●●●
"Boleh kalian bertiga, Zadath dan Alesha nyanyi saja Edgar yang bermain gitar."ujar Pak Hendrik membuat ketiga raga di depannya mengangguk pasrah.
Mampus, cinta segi tiga. Bentar lagi juga jadi piramida.
Kemudian dengan berat hati Edgar memetik gitarnya dan Alesha dan Zadath mulai menyanyi sesuai permintaan Alesha tadi.
Tidak ada yang aneh, suara Zadath dan Alesha tidak fals fals amat, tapi tidak sebagus anak band juga.mereka semua menikmati canda tawa, hiburan, dan semuanya dengan bahagia bahkan terlihat semua tertawa lepas saat Alesha lupa lirik dan di bantu oleh Zadath. Edgar? Hanya memasang muka datar setelah melihat Zadath dan Alesha nampak akrab.
Sesudah acara api unggun selesai, semua murid di persilahkan istirahat di tenda masing-masing. Ketika Alesha ingin melangkah pergi menyusul teman- temannya Zadath sedikit berbicara."Lo hati-hati ke tendanya udah malem banget soalnya, tidur jangan banyak ngayal."
Alesha menoleh. "Sotau banget lo. Gue gak suka ngayal!"
"Alah,"
"Rese banget lo, IHH!"
Zadath tersenyum senang, entah mengapa ia tidak suka jika Alesha dekat-dekat lagi dengan Edgar. Entah takut Alesha kenapa- napa entah ia suka pada Alesha ia tak peduli, bahkan menepis jauh-jauh rasa kepada Alesha. Sebenarnya ia sudah punya rasa ketika pertama kali melihat Alesha tapi ia tidak yakin akan jatuh cinta pada perempuan itu.
○○○
Pagi yang cerah, di baluti awan biru membuat suasana di hutan ini cerah seperti senyuman setiap orang yang berlalu lalang sibuk dengan kegiatan masing-masing nya.
Alena, Nayya dan Sandra pun menghampiri Denna yang sedang sendiri di bawah pohon besar, ini kesempatan untuk melabrak. dasar tukang labrak!
"Ekhm." Nayya berdehem membuat Denna yang sedang menikmati pop mie yang baru di masaknya itu menoleh.
"Sini lo!" Sandra nampak siap menerkam umpannya.
"Iya, ada apa kak?" tanya Denna sopan, karena tau ia sedang berhadapan dengan kakak kelas, sekarang ini.
"Ada apa lagi! Lo deket sama Zadath kan?jawab!" pertanyaan skak untuk Denna seperti, desakan tepatnya.
"I-iya kak, emm ke, ke-kenapa ya?" jawab Denna menunduk, menatap pop mie yang ia pegang sedari tadi.Tubuhnya bergetar hebat, panas dingin juga.
"Simpen pop mie lo!" bentak Nayya,
Melihat Denna tidak juga menyimpan pop mie nya Nayya merampas pop mie itu dengan sekali cekalan. "Lo tuli apa gimana?!"
Denna masih menunduk tidak berani, Alena tersenyum kecut. "Sejak kapan lo dekat sama Zadath? Ohh jadi elo yang nikung gue sampai Zadath berubah! Bagus banget. gue suka gaya lo, iya sebagai dekel kurang ajar. Berapa sih nyali lo? Berani ngerebut Zadath dari gue? Liat gue, adik kelas terhormat!" Alen mengangkat dagu Denna agar ia mendongkakan kepalanya dan melihat sorot mata Alenna yang sedang berapi-api.
"Gue Alenna, kelas DUA BELAS dan lo?Haa, baru kelas sebelas aja udah berani- beraninya jadi penikung. Masih bocah ingusan jangan belagu lo!" bentak Alen dengan nada begitu marah.
"Atas dasar apa lo jadi penikung?!"timpal Nayya yang sedang memakan pop mie Denna, yang tadi ia rebut paksa di tangannya.
Nah ya melihat wajah Denna yang sekilas melihat pop mie nya. "Gue makan ini karena gue kasian sama lo, mending ini makanan berakhir di perut gue daripada di muka lo!" lanjut Nayya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Thursday Sweet
Teen FictionKita adalah satu perkara sederhana juga rumit yang belum sempat di aamiinkan semesta. -Azzadath Dannielo Gilbran- Semoga nanti kita bisa mengulang semuanya dengan sikap dewasa setelah sekian lama memperbaiki diri masing-masing. -Alesha Laurenza Arsh...