Bab 2

1.1K 128 9
                                    

Boston, Massachusetts
Desember, 2006

Kediaman seorang pendeta bernama Jake Olin telah dipenuhi oleh kerumunan massa yang berusaha mengambil gambar pasca ditemukannya sebuah peti mati yang diletakkan seseorang di tanah kosong seluas dua puluh meter yang terletak di sekitar rumah sang pendeta.

Saat fajar, sang pendeta mengaku bangun dan berniat untuk menyiram tanaman di kebunnya sebelum ia melihat sebuah peti mati tergeletak di sana. Ia tidak mengingat pernah meletakkan sebuah peti mati di sana. Dan di dorong oleh rasa penasaran, sang pendeta membuka peti itu kemudian ia dikejutkan oleh sosok mayat yang tergeletak di dalamnya.

Hal pertama yang dilakukannya adalah mencari seseorang untuk meminta bantuan. Saat itu langit masih gelap dan kebanyakan dari para tetangganya baru bangun saat matahari terbit di atas kepala. Tidak ada seseorang yang berkeliaran. Dengan tubuh bergetar, Jake Olin akhirnya memutuskan untuk menghubungi polisi.

Rumahnya langsung dipenuhi oleh mobil aparat dan ambulans juga awak media yang mengambil liputan khusus di sekitar sana. Jake Olin masih duduk tenang di rumahnya bahkan ketika keributan di luar pecah akibat berita itu tersebar di seluruh kompleks. Orang-orang berusaha menerobos masuk untuk menyaksikan secara langsung mayat di dalam peti yang ditemukan di rumah sang pendeta, tapi pihak kepolisian telah memblokade lahan kosong itu sebagai TKP. Tiga orang polisi ditugaskan untuk memundurkan awak media dan sejauh ini, segalanya masih terkendali.

Jake Olin duduk berjam-jam di ruang depan rumahnya yang segera dipenuhi oleh lebih dari tiga orang polisi di sana. Gerard O'Neill sebagai sheriff ikut hadir untuk mendengar kesaksian Jake. Peter Jennings ditemani oleh rekannya Jesse Owens sebagai pemimpin penyelidikan duduk berhadap-hadapan dengan Jake. Salah seorang dari mereka terus mencatat semua kesaksian yang diberikan Jake. Sementara itu, Carl Sagan yang saat itu bertugas sebagai kepala keamanan di kompleks-nya, berdiri di sudut ruangan sembari menatap ke luar jendela untuk mengawasi keadaan.

"Jadi, kau bangun pukul lima lalu kau keluar untuk menyiram tanaman dan kau menemukan peti itu tergeletak di lahan kosong." Peter mengulangi apa yang dikatakan Jake sebelumnya dan Jake membenarkannya dengan cepat. Pria berusia akhir lima puluhan itu tampak lemas setelah menghadapi menghadapi kekacauan yang terjadi di sekitarnya.

"Ya," sahut Jake.

"Kapan terakhir kali kau mendatangi lahan kosong itu?"

"Malam sebelum aku tidur."

"Pukul berapa?"

Jake tertegun cukup lama saat ia berusaha mengulang kembali ingatannya. "Sekitar pukul sebelas."

"Apa kau melihat orang yang berkeliaran di sekitar rumahmu pada pukul sebelas?"

"Aku melihat Julia Green."

"Siapa Julia Green?"

"Dia seorang tetangga yang menempati bangunan di depan rumahku. Usianya sudah tujuh puluh tahun dan dia mengalami masalah kejiwaan. Dia sering berkeliaran di halaman rumahnya pada malam hari."

Peter mengangguk kemudian mencatat informasi itu dengan cepat. Rekannya Jesse kemudian melanjutkan. "Ada orang lain selain Julia Green yang kau lihat malam itu?"

Sang pendeta terdiam lagi untuk mengingat kemudian ia menyuarakan isi pikirannya.

"Aku tidak yakin. Tapi aku melihat sebuah Toyota hitam terparkir di dekat lahan kosong itu."

"Sebuah Toyota hitam?" Jesse mengulangi.

"Ya."

"Sejak pukul berapa?"

"Aku melihatnya pada pukul sepuluh. Mobil itu terparkir di sana cukup lama."

"Apa kau melihat seseorang yang mengendarainya?"

Boston Highway (seri ke-1) PULCHRITUDETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang