●●●
"SEMUAA SIAPP DI GOYANGG?" teriak Firzi di belakang bis 15 memakai wireless microphone dengan volume kencang.
"Firzi kecilkan suara kamu!" omel bu Syahnaz tidak terima bis 15 jadi berisik gara-gara suara si biang kerok kelas 12.Ips4 itu.
'Untung aja gak teriak. Kalo teriak, banjir- banjir tuh bis kecipratan liur bu Syahnaz, kuah jengkol dasar! Ih ngeri gue.' batin Firzi.
"Lah bu kan biar gak garing," ucap Firzi masih menggunakan wireless micraphone -nya.
"Terserah kamu lah, saya pusing denger kamu ngoceh!" pasrah bu Syahnaz sambil menggelengkan kepala. Pusing dengan anak itu.
"Semuaanya siap di goyanggggg? Seperti mati lampu yaaa sayang, seperti mati lampu...."
"Cinta ku padamu ya sayang, bagai malam tiada berlalu..." lanjut Sehgie, ceritanya sebagai artis bintang tamu kedua setelah Firzi.
Ketika nyanyian berlangsung murid laki- laki di belakang bis terlihat asik bergoyang dan menggoda pujaan hatinya yang sekelas dengan mereka. Sedangkan yang perempuan ada yang diam saja, ada yang asik juga ada yang sibuk masing- masing dengan handphone nya, ada yang mendumel karena terlalu berisik.
"Len, tanya ke Firzi aja tentang si anak bahasa itu sama mantan lo! Dari pada penasaran terus, hayo?" celetuk Nayya yang sedang duduk di samping Alena.
"Bener juga sih." timpal Sandra sambil memasukan sisa biskuit keju yang di bawanya ke dalam paper bag berlatarkan kartun tedy bear itu.
"Oke, kalau gitu gue panggil Firzi dulu deh," ucap Alena, kemudian di beri anggukan mantap oleh kedua temannya.
"FIRZIIIII!" panggil Alena, Firzi yang merasa dirinya di panggil pun memberhentikan nyanyiannya.
"Eh ketek dugong pegang nih mic, gue ke bu Presiden dulu bentar." ucap Firzi memberi mic nya ke Sehgie.
Sehgie yang tidak terima di panggil ketek dugong itupun mengomel. "Punya temen kek pantat sapi amat, ganti-ganti nama orang mulu lo, nama gue bagus nih, Sehgie Alvaro!"
"Ribet lo gi, ah beperan." jawab Firzi, kemudian ia menepuk pelan bahu Sehgie dan setelahnya berjalan ke arah Alena.
"Apa Len?" tanya Firzi pelan, lalu berjongkok di sebelah bangku Sandra, tempat duduk paling ujung di bis.
"Bener ya, tentang Zadath sama Alesha?" tanya Alen, nada bicaranya seperti sedang cemburu.
"LO MASIH SAYANG LEN SAMA MANTAN?!" dengan kurang ajar dan gada akhlaknya Firzi berteriak, membuat ketiga cewek yang duduk di bangku bis itu melotot bersamaan kearahnya.
"Jangan teriak jugaa dong!" protes Sandra dengan raut wajah gregetan. Firzi kaget mendengarnya, langsung saja ia cengengesan.
"Tau si Firzi ih," timpal Nayya ikut ikutan,kesel.
"Zi ih jangan teriak dong, iya gue masih gagal move on ke diaa," ucap Alena jadi kesal.
Firzi tidak bisa begini, jika Alena sudah ngambek kek gini, bisa-bisa gak ada kalkulator berjalan lagi entar yang berbaik hati untuk ia salin tugas yang belum ia kerjakan ke bukunya sendiri, lebih tepatnya jarang mengerjakan tugas.
"Ya maaf Len, abisnya kaget gue. Setau gue gak deket sih cuma kenal aja."
"Beneran?"
"Iyaa bener, masa gue boyongan sih!" jawab Firzi. Mencoba bercanda agar Alena tidak ngambek lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Thursday Sweet
Fiksi RemajaKita adalah satu perkara sederhana juga rumit yang belum sempat di aamiinkan semesta. -Azzadath Dannielo Gilbran- Semoga nanti kita bisa mengulang semuanya dengan sikap dewasa setelah sekian lama memperbaiki diri masing-masing. -Alesha Laurenza Arsh...