Boston, Massachusetts
November, 2006Maggie mengangkat telepon di kantornya dan sengaja menghubungi langsung ke ponsel Judd untuk menghindari kemungkinan kalau Dale yang mengangkat teleponnya. Setelah melewati tiga nada dering, teleponnya diangkat dan suara Judd yang halus terdengar di seberang.
"Judd Keller. Dengan siapa aku bicara?"
"Detektif Keller, ini Maggie Russell aku ingin mendiskusikan sesuatu denganmu. Ini tentang Kate."
"Apa sebaiknya aku datang ke sana?"
"Ya. Aku ada di kantorku, dan kau bisa datang sore ini."
"Baik. Aku segera kesana."
Sambungan telepon ditutup. Sembari menghela nafas, Maggie menyandarkan punggungnya di atas sofa. Masalah demi masalah yang menumpuk telah membuat pikirannya tidak bisa berhenti bekerja dan mengambil waktu rehat barang semenit-pun.
Semalam, Maggie tidak bisa tidur karena memikirkan kegamangan perasaannya terhadap Dale juga Kate yang belum ditemukan. Pagi ketika Maggie pergi bekerja, Harry menghubunginya mengatakan kabar kalau Maggie tidak bisa membatalkan pertemuan penting yang telah dijadwalkan untuk esok hari dan lusa. Seolah hal itu belum cukup, ia harus menghadapi gangguan lain dari para pegawainya yang bergosip tentang putri bungsu Bill Russell yang belum juga ditemukan.
Rasanya Maggie ingin menjauh dari dunia saat itu juga dan pergi ke suatu tempat dimana ia bisa menemukan ketenangan. Tapi Maggie tahu bahwa ia tidak bisa menghindar dan rambutnya akan beruban lebih cepat jika ia terus bertahan dalam situasi itu.
Setelah memilih beberapa dokumen penting dan menandatanganinya dengan cepat, Maggie menumpuk kertas itu di atas meja kemudian meraih mantel yang tergantung di tiang besi. Maggie berniat untuk mengambil waktu rehat dan pergi ke restoran siap saji yang menyediakan hidangan pencuci mulut terbaik, ketika pintunya dibuka dan Hart memunculkan diri dari balik sana dengan plastik besar berisi sekotak pizza dan dua kaleng coke kesukaan Maggie.
Laki-laki itu langsung memilih tempatnya di sebuah sofa polos berlengan dan melambaikan tangan ke arah Maggie.
"Maaf aku tidak sempat memberitahumu, tapi duduklah! Aku ingin bicara dan kita bisa menikmati makan siang bersama-sama."
Menolak Hart adalah sesuatu yang sia-sia. Maggie tahu betul sifat keras kepala sepupunya itu dan memilih untuk menggantung kembali mantel di tiang besi kemudian bergabung dengan Hart di sofa seberang untuk menikmati makan siang. Sejujurnya Maggie sedang tidak berselera untuk makanan berat, tapi aroma Mozarella yang meleleh di atas pizza berukuran besar dan aroma sayuran berbau segar telah mengundangnya untuk mengambil potongan besar pizza itu dan melahapnya dengan cepat. Lagipula, Maggie belum makan apapun sejak semalam dan perutnya sudah sangat keroncongan.
"Terima kasih untuk pizza-nya," kata Maggie seteleh menelan potongan besar pizza. Ia menerima coke pemberian Hart kemudian mendorong makanan itu dengan minuman yang paling disukainya.
Hart makan dengan lahap. Laki-laki itu bahkan tidak memberi jeda untuk bernafas. Dan setelah puas dengan makanannya, Hart duduk di atas sofa dengan santai sembari memusatkan perhatian penuh pada sepupunya. Ia mengerutkan kening dan menyipitkan kedua matanya setelah melihat bagaimana Maggie membuat tampilannya hancur berantakan."Apa yang terjadi padamu?" Hart menunjuk pada lingkaran hitam di bawah mata Maggie dan rambut Maggie yang disusun berantakan, tidak seperti biasanya. "Kau kelihatan kacau Maggie."
"Aku pikir kau mengerti apa yang kualami ketika kepolisian belum juga menemukan Kate." Maggie melambaikan tangannya di udara. "Lupakan saja! Apa yang ingin kau bicarakan?"
![](https://img.wattpad.com/cover/184204571-288-k697675.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Boston Highway (seri ke-1) PULCHRITUDE
Mystery / ThrillerBoston, Massachusetts, digemparkan oleh penemuan dua korban pembunuhan yang diletakkan dalam peti mayat dengan kondisi yang siap untuk dikuburkan. Setiap korban memiliki ciri identik yang sama: muda, atraktif, berambut pirang dan memiliki warna mata...