🍒1

135 15 3
                                    

●●●

"Ren,tungguin!!" teriak gadis yang sedang berburu buru menulis rumus di papan tulis.

"Ayo, gue laper nih. Nanti lo nyusul aja ya! bye gue di kantin sama yang lain." terikan yang sama kencangnya sambil memasang muka laparnya itu.

"Argh kenapa harus gue sih yang di suruh nyatet tugas bu vina, jadi di tinggalinkan sama merekaa!" gadis itu mendumel sendiri di depan papan tulis.

Setelah selesai menulis beberapa tugas dan rumus yang tadi di berikan bu Vina di papan tulis itu selesai, gadis mungil itu langsung saja berlari menuju kantin sekolah untuk menyusul teman-teman nya dengan terburu-buru.

Ia,Alesha Laurenza Arsh. Cewek berperawakan tidak terlalu tinggi, pipi sedikit tembem, kulit putih bersih, bibir tipis berwarna merah alami, alis sedikit tebal, dan bulumata yang unik, di tambah lagi lesung pipit yang selalu menarik perhatian setiap jiwa yang melihatnya dan juga mata yang indah menambah kesan betapa anggun dan cantiknya cewek mungil itu, bukan?

Dengan langkah cepat sembari celengak celinguk seperti orang yang sedang mencari sesuatu, membuat Alesha tidak memperhatikan sekitarnya sampai akhirnya dia menubruk orang. Iya orang yang terlihat asing baginya di sekolah.

Brugh

"Argh." ringis lesha, ia terjatuh sambil memegang kakinya.

"Ehh maaf ya, lo gapapa kan?" kata pria itu sambil membantu alesha berdiri seperti semula.

Alesha tersenyum "Eh, iya-iya maaf juga, yaudah gue duluan ya. Makasih." jawab Alesha dengan cepat dan langsung berlari mencari lagi teman-temannya di kantin. Ia sebenarnya tidak terlalu peduli dengan yang menabrak, melihat nya saja hanya sekilas tapi,

'ah, apa perasaaan gue aja kali ya. Kaya pernah liat orang itu.' batinnya mencoba menerka siapa orang tadi.

Sesampainya Alesha di kantin, ia langsung mencari teman-temannya dari sudut ke sudut, 'Ck, mana ni mereka.' batin Alesha.

"Leshaaaaaa sini!" teriak syabil dari arah kantin ujung, ia melambaikan tangan di tempat bi Mirna menyuruh Alesha untuk kesana, langsung saja Alesha mengangguk dan mempercepat langkahnya.

"Njir lama baget lo kemana aja? Udah ayo kita makan di kelas aja di sini rame baget, kita gak akan kebagian bangku kantin kalo lagi rame banget gini." kesel Gebby.

"Tapi kan gue blom mesen makan, gimana?" tanya Alesha, ia menatap kesal Gebby.

"Udah nih, udah kita beliin kok Sha. Ayo deh ntar keburu masuk kelas!" ajak Iren lalu menarik lengan Alesha keluar dari kantin.

"Kan kita freeclas nih, mending kita makan di koridor aula aja gimana? Lagipula kalau di kelas bosen gue di ganggu si gendut mulu! kaya gak ada kerjaan lain aja gitu dia ganggu hidup gue mulu!" Zalfa, bukan Zalfa namanya kalau gak bikin amuk naufan (yang dia panggil dengan embel-embel gendut olehnya).

"Iya deh iya, lo sih kang gelut!" cibir Rani di ikutin anggukan semua teman-temannya.

Sekarang mereka berada di koridor aula, tepatnya di bangku panjang yang ada di depannya. Mereka duduk di sana sambil melihat anak-anak kelas 12.Mipa2 sedang persiapan untuk berolahraga di jam pelajaran setelah istirahat. Sebenarnya kelas mereka juga harusnya sama, yaitu jam pelajaran olahraga setelah istirahat. Bisa di katakan berbarengan dengan 12.Mipa2, tapi pak addan selaku guru olah raga kelas bahasa tidak masuk hari ini di karenakan sakit, jadilah kelas 12.Bahasa3 freeclas di jam ini.

Thursday SweetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang