" ya ampun aku seneng banget deh hari ini, bisa ngabisin waktu seharian sama kamu" ucap ku kepada sultan saat sampai di halaman bawah kostanku.
"Baguslah deh kalau kamu seneng.."
"Dan tugas ku untuk buat kamu senang udah selesai" lanjut sultan.
"Maksud kamu apa" perkataan sultan membuatku bertanya-tanya dalam hati apa sultan mau ninggalin aku untuk yang kedua kalinya?
"Emm.. sebenar nya"
"Apa sultan kalo ngomong yang jelas dong" pintaku
"Dengerin aku baik-baik, jangan jawab perkataan ku sebelum aku selesai bicara"
Aku mengangguk dengan pelan
"Sebenarnya berat bagi aku untuk bilang ini ke kamu, tapi waktu lah yang memaksa ku untuk bicara jujur ke kamu"
"Sebelum kita ketemu bulan lalu, aku dan keluargaku memutus kan untuk pindah ke luar negeri karena aku di terima disalah satu universitas yang ada di sana.."
"Namun takdir berkata lain, saat aku telah memutuskan untuk pindah keluar negeri aku malah di pertemukan dengan wanita yang selama ini aku cari, aku bimbang harus memilih yang mana. Disisi lain mama sangatlah menginginkan aku untuk kuliah di luar negeri.."
"Orang tuaku sangat antusias dengan hal itu, bahkan papa harus berhenti bekerja sebagai menejer perusahan ditempat dia bekerja hanya ingin ikut bersamaku ke luar negeri dan memilih untuk membuka usaha di sana"
"Aku bingung mana yang harus aku pilih, jujur aku gak mau kehilangan kamu untuk yang kedua kalinya. Aku sayang sama kamu dan aku mau selalu ada di dekat kamu saat suka dan duka, tapi aku bisa apa mil. Gak mungkin aku ngorbanin perjuangan orang tua aku hanya demi kamu orang yang aku cintai.." air mata yang lama terbendung kini akhirnya keluar dengan deras, tidak tega rasanya melihat sultan menangis seperti ini.
"Kamu taukan ridho orang tua adalah bekal dari kesuksesan kita" tanya sultan padaku.
Aku hanya menganggukan kepala, bibirku bungkam enggan berkata apa apa. Rasanya mau berteriak sekencang kencang nya alangkah begini nasib ku tuhan, kau berikan sedikit kebahagian namun kau berikan aku bertubi tubi kesedihan.
Aku tak mau egois, aku tau bagaimana perasaan sultan saat ini. Dia berada di ujung jurang yang entah kemana lagi dia ingi berjalan.
"Aku gak apa-apa kok sultan, aku ngerti dengan perasaan kamu sekarang dan aku tak mau menjadi orang yang egois hanya ingin memaksakan kehendak ku" ucapku menenangkan sultan yang kini menenggelamkan kepalanya di stir mobil.
"Aku yakin suatu saat nanti kita bakal ketemu lagi dengan keadaan kamu telah menjadi orang yang sukses begitu pula denganku.."
"Kamu gak usah pikirin aku, lakuan semua yang harus kamu lakukan demi kebahagiaan orang tua kamu dan aku. Kamu juga gak perlu khawatirin aku karena aku ada rio yang bisa ngejaga aku selama 24 jam. Sekarang kamu yang harus dengar aku baik-baik" ucapku sambil memegang kedua pipi sultan.
"Aku sayang sama kamu tapi aku gak seperti orang lain yang egois hanya karena rasa sayang maka orang itu akan meninggal kewajiban nya sebagai seorang anak yang patuh kepada orang tua. Sekarang kamu bisa kok pergi ke luar negeri dengan tenang, dan kamu percayakan dengan takdir, sejauh apapun jarak kita kalau sudah ditakdirkan untuk berjodoh maka kita akan di pertemukan lagi" kataku menatap kedua mata sayup sultan.
"I-iya aku percaya itu, kamu harus jaga diri baik-baik" senyum sultan terlukis di bibirnya.
"Yaudah aku pulang, kamu hati-hati di jalan" mungkin itu kata terakhirku untuk sultan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Myidols Is Saaih (Hiatus)
Fiksi RemajaHy SaSquad💚 disini Author akan buat cerita yang berbeda terhits terkece dan terkeren (upss itu yelyel nya bang atta)kita akan menceritakan yang pemerannya berkaitan dengan Saaih halilintar GenH ke-6 sedikit deskripsi cerita yang akan di buat . seor...