Bab 20

1K 82 31
                                    

Sok atuh mangga di baca. Mumpung aku lagi baik mood nya...

Happy reading....

🍓🍓🍓🍓




Setelah beberapa tahun lamanya, semua klan sudah aman dan hidup tentram. Ketiga klan pengkhianat sudah tidak ada lagi. Enzie, Avram, Shen Qio, Alucard, dan Rai di landa kesedihan. Setelah peristiwa itu, Im memilih mengorbankan dirinya untuk keselamatan klan, suami tercintanya dan kekuarga kecilnya. Enzie tak habis pikir, akan keputusan yang Im ambil. Ia memilih pergi meninggalkan keluarga kecilnya itu.

"Yang mulia, apakah anda ingin kedunia manusia?" ujar Avram.

"Aku tidak tahu, rasanya aku tidak memiliki gairah untuk hidup. Permaisuriku, memilih menyelamatkan kita semua, dari pada dirinya sendiri." sahut Enzie.

"Yang mulia, anda jangan terlalu larut dalam kesedihan. Jika yang mulia permaisuri melihat ini, ia pasti juga sangat sedih." ujar Shen Qio.

"Mungkin, ini juga sudah keputusan yang mulia, Im. Mungkin inilah alasannya agar kita tetap hidup damai bersama para klan." seru Alucard.

"Yang mulia, kami mohon. Jangan seperti ini, aku yakin, yang mulia permaisuri pasti sangat sedih. Lebih baik, yang mulia pergi ke dunia manusia untuk bertemu ayah dan ibu Lord." ujar Rai.

Setelah diam beberapa saat, dan mempertimbangkan apa kata para pengawalnya. Enzie akhirnya berbicara. "Baiklah, mari kita temui ayah dan ibuku dulu."

Ke empat pengawalnya pun mengangguk tanda mengerti. Lalu mereka pun pergi kedunia manusia dimana Kenzii dan Zilla tinggal. Mereka pun sampai di kediaman Kenzii dan Zilla.

"Anakku sayang, kau kemari?" seru Kenzii.

"Ayah, aku...." sahut Enzie.

"Kami tahu nak. Yang sabar ya, duduklah." seru Zilla.

"Ayah, Ibu. Kenapa dia melakukan itu kepadaku, dia berjanji akan selalu bersamaku. Tetapi, kini dia pergi. Memilih mengorbankan dirinya untuk melindungi jagat raya. Aku..." ujar Enzie, air matanya mengalir begitu saja.

"Tenangkan dirimu. Ayah juga pernah merasakan hal yang sama. Tetapi ibumu kembali," ujar Kenzii.

"Tapi, apakah Im akan kembali juga?" tanya Enzie.

"Kami juga kurang tahu nak, mengingat dia adalah manusia biasa, kami tidak yakin." ujar Zilla.

Enzie kembali diam, ia menyandarkan tubuhnya di sofa. Sementara ke empat pengawalnya pergi berjalan-jalan keliling kota. Untuk melihat-lihat keramaian yang ada. Kok kayak lagu ya? Avram, Shen, Alu, dan Rai pergi jalan-jalan ke sebuah pusat perbelanjaan yang sangat terkenal. Semua mata tertuju kepada mereka, bukan karena aneh, melainkan karena ketampanan yang mereka miliki.

Mereka pun selesai berjalan-jalan. Lalu mereka kembali kerumah Zilla. Melihat Enzie yang tengah tertidur di pangkuan sang ibu, hati mereka terenyuh dan rasanya merindukan ibu mereka.

"Alu, apa kau tidak merindukan Aldian dan Luna?" tanya Zilla.

"Ibu suri, saya merindukan mereka. Apakah saya boleh berkunjung ke sana?" sahut Alucard.

"Pergilah, ajak teman-temanmu kesana. Biarkan Lord kalian istirahat disini." seru Zilla.

"Kalau begitu, kami permisi dulu yang mulia." ujar ke empat pengawal itu.

Zilla dan Kenzii hanya mengangguk, kemudian mereka kembali fokus kepada anak mereka. Rasa sedih dan khawatir menghantui Zilla, bagaimana tidak, Enzie sangat mencintai Iman. Mereka hanya bisa berdoa dan berharap, kelak Iman akan kembali. Tetapi, harapan itu sangat kecil, mengingat Im hanya manusia biasa.

BL-IM SECRET ( BUKU 3 SELESAI) REVISITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang