1872, hari ke-1, Tanah Barat Verdoras, Baharna.
Seorang ibu harus menyelamatkan anaknya apa pun yang terjadi meskipun nyawa taruhannya. Helena Sanderling adalah seorang wanita yang tidak berhasil menyelamatkan putri tercintanya. Sekarang ia hidup dalam penyesalan dan bayang-bayang masa lalu yang tidak terlupakan.
Helen adalah seorang ibu muda berambut hitam panjang sedikit kemerah-merahan yang selalu diikat ke belakang, bermata cokelat, dan berkulit putih agak kemerah-merahan. Dia adalah Pejalan Waktu, orang yang kembali ke masa lalu untuk melindungi, membunuh, atau menciptakan situasi yang memungkinkan masa depan cerah. Tujuan utama Pejalan Waktu adalah menyempurnakan rantai masa depan dengan mengubah masa lalu.
Untuk seorang Pejalan Waktu, Helen sudah tinggal cukup lama di masa lalu. Ia adalah kesalahan; ia dikirim jauh sebelum waktu yang ditentukan. Selama tinggal di masa lalu, Helen menemukan kehidupan baru bersama suami dan anaknya. Namun suatu ketika ia kehilangan semuanya. Tidak satu pun dari mereka berhasil diraihnya. Suami dan anaknya tidak selamat.
Setelah putus asa melakoni hidup untuk menyelamatkan yang telah tiada, Helen berencana pergi ke benua seberang untuk mencari petualangan dan kehidupan baru.
Helen sudah siap berangkat. Semua pakaian sudah dimasukkan ke dalam tas, bekal sudah disiapkan dengan baik, dan yang tersisa adalah mandi. Setelah membersihkan tubuhnya dan mendapatkan handuk, ia pergi ke kamar. Ketika berjalan ke ruang tamu, ia dikagetkan dengan seseorang yang menerobos rumahnya tanpa izin darinya.
"Ivan!" kaget Helen. "Apa yang kau lakukan di sini?"
Dia adalah pria tua berambut cokelat panjang dengan wajah seperti orang mabuk. Janggut dan kumis pendek menambah garang penampilan pria itu.
"Tidak ada," kata Ivan. "Apa kau masih bisa menggunakan tangan-tanganmu untuk sesuatu yang akan mengguncang alam semesta?"
"Maaf, aku tidak bisa menolongmu," kata Helen sambil memakai baju dari balik pintu kamarnya. "Aku akan pergi ke Gilan untuk memulai semuanya. Dan mungkin tidak akan pernah kembali lagi,"
"Apa kau masih menginginkan Melodi kembali?" tanya Ivan.
"Tentu saja aku masih!" bentak Helen. "Setiap detik yang terlewat dalam hidupku, kuhabiskan untuk memikirkan bagaimana cara mengembalikannya,"
"Lalu, kenapa kau lari?"
"Karena aku telah sadar bahwa putriku tidak bisa diambil begitu saja. Itu terlalu sulit, bahkan untuk keadaanku saat ini," kata Helen. "Aku hanya ingin melupakan semuanya. Lagi pula, apa yang bisa kulakukan di tempat ini?"
"Kau bisa bekerja untukku," kata Ivan. "Kau tahu, sang Adam telah pergi dari Zena Vana. Kutahu bagaimana cara mendapatkannya. Namun yang menjadi pertanyaan adalah sang Hawa, apa kau bersedia mengambilnya?"
"Dengarkan, dan baca bibirku baik-baik, aku tidak akan membunuh siapa pun lagi meskipun itu berkaitan tentang Melodi. Sudah cukup aku melihat darah tumpah sia-sia di hadapanku," kata Helen sambil mengunci pintu dan perlahan pergi meninggalkan Ivan. "Aku telah membulatkan niatku untuk keluar dari Verdoras dan mencari kehidupan baru,"
"Bagaimana jika aku berkata, aku mempunyai lembaran Buku Keabadian, halaman tentang waktu," kata Ivan. "Apa itu membuatmu tertarik?"
Langkah Helen terhenti setelah mendengar bunyi kesempatan yang Ivan tawarkan. Walaupun hanya beberapa atau mungkin hanya satu lembar kertas Buku Keabadian, kekuatannya masih sangat hebat jika digunakan dengan benar.
"Bagaimana kau mendapatkannya?" tanya Helen.
"Anggap saja aku tahu seorang pria, yang tahu seorang pria, yang tahu seorang wanita, yang memiliki banyak lembaran kertas Buku Keabadian di tubuhnya," kata Ivan. "Aku bisa mendapatkan lembaran itu untukmu jika kau menerima tawaranku,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Dua Sisi: Zaman Baru (TAMAT)
FantasiaDi suatu jajaran vana (istilah untuk planet-planet) yang lain, hiduplah dua sosok legendari yang disebut Adam dan Hawa. Jika keduanya "dinikahkan", pihak ketiga yang mempersatukan mereka berdua memiliki satu permintaan bebas. Andre Vellanhar dan Anb...