Kata orang, cinta itu rumit.
Kata orang, cinta cuma bikin pusing.
Dan kata Ravi Miraldi, cinta benar-benar menjengkelkan.
Melihat bagaimana banyak kegagalan kisah cinta orang-orang di sekitarnya, cowok yang akrab dipanggil Ravi itu seperti membentengi dirinya untuk mengenal lebih dalam tentang cinta. Dua kakak cewek yang sering menindasnya sudah cukup membuat Ravi jengkel setiap hari, semua serba Ravi dan apa-apa harus Ravi. Lupakan anggapan mengenai cowok tampan yang akan selalu mujur dalam urusan percintaan, nyatanya Ravi Miraldi kurang beruntung dan selalu sial. Di awal mungkin ia setiap saat berpikir hidupnya akan baik-baik saja meski sendiri, tapi akhir-akhir ini Ibunya begitu gencar memberinya tuntutan untuk segera menikah. Lalu sekarang, tawaran untuk menjalin suatu hubungan dengan beratas namakan perjodohan seperti mimpi buruk bagi Ravi.
"Kalian kelihatan cocok."
Apanya yang cocok?
Kenal saja baru, bertatap muka saja baru.
Ravi memandangi wajah manis cewek yang digandang-gadang Ibunya sebagai calon menantu. Kelihatan masih anak-anak, tapi tubuhnya sama sekali tidak bisa dikatakan anak-anak. Perkiraan umurnya masih belasan, Ravi bisa melihat jelas reaksi malu-malunya. "Yuki ini baru masuk kuliah Nak Ravi, jurusan Teknik Elektro."
Yakin nih? Kok ngeri.
Tampilannya feminim, sangat bertolak belakang dengan jurusan yang dia ambil.
"Nggak masalah Bu Adel, anak saya orangnya nggak begitu mempermasalahkan hal seperti itu. Lagi pula, memang sudah waktunya Ravi menikah."
Ibunya apa-apaan sih?
Diam-diam Ravi meliriknya jengkel, ternyata menjadi anak bungsu tidak selamanya menjadi hal baik. "Kalau boleh tahu, Ravi usianya berapa?"
"Dua puluh delapan, Om."
"Selisi sepuluh tahun berarti." Cukup matang, mapan, siap kawin. Alangkah baiknya jika semua orang tidak membuat Ravi terkena darah tinggi lantaran merasa telah terintimidasi. "Kalau gitu Om jadi lega, setidaknya di usiamu sekarang kamu bisa mengayomi Yuki."
Mati.
"Langsung ke intinya saja." Maunya apa? Ravi semakin menggigit bibir tatkala suara Ayahnya menginterupsi. "Yuki, kamu mau tidak menikah dengan Ravi?"
Iya saja deh, Ravi pasrah.
Riyuki Sakura tidak terlihat buruk, dia cantik juga menawan. Ketika tersenyum, cewek itu seolah menunjukkan lesung pipit kecil di garis senyumnya.
"Ayah nggak mau tanya aku dulu?"
"Jawaban Yuki lebih penting." Gini nih, pihak cewek yang paling diutamakan.
Ravi harus memperbaiki duduknya untuk mendengar jawaban Yuki, harap-harap cemas semoga dia tidak salah pilihan. Baru sekali bertemu saja sudah saling kikuk seperti ini, tampaknya hubungan mereka akan rumit jika berlanjut.
"Bagaimana, Yuki?"
Ini finalnya, semua orang di ruangan itu menahan napas beberapa detik.
Tidak kecuali Ravi sendiri.
"Aku..."
To be continue...
04 Mei 2019
KAMU SEDANG MEMBACA
Become One
RomanceRavi Miraldi punya tampang ganteng, manly abis, tapi kurang beruntung dalam urusan percintaan. Selama dua puluh delapan tahun hidupnya, menjomblo sudah seperti sebuah kutukan, kakak perempuannya bahkan terang-terangan mengatainya perjaka lapuk. Lant...