Chapter 11

575 170 36
                                    

"Hati-hati kalau di jalan, cuaca sedang hujan, jarak pandang hanya sebatas teman."

Ngeselin parah kakak ceweknya satu ini, Ravi sampai mendengus jengah melihat tingkah Remy yang berdiri di pintu apartemennya sembari menggendong Ellie. Sebenarnya Ravi itu termasuk orang yang simple, tapi semua orang selalu saja melebih-lebihkan. Sudah bagus Ravi mau repot-repot mengantar sup buntut buatan Ibunya di cuaca seperti ini, Remy malah mencibirnya. Tidak tahu diri, sama halnya seperti kelakuan Rose.

"Bilang ke Mama, sering-sering bikin sup buntut ya?" Tuh kan, malah ngelunjak.

"Aku beneran nggak disuruh masuk kak?"

Remy melihat jam dinding di tengah-tengah ruangan yang menunjukkan pukul delapan. "Sudah malam nih Rav."

"Ya terus kenapa kalau sudah malam?" Jahat. "Bang Odie mana?"

"Lagi tidur, dia baru pulang dari Lombok."

Terserahhh.

Ravi akhirnya harus berlapang dada kembali ke rumah. Tidak enak sekali, hujan gerimis begini malam-malam berkendara sendirian. Bagaimana jika tiba-tiba muncul hantu cewek yang sebenarnya ngefans Ravi, terus minta tanda tangan. Ngaco nih. Tapi serius, Ravi selagi berkendara terus-menerus melihat spion tengah untuk mengecek jika ada hal yang janggal di mobilnya. Duh, ini sih sudah urgent. Bulu kuduk Ravi merinding. Lantas ketika sampai di rumah, Ravi segera keluar dari mobilnya dengan terburu-buru. Ayah Gandi yang berada di ruang tengah jadi heran, ada saja yang diperbuat Ravi.

"Kamu kenapa sih Rav?"

"Ada hantu Pa, Ravi kaget banget." Halu.

"Ngaco kamu, mana ada hantu jam segini?" Lebih ngaco lagi Ayahnya. "Dari mana?"

"Habis dari apartemennya kak Remy."

"Ngapain?"

"Ngantar sup buntut."

Jika di jam seperti ini, yang sering kelihatan berkeliaran di rumah adalah Ayah Gandi. Ibunya dan Rose sih lebih memilih berdiam di kamar menonton serial india. Sudah deh, dalam hal itu hanya Ibunya dan Rose yang kelewat kompak. Itu sebabnya Ayah Gandi sering mengeluhkan tagihan listrik yang membengkak setiap kali kedua perempuan itu kumat. Contoh kasusnya serial Uttaran, tayangnya dari Ravi TK sampai mau nikah.

Goblok banar!

Nggak ding, just kidding.

Ravi melihat Ayahnya kembali sibuk dengan ponsel, dengan begini maka yang ia lakukan setelahnya adalah tidur. Iya kalau bisa tidur, biasanya Yosio sering mengganggu dan mengajak memperdebatkan hal-hal tidak penting. Mulai dari problem cintanya, keluhan hidup Yosio, sampai pembahasan jorok mengenai anu. "Eh Rav."

"Ya?"

"Sekarang tanggal berapa?"

"Tanggal dua puluh bulan dua tahun dua ribu dua puluh." Tanggal sedang cantik.

"Oh, masih kurang seminggu lagi ternyata."

Alis Ravi langsung terangkat. "Kenapa Pa?"

Selama ini, Ayah Gandi memiliki sifat yang sulit tertebak. Berani sumpah Ravi tidak pernah bisa mengira-ngira apa isi otaknya.

"Kamu tanggal dua puluh tujuh ajukan cuti saja." Ngapain sih? Kesal banget.

"Buat apa?"

"Fitting baju pengantin Rav." Mamposssss. "Kakakmu Rose sudah mengurus ini sejak setengah bulanan, jadi kamu tenang saja."

Benaran nih menikah dengan Yuki? Ravi tidak jadi jomblo dari embrio sampai tua renta? Mengenai ini, Ravi sebenarnya sudah pernah mendengar celetukan Rose mengenai baju pernikahan, tapi ia tidak terlalu menganggap serius. Karena terlalu mematok kalimat terima beres, akhirnya Ravi kelimpungan sendiri menyiapkan mental.

Become OneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang