menjemput putrinya itu. Dan kini mereka berdua sudah sampai di gerbang SMA Merpati.

"Udah nyampe deh." ucap Panji.

"Ya udah, Lauren masuk dulu ya pa." pamit Lauren.

"Iya sayang."

"Btw papa nanti jemput aku kan?" tanya Lauren

"Iya dong," jawab Panji, "tapi besok gak tau ya." lanjut Panji.


"Gak tau? Gak tau apaan pa?" tanya Lauren penasaran.

"Gak tau besok papa bisa anter jemput kamu ke sekolah atau nggak." jawab Panji

"Yah, berarti Pak Rangga lagi dong yang anter jemput aku ke sekolah." ujar Lauren sambil memasang wajah cemberutnya itu.

"Bukan, tapi ada seseorang." ucap Panji yang lagi-lagi membuat penasaran Lauren. 'Dasar papa jaman now' batin Lauren.

"Siapa pa? Jangan bikin aku penasaran mulu."

"Besok juga tau kok."

"Terus, gunanya Pak Rangga jadi supir buat apa dong? Kalo udah ada yang anter jemput aku ke sekolah?" tanya Lauren.

"Kan bisa buat anterin kamu ke tempat yang lain, atau mama kalo mau belanja." jawab Lauren

"Ya udah deh." setelah berpamitan dan mencium tangan Panji, Lauren langsung ke luar dari mobil dan memasuki sekolahnya.

*****

Di lapangan sudah terdapat murid-murid dari kelas 11 Ipa-1 yang sudah berbaris rapi untuk mengikuti pelajaran olahraga. Kelas 11 Ipa-1 yaitu kelas Lauren dan ke tiga sahabatnya.

"Halo, selamat siang anak-anak." sapa Pak Bagus (salah satu guru olahraga di SMA Merpati).

"Siang pak." balas seluruh murid 11 Ipa-1.

"Materi pelajaran olahraga kali ini adalah bola basket ya." ucap Pak Bagus dengan lantang.

"Ya ilah bola basket lagi." kesal Lauren

"Lah? Ngapa emangnya Ren?" tanya Anjani yang berbaris di belakang Lauren.

"Lo kan tau, gue gak bisa main bola basket. Entar kalo gue di ketawain berabe." ujar Lauren pelan.

"Gak usah takut, bola basket gak sekejam yang lo kira." bukan Anjani yang menjawab melainkan Rendi yang berada di samping Lauren.

"Gue cuma malu aja, kalo nanti di ketawain lagi sama sekelas." lirih Lauren gelisah

"Coba Ren, gue yakin lo pasti bisa." ucap Rendi memberi semangat

L&R (Tahap Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang