(10)-Mendadak Aneh

48 1 0
                                    

"Kenapa di saat aku ingin menjauh darimu, kamu seolah-olah mendekatiku. Aku ini manusia bukan boneka yang bisa seenaknya kamu permainkan!"

-Lauren Eka Hermawan-

"Pagi ma, pa." ucap Lauren yang kini sudah duduk di meja makan, bersiap-siap untuk sarapan pagi.

"Pagi juga sayangnya papa." balas Panji.

"Pagi sayang." balas Fanny.

"Aku seneng deh, akhirnya kita bertiga bisa kumpul bareng lagi kaya gini. Jangan ada pertengkaran lagi ya." mohon Lauren.

"Pasti sayang!" ucap Panji.

Fanny hanya menganggukkan kepalanya saja.

"Ya udah, ayo sarapannya di makan." suruh Fanny.

"Iya ma." ujar Lauren

Setelah itu Lauren mengambil 2 roti tawar yang sudah di kasih selai stroberi kesukaanya dan juga di temani segelas susu vanila.

"Hari ini papa nganterin aku ke sekolah kan?" tanya Lauren disela-sela dia mengunyah.

"Gak bisa sayang." ucap Panji

"Kenapa?" tanya Lauren lagi.

"Soalnya, di ruang tamu ada seseorang yang udah nungguin kamu. Buat berangkat ke sekolah bareng." ucap Fanny.

Panji pun menganggukan kepalanya pertanda bahwa yang di ucapkan oleh Fanny barusan memang benar.

"Siapa?" tanya Lauren

"Kamu lihat aja nanti," gumam Panji

*****

Setelah selesai sarapan dan mengambil tas ransel di kamarnya, Lauren langsung bergegas ke ruang tamu untuk melihat siapa yang sedari tadi menunggu menjemput nya.

"Rendi? Tumben mau nganterin gue ke sekolah." sindir Lauren.

"Rendi kok aneh sih, gak biasanya dia mau anterin gue ke sekolah." batin Lauren.

"Lo udah selesai sarapan? Ya udah ayo berangkat bareng." gumam Rendi tak menggubris ucapan Lauren tadi.

"Lo ngapain jemput gue? Gue lagi pengen berangkat bareng papa." ujar Lauren.

"Yah, salah dong gue." lirih Rendi.

"Ya nggak dong." ujar Panji yang tiba-tiba sudah berdiri di samping Lauren.

"Besok kamu baru deh, berangkat bareng papa plus di jemput sama papa pulangnya. Sekarang, kamu berangkat bareng Rendi ya sayang, kasian tuh Rendi udah nunggu dari tadi." ucap Panji

"Ya udah deh." ujar Lauren mengalah.

*****

Di tengah perjalanan untuk ke sekolah, Rendi tak henti-hentinya memandang wajah Lauren dari spion motornya, sesekali dia juga melihat ke depan jalanan.

"Lo ngapain sih lihatin gue mulu dari tadi." kesal Lauren. Padahal Lauren sekarang sedang bersusah payah menyembunyikan semburat merah di pipinya.

"Kirain gue lo gak tau kalo gue ngelihatin lo. Cie blushing Hehe," goda Rendi.

"Ish apaan sih Rendi." kesal Lauren sambil memegang kedua pipinya yang sudah panas dan memerah.

L&R (Tahap Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang