Ketika Andre dan teman-temannya sedang bergembira ria di kuda mereka, Marko terlihat waspada dengan bola mata yang senantiasa ke kanan dan ke kiri. Tiba-tiba, Marko menghentikan laju kudanya seraya memerintah, "Berhenti, jangan bergerak. Kita sedang diawasi,"
Ketika mereka berhenti, tiba-tiba, seorang pria tua muncul tidak terduga di hadapan mereka. Pria tua itu hampir botak; hanya memiliki beberapa helai rambut hitam saja yang tersisa di samping kanan dan kiri kepalanya. Dia adalah Haegil, kulitnya putih seperti mayat, bermata hitam, dan di sekitar matanya terdapat bercak putih sebesar kelereng. Dia mengenakan seragam yang tidak biasa. Andre ingat seragam hitam itu adalah milik Batalion Relamyr dari Zena Vana.
"Siapa kau?!" tanya Regald.
"Namaku Parson Kimler dari Zena Vana," katanya.
"Sepertinya kau jauh dari rumah, teman," kata Marko. "Mengapa kau juga tidak menunjukkan teman-temanmu yang sedang bersembunyi?"
"Mengagumkan," kata Parson. "Aku tidak akan meremehkan Alchi lagi,"
"Apa yang kau mau?" tanya Regald.
"Atas nama Kaisar Tanah Utara Verdoras, adik dari Lhamar Hyme, Penguasa Laut Ayar, Dashar Hyme, aku diperintahkan untuk membawa Adam ke Kota Ghoter, ke hadapan Kaisar," kata Parson. "Aku tidak akan menghalangi jalan kalian setelah menyerahkan Andre kepadaku,"
"Itu tidak akan pernah terjadi," kata Marko.
"Sayang sekali, tapi itu sudah terjadi," kata Parson sambil mengangkat tangan untuk memberi tanda.
Tiba-tiba, keluar banyak orang yang berseragam sama dengan Parson dari samping kanan dan kiri. Mereka menembakkan Naeli, siput beracun yang dapat membuat orang tertidur sementara. Siput itu hanya sebesar kelereng dan sangat ringan sehingga bisa ditembakkan dengan cara ditiup dari bambu kecil.
"Benda apa ini?!" tanya Noura.
"Ini sangat lengket," kata Ari. "Tidak bisa dilepas...,"
Regald dan Noura terkena siput kecil itu di bagian leher, sementara Ari terhinggapi di keningnya. Marko terkena di perutnya yang terlindungi baju. Andre berhasil menghindar dan berlindung di balik kuda. Regald mulai pusing dan hilang keseimbangan. Dia pun jatuh lemas dari kudanya. Matanya masih terbuka, tetapi tubuhnya tidak bisa bergerak. Tidak hanya Regald saja, tetapi Ari dan Noura juga.
"Kurang ajar!" bentak Marko. "Beraninya kau!"
Marko memuntahkan semua makanan yang ditelannya pada hari itu. Meskipun tidak kuat akan pusing dan kantuk, ia turun dari kuda dan menghunuskan pedangnya untuk diayunkan ke arah Parson. Namun Parson dengan mudah mengelit dan menjatuhkan Marko ke tanah. Ketidakseimbangan berjalan dan rasa kantuk yang luar biasa membuatnya kalah dalam pertarungan.
"Kau masih terlalu muda untuk melawanku," kata Parson.
Perlahan mata Marko diselimuti kegelapan. Otot-otot tangannya tidak mampu menjimbit pedang yang jatuh. Semua orang sudah masuk ke jebakan Parson. Semua orang tertidur kecuali Andre yang masih bersembunyi di balik kuda yang tertidur pulas.
Karena tahu tidak bisa lari lagi, akhirnya Andre mengambil keputusan. Sambil bersujud di hadapan Parson, Andre memohon, "Jangan bunuh teman-temanku. Bawa aku pergi, tapi jangan bunuh teman-temanku. Aku menyerahkan hidupku. Aku akan ikut denganmu tanpa melawan, tapi jangan sakiti mereka. Tolong jangan bunuh mereka!"
"Kau tidak mempunyai kuasa untuk tawar-menawar denganku," kata Parson sambil tersenyum. "Aku mempunyai sekitar dua ratus pasukan dengan persenjataan lengkap siap menyerang sesuai perintahku, sementara kau tidak mempunyai apa-apa...,"
"Tolonglah. Aku tidak akan meminta yang lain," mohon Andre sambil merangkak ke arah Parson. "Jangan bunuh mereka, aku mohon, aku mohon...,"
Tangan Parson terangkat ke udara. Tiba-tiba, salah satu prajurit menembakkan Naeli tepat di leher Andre. Andre pun perlahan gugur dan tertidur sama seperti teman-temannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dua Sisi: Zaman Baru (TAMAT)
FantasiaDi suatu jajaran vana (istilah untuk planet-planet) yang lain, hiduplah dua sosok legendari yang disebut Adam dan Hawa. Jika keduanya "dinikahkan", pihak ketiga yang mempersatukan mereka berdua memiliki satu permintaan bebas. Andre Vellanhar dan Anb...