●●●
Upacara bendera di pagi ini berjalan begitu khidmat, tidak ada yang rusuh seperti senin-senin kemarin, karena sepertinya LASKAR tidak berbuat onar sekarang. Sedang taubat gaes!
Suasana di kelas Mipa3 sangat rusuh karena tidak ada guru.Alesha geram saat melihat teman-temannya ikut-ikutan ribut di kelas, memutuskan untuk duduk di teras kelas sembari membaca novel yang baru di belinya kemarin.
"Aaaanjim gerah gue pake dasi, duh sakit lagi leher gue." gerutu Evan dari arah lapangan sembari kesusahan membuka dasinya.
Saat ingin menuju kelas ia melihat Alesha sedang di teras, lalu ia duduk di sebelah Alesha yang sedang asik dengan novelnya.
Evan tersenyum lebar. "Aleshaaa." godanya.
Alesha melirik sekilas. "hm?" kemudian fokus lagi dengan novelnya.
"Shaa, bukain." ucap Evan lagi, sembari mencoba melonggarkan ikatan dasinya yang nampak makin kencang mengikat lehernya.
Alesha menutup novel yang tadi ia baca, lalu melihat ke arah Evan yang sedang cengar-cengir di sebelahnya. "Bukain apa Van?" tanyanya ketus, karena masih kesal dengan keadaan kelasnya yang berisik.
"Dasi gue."
"Sini,"
Alesha membukakan dasi Evan sembari mendumel. " Van kok pake dasinya gini sih?Susah di bukanya tau! Ini kekencengan ngiketnya!"
"Susah gimana sih?"
"Ini kok kaya di belit-belit terus di iket gini sih? Emang lo mau gantung diri Van? Oh gue tau deh lo mau bunuh diri kan, iya kan? Lagian pake dasi nya kaya gini!" Alesha tertawa kecil melihat Evan memasang wajah sepa di depannya.
"Di pakein si Zadath tuh!"
Alesha diam sebentar, saat nama Zadath di sebut Evan tadi, entah kenapa jantungnya takbiran saat ini.
"Sha?"
"Hm?"
"Lah kok lo diem?"
"Eh enggak." ia masih melanjutkan membukakan dasi Evan.
Evan teringat sesuatu, ia tersenyum jail." Sha, dapet salam."
"Dari?" tanya Alesha. Ia masih fokus sama dasi Evan yang bentar lagi ikatannya akan lepas.
"Yakin mau tau?"
"Iya, siapa sih?"
"Zadath."
Krek
"Anj..aww aduh sakit Sha. Uhuk-uhuk."
Alesha mengikat leher Evan dengan dasi yang tadi sudah sempat terlepas. Setelah itu, ia langsung berlari ke dalam kelas dengan muka merah merona.
'Evan sialan! Bundaaa Alesha deg-degan!'
○○○
Kantin onefee sedang ramai-ramainya saat ini, apalagi di kantin pojok belakang yang notabenenya penghuni anak-anak bandel, di situ juga ada Laskar.
Jreng jreng.
Malam ini malam terakhir bagi kita,tuk persembahkan rasa rindu di dada...
Suara petikan gitar Alka menggema di seantero kantin, membuat makhluk di sini mendumel tidak jelas. Antara kagum dan tidak suka tingkahnya Alka. Ganteng ganteng malu-maluin emang!
"Si Alka, kapan sih dia gak malu-maluin kita?" tanya Evan, ia menggelengkan kepalanya.
Firzi terkekeh. "Kan biasanya juga sama lo, kelakuan si ucing garong tetew!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Thursday Sweet
Teen FictionKita adalah satu perkara sederhana juga rumit yang belum sempat di aamiinkan semesta. -Azzadath Dannielo Gilbran- Semoga nanti kita bisa mengulang semuanya dengan sikap dewasa setelah sekian lama memperbaiki diri masing-masing. -Alesha Laurenza Arsh...