16 (Keraguan)

62 2 0
                                    

Setelah beberapa jam perjalanan ditempuh akhirnya sekarang rombongan SMA 5 Jakarta sudah sampai di halaman sekolah mereka. Saat ini waktu menunjukkan pukul 13.00 wib, matahari sedang panas-panasnya sekarang. Tapi mau tak mau Sherina harus turun dari bus, ia sudah rindu dengan kasur empuknya dirumah.

Mereka turun satu persatu dari dalam bus, kemudian ia mengambil kopernya yang ada di bagasi bus. Lalu menghampiri ketiga sahabatnya yang lain. "Udah yuk balik !" ajaknya

Mereka semua memang sudah diijinkan oleh guru pembimbingnya untuk langsung pulang. Sedari tadi mereka semua sudah berhamburan untuk pulang kerumah mereka masing-masing.

***

Sherina memasuki rumahnya dan ia melihat kedua orangtuanya sedang menonton televisi di ruang tengah, papanya tidak kerja mengingat hari ini hari minggu, waktunya mereka untuk kumpul dengan keluarga.

"Assalamualaikum...." Sherina mengucap salam seraya berjalan memasuki rumahnya.

Kedua orang tuanya menoleh dan terkejut melihat putrinya sudah pulang. "Waalaikum salam."

"Kamu udah pulang dek ?" tanya mamanya

Sherina mendekati kedua orangtuanya kemudian mencium punggung tangan mereka. "Udah ma."

Tari memeriksa seluruh badan Sherina. Ia ingat kemarin kepala sekolahnya menelfon dan mengatakan kalau Sherina sempat hilang, dan itu membuatnya shock bukan main. Untung saja sekarang putrinya itu sudah sampai rumah dengan selamat. "Kamu nggak kenapa-kenapa kan sayang ? Ada yang luka nggak ?" tanya mamanya khawatir

Sherina tersenyum, ia tau mamanya sedang khawatir dengannya. "Sherin nggak papa kok ma, nggak ada yang luka sedikitpun." jawabnya

Tari menghembuskan nafasnya lega."Alhamdulillah kalo nggak ada yang luka. Kamu kok bisa hilang sih sayang ?!" tanya Tari cemas

"Ceritanya panjang ma, besok Sherin ceritain ya." ucap Sherina, mamanya hanya bisa mengangguk pasrah

"Kenapa nggak telfon papa, kan nanti bisa papa jemput." ucap papanya mengambil perhatian Sherina

"Nggak usah pa, Sherina udah gede. Sherina bisa kok pulang sendiri." balas Sherina

Papanya tak membahasnya lebih lanjut dan memilih mencari topik pembicaraan lain.

"Gimana study tournya, seru ?" tanya papanya

"Seru pa." ucapnya tak terlalu bersemangat

Bimo yang melihat aura muka putrinya itu tak bersemangat, merasa aneh. Seharusnya Sherina senang karena ini pertama kalinya ia diperbolehkan mengikuti study tour bersama teman sekolahnya, tapi kenapa pulang dari Jogja mukanya masam. Tapi ia hanya diam saja tak berani bertanya.

"Kamu kenapa dek ? Kok kayaknya nggak seneng gitu." memang seorang ibu itu yang paling tau dengan keadaan anaknya, seperti mama Sherina yang merasakan ada yang aneh dengan putrinya.

Sherina yang semula pikirannya kosong mendapat pertanyaan itu gelagapan. "Hah ?! S-seneng kok ma, seneng banget malah. Kan ini pertama kalinya aku ikut study tour, biasanya kan nggak diijinin sama papa." ia menunjukkan cengirannya kearah mamanya.

Mamanya hanya menggelengkan kepalanya, seolah sudah terbiasa dengan kelakuan anaknya itu. "Ya sudah sana mandi habis itu makan siang, baru setelah itu kamu istirahat." perintah mamanya

"Iya ma." Sherina pun menuju ke kamarnya yang ada di lantai atas.

Saat telah memasuki kamar, Sherina langsung meletakkan kopernya sembarangan kemudian melempar tubuhnya ke atas kasur empuk miliknya dengan posisi tengkurap.

Bayu & SherinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang