22 (Ketemu Lagi)

69 1 0
                                    


'Di balik tebing yang kokoh ada tanah yang rapuh didalamnya, begitupun hatimu'

Sherina telah sampai di depan gerbang rumahnya, ia turun dari motor ojek online yang di tumpanginya.

"Nih bang ! Makasih ya." Sherina mengulurkan uang dua puluh ribuan ke abangnya. Sebelum pulang tadi ia sudah memesan ojek online untuk mengantarnya pulang ke rumah, ia tak mungkin menunggu Vanessa selesai pemotretan untuk nebeng pulang, ia tak bisa berlama-lama di tempat itu karena ada Bayu disana.

Setelah menerima uang abang gojek itu pun pergi, dan Sherina masuk ke dalam rumahnya. Ia menutup pintu rumahnya pelan, saat melewati ruang tamu ia jalan mengendap-endap takut menimbulkan suara yang bisa membuat semua orang rumah bangun.

Gelap

Itulah kata yang dapat menggambarkan keadaan rumahnya saat ini. Sekarang sudah pukul 10 malam, pasti semua orang rumah sudah tidur batinnya.

"Ekheem..." kecuali Bimo tentunya.

Sherina yang hendak ke kamar langsung menghentikan langkahnya setelah mendengar deheman Bimo. Kemudian lampu di ruang tamu itu menyala, rupanya Bimo sedang menunggunya di ruang tamu sedari tadi.

Papanya itu selalu menunggunya diruang tamu jika ia belum pulang, ia memang sering pulang malam jika selesai pemotretan, karena itu papanya sedikit tak suka jika Sherina mengikuti pemotretan, tapi jika Sherina senang menjalaninya apa boleh buat. Ia tak ingin membuat putri kesayangannya sedih hanya karena tak ia ijinkan melakukan apa yang ia suka. Bimo memang tak pernah membatasi ruang gerak anak-anaknya begitupun dengan Rama, asalkan itu bukan hal yang negatif, dan tetap ia akan mengawasi anak-anaknya itu.

Bimo saat ini sedang duduk di atas sofa sambil menatap Sherina tajam. "Kamu tau sekarang jam berapa ?" tanyanya tenang tapi terdengar mengerikan ditelinga Sherina.

Sherina menelan ludahnya susah payah, "Maaf pa Sherin pulangnya kemaleman." cicitnya takut, ia menunduk tak berani menatap mata papanya. Bimo jarang marah kepada siapapun, tapi jika ia sudah kelewatan Bimo pasti akan menunjukkan kemarahannya, dan jika Bimo sudah marah.... SEREM !!
Memang benar kata quotes yang beredar di masyarakat. Marahnya orang yang tak pernah marah itu lebih nyeremin dari pada Valak sekalipun.

"Kenapa nggak ngabarin papa kalo pulangnya telat ?" tanya Bimo

Sherina semakin menundukkan kepalanya. "Tadi Sherin nggak pegang hp sama sekali pa, waktu Sherin buka hp Sherin langsung pesen ojek online terus aku taruh slimbag hpnya." jelas Sherina

Ia dapat merasakan papanya menghela nafas lelah, raut mukanya sudah tak setegang tadi. "Papa nggak ngelarang kamu ikut pemotreran selagi kamu suka, tapi kamu juga harus inget waktu dong dek !" ucapnya

Sherina mendongakkan kepalanya. "Iya pa maaf. Tadi banyak banget kostum yang harus Sherin pake, jadinya lama."

"Tapi Sherin janji besok nggak gini lagi !" lanjutnya

Bimo memicingkan matanya ke arah Sherina. "Kamu bisa pegang janji kamu itu ?" tanyanya

Sherina mengangguk. "Sherin janji !!" balasnya

Bimo mengusap wajahnya dengan sebelah tangannya. "Ya udah kamu istirahat sekarang, lain kali kalo kamu pulangnya nggak ada yang nganterin telfon papa, jangan naik ojek online !" ucapnya

Sherina mengangguk."Iya pa." balasnya

Sherina pun naik ke atas menuju kamarnya berada. Setelah ia memasuki kamarnya, ia menutup pintu rapat dan menguncinya dari dalam. Ia melempar slimbagnya ke meja belajarnya kemudian melemparkan diri ke atas ranjang empuk miliknya dengan posisi terlentang. Ia menatap langit-langit kamarnya sambil memikirkan kejadian beberapa jam yang lalu.

Bayu & SherinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang