Masih tak percaya dengan keadaan jika aku telah bertemu dengan sultan teman kecilku yang selama 12 tahun ini terpisahkan tanpa sedikit pun kabar tedengar tentang ia.
Tak terasa aku pun tertidur pulas dengan posisi yang tidak bersusun rapi di atas kasur karena hari ini sangat lah melelahkan bagiku akibat pelanggan yang ramai membuatku repot dengan sendirinya.
*****
Hari-hari seperti biasanya ku jalani dengan penuh semangat. Tak terasa sudah satu bulan aku berada di jakarta 'rindu keluarga' satu kata yang ada didalam hatiku. Walaupun aku sudah akrab dengan keluarga yang ada di rumah rusun ini akan tetapi kurang bagiku jika tak ada keluarga disampingku.
"Halo buk, bagaimana kabar ibu?" Tanyaku kepada ibu melalui via telephone
"Baik nak, kamu disana apa kabar?"
"Alhamdulillah baik juga buk, kabar yang lainnya juga baik kan buk"
"Iya nak kami disini baik semua, kamu disana jaga diri ya jangan telat makan dan kalau tidur pintu nya kunci terus kompor kalau sudah masak jangan lupa di matiin" nasihat ibu
"Iya bu pasti itu, makasih udah di ingetin"
"Oh iya nanti suruh kakak kirim nomer rekening soalnya mila mau transfer uang buat keperluan keluarga kebetulan mila baru gajian bu"
"Ehh gak usah nak biar di simpan buat keperluan kamu aja"
"Gak apa apa kok buk, lagian uang nya kebanyakan buat mila"
"Yaudah nanti ibu suruh kakak mu kirim nomer rekening nya, makasih ya nak kamu baik baik disana ya"
Lagi-lagi aku menangis saat mendengar kata ibu tadi, aku kangen bu hatiku berkata.
"Iya, ibu dan keluarga juga baik baik di sana"
"Assalamu'alaikum" kataku yang mengakhiri telephone dari ibu.
Merantau dan bekerja jauh dari keluarga tidak lah mudah, sulit bagiku untuk menahan rasa rindu ini tetapi demi keluarga gigih ku tak akan pernah luntur.
Toktok.. suara ketukan pintu membuatku langsung menghapus air mata dan membuka pintu
"Tante.. ini ada makanan dari mama, katanya buat tante sarapan" sodor anak kecil yang membawakan plastik berisikan makanan.
Memang benar kata rio kalau penduduk yang ada disini sangatlah ramah dan baik hati, aku memang sudah sering di antar makanan oleh penduduk disini kadang aku disuruh datang ke rumah nya untuk makan malam.
"Bilang sama mama terima kasih ya" ucapku sambil mengelus puncak kepala anak kecil yang masih berumur 3 tahun itu.
"Iya tante, ica pulang dulu" dia pun pergi dari hadapanku sambil berlari kecil.
Aku hanya tersenyum melihat anak itu seketika aku kangen dengan adi bungsu ku yang kira-kira umurnya sama dengan ica tadi.
"Hey kok ngelamun sih" ucap rio yang memecahkan lamunku
"Ah, enggak kok tadi cuma ke inget sama adik gue yang masih seumuran sama kayak ica" senyumku kepada rio yang kini tengah ada di hadapan ku
KAMU SEDANG MEMBACA
Myidols Is Saaih (Hiatus)
Teen FictionHy SaSquad💚 disini Author akan buat cerita yang berbeda terhits terkece dan terkeren (upss itu yelyel nya bang atta)kita akan menceritakan yang pemerannya berkaitan dengan Saaih halilintar GenH ke-6 sedikit deskripsi cerita yang akan di buat . seor...