🍒8

6 3 1
                                    

●●●

Walaupun Alesha menjalankan tantangan tidak berurutan, ia tidak peduli yang penting menjalankannya dengan baik sampai selesai.

Ia terus berfikir, tinggal sisa satu tantangan lagi yaitu mencari tahu tentang Zadath dalam-dalam, bahkan sampe akar-akarnya. Ini saat terbaik untuk menjalankan dare pikirnya. Saat jam pulang sekolah tiba.

Duh, tantangan kali ini bikin gue gila. Masa iya sih gue segampang itu cari tahu tentang Zadath? Apalagi sebelum atau hari H pensi harus selasai tantangan nya duh gimana ya?' batin Alesha mendumel.

"Heh lo bengong mulu dah, ayo anter gue ke foto copy depan!" ucap Haifa mengagetkan Alesha.

"Ih ngagetin aja deh, iya-iya gue anter!"

"Sha, nanti abis gue print soal ujian,lo mau pulang langsung apa anter gue dulu ke ruang Bu Sarah?"

"Gue kayanya pulang langsung aja deh Fa, gue mau cari tahu tentang Zadath soalnya ke temen-temennya lewat sosmed."

"Memang handphone lo kemana?"

"Gak gue bawa, kelupaan."

"Yaudah ayo deh keburu tutup nanti fotocopy-an nya," ajak Haifa lagi, kemudian menarik tangan Alesha menuju fotocopy-an.

○○○

Sementara di kelas 12.Mipa2 Mila, selaku seksi kebersihan sedang mengontrol murid kelasnya yang piket di hari ini, ia melihat Zadath sedang sepak-sepik buat kabur dari piket nya. Mila sudah paham dengan gerak-gerik seperti itu, menurutnya sudah biasa. Akhirnya emosi nya terpancing oleh hal seperti yang sedang zZadath lakukan saat ini.

'Lo pikir gue gak tau apa' bantin Mila.

Mila tersenyum picik, kemudian menghampiri Zadath yang ingin melakukan drama-nya.

"Mil, Mil sumpah deh perut gue sumilangeun." bohongnya pada Mila.

Mila tersenyum miring, bisa-bisa nya Zadath becanda saat-saat amarahnya sebentar lagi ingin meledak. "Piket gak lo, gausah banyak ngedrama!"

"Duh Mil, ini beneran sumpah perut gue sakit banget. Mules deh iya mules pengen ke toilet sebentar ya." bohong Zadath lagi, kini tangan kirinya memegang perut sambil menggebrukan meja menggunakan tangan kanannya.

"Basi cara boong lo anjir, pokoknya lo harus piket Za. Cepet deh gak ada penolakan!"

"Duh-duh beneran deh gue pengen ke toilet. Plis ya Mil, cant... aww sakit kuping gue nenek lampir!" rintih Zadath. Ia sebenarnya ingin berbohong lagi tapi tidak di hiraukan oleh Mila. Mila malah menjewer kuping Zadath sampai merah.

"Udah gue bilang drama lo basi Zadath yang ganteng ngalahin tukang sekuteng!" greget Mila lagi.

"Gak gue mau balik aja!" ucap Zadath, ia bersiap untuk berlari menuju pintu.

"ZADATH! Piket dulu gak! Besok gue jamin lo gak punya gigi. Gue retakin gigi lo nih!" toa Mila menggema di kelas ini, tangannya terkepal bak preman yang ingin menonjok lawannya.

"Dih galak amat!"

"Besok gue aduin lo ke Pak Fahrul, liatin aja!" ancamnya pada Zadath.

'Cewek emang demen banget jadi pengaduan sih, serem gue jadinya. Gak mau kalah banget, cih!'

"Untung cewek lo!" sinis Zadath pada Mila.

Zadath langsung saja hanya mengangkat meja untuk bukti bahwa ia sudah piket hari ini.

Thursday SweetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang