●●●
Kini Zadath sudah berada di depan rumah Alena, ia berniat menjenguk kekasihnya. Dengan membawa buah anggur dan pir kesukaan Alena. Saat Zadath memencet klaksonnya, satpam yang bernama Endo yang ia kenali itu membukakan pintu gerbang rumah Alena.
Pak Endo tersenyum lebar. "Eh nak Zadath, kok baru ke sini lagi? Non Alena-nya ada di dalam, silahkan masuk," Pak Endo mempersilahlan Zadath masuk. Zadath tersenyum kearahnya.
"Terimakasih Bapak," jawab Zadath sambil sedikit membungkukkan badannya.
Zadath berjalan menuju pintu, tetapi saat hendak memencet bell rumah Alena tiba-tiba saja ada orang yang mendahulukannya untuk membuka pintu itu dari dalam.
Krek
Pintu akhirnya terbuka. Zadath menatap datar ke arah pintu, ternyata Nayya yang membukanya. Cewek itu memutar bola matanya dengan malas.
"Mau ngapain lo kesini? Bukannya udah gak ada peduli-pedulinya ya sama Alen." sindir Nayya pada Zadath.
Zadath hanya diam, kini terdengar juga suara seseorang di dalam yang ingin menuju kepada mereka berdua.
"Nayyyy, Alen gak mau bubur. Dia pengen nya makan buah pir," ucap Sandra yang tiba-tiba saja datang dari dalam. Ia belum tahu kalau Zadath ada di sini juga, seketika ia menoleh ke arah cowok jangkung yang berdiri di luar rumah Alena tepatnya di balik pintu luar.
Sandra tersernyum, menyadari ada Zadath yang datang menjenguk. "Eh Zaa, masuk aja."
Nayya menoleh sinis ke arah Sandra. "Gak, lo gak boleh masuk! Alen masih butuh istirahat sama nenangin hatinya!"
Sandra menggelengkan kepalanya. "Nayy, segimana juga dia kan pacar Alen,"
"Alen yang bilang sih tadi! Pokoknya gak boleh!" ucap Nayya.Setelah mengatakan itu ia langsung masuk lagi ke dalam rumah Alena, membuat Zadath mengerutkan dahinya bingung.
Kenapa sih tuh cewek, gajelas banget.
"Yaudah Zaa, mending lo pulang ya. Gue takut Alen kenapa-napa nantinya. Bukan maksudnya gue ngusir lo Za, tapi-" mohon sandra terpotong karena kini Zadath menatapnya serius,
"Gue serius San, gue harus ketemu Alen sekarang!" ujar Zadath.
Sandra tampak bingung sendiri. Memang benar, sebenarnya Sandra tidak ada niatan untuk mengusir Zadath, malah kehadiran Zadath di tunggu-tunggu oleh Sandra untuk kesembuhan Alen.Tapi mungkin Alen berkata lain dan itupun membuat Sandra terpaksa harus mengusir kehadiran Zadath untuk tidak bertemu Alen dulu.
"Demi Alen kok Za," ucap Sandra lirih.
"Dia sama temen lo maunya apa sih?! Kalau bosen sama gue, bilang aja! Selama ini gue sayang sama temen lo. Tapi Alen sendiri? Seenaknya gitu kan? Kenapa maunya di ngertiin mulu? Gue capek San sama temen lo! Gini aja, nih kasih buah-buahan ini dari gue buat Alen, bilang sama dia cepet sembuh. Gue balik, makasih San," Sandra terdiam lama setelah Zadath berbicara seperti itu.
Apa gue sama Nayya terlalu berlebihan ya? Apa gue terlalu ikut campur sama hubungan mereka? Apa bener yang di ucapin Firzi sama Ferdy di kantin waktu itu?-batin Sandra.
"Bukan gitu maksud gue Za,"
Zadath tidak menghiraukan lagi, ia memutuskan untuk pulang saja. Tanpa berfikir panjang lagi Sandra langsung berlari ke kamar Alen untuk memberi buah pemberian Zadath tadi.
"Len nih makan buah fir sama anggur nya." ucap Sandra menyodorkan buah itu. Alen hanya mengangguk lalu mengambil buah yang belum di cuci itu.
"Lo dapet dari mana San? Cepat amat perasaan," ucap Alena pada Sandra .
KAMU SEDANG MEMBACA
Thursday Sweet
Dla nastolatkówKita adalah satu perkara sederhana juga rumit yang belum sempat di aamiinkan semesta. -Azzadath Dannielo Gilbran- Semoga nanti kita bisa mengulang semuanya dengan sikap dewasa setelah sekian lama memperbaiki diri masing-masing. -Alesha Laurenza Arsh...