You wanna know who I'm in love with? Read the first word again.
Ravi sedang gugup setengah mati. Mental dan hatinya, rasanya doi mau menangis saja. Gimana dong, tinggal menghitung menit dan dia akan segera mempersunting Yuki. Itu cewek bukan lagi disebut sebagai si calon, melainkan istri. Ravi mendadak teringat sesuatu ketika tidak sengaja bertemu pandang dengan Rose yang berdiri di dekat Ibu dan Ayahnya. Perempuan paling menjengkelkan di muka bumi itu sejak pagi buta sudah memberikan serentetan ceramah, Ravi sampai jengah menanggapi. Segala membawa-bawa kalimat 'Kecuali Raul Lemos'. Ravi baru tahu maksud Rose ketika membaca berita secara random di media sosial. Itu Bapak-bapak kenapa julid banget deh, nama sama mulut sama-sama Lemosnya. Lemos sama lemas beda Rav.
Di altar, Ravi doang yang paling kelihatan menonjol. Ya iya, lah wong dia mempelai prianya. Yosio ganteng tapi masih belum berani menikahi anak gadis orang, maka terhitung jelek. Ravi bisa sombong nih karena bisa selangkah lebih maju, melihat kekasih Yosio yang hanya digandeng sambil tersenyum di sebelah cowok jenaka itu.
Oh kasihan. Oh kasihan. Aduh kasihan.
"Kamu mikirin apa sih Rav? Fokus dong."
Alibi.
Sebenarnya, yang paling mengkhawatirkan Ravi ya kakak sulungnya ini. Remy yang setia menunggunya, memberi semangat dan bahkan membelanya ketika beradu mulut dengan Rose. "Ini fokus, Kak. Kalau nggak fokus mana mungkin aku di sini, mending rebahan di pulau kapuk."
"Oh, minta dijewer?!" Remy keki sendiri.
Ravi Miraldi adik cowok satu-satunya yang tampannya bikin Ibu-ibu satu kompleks ngiler, tapi sayang anaknya punya muka judes. Remy diam-diam memandangnya dari sisi kanan, tahun-tahun terus bertambah dan Ravi masih tetap menjadi adik kecil kesayangannya. Mereka bisa begitu dekat meski terpaut usia yang cukup jauh, itu lantaran Remy lebih bersikap dewasa. Jika Ravi dengan Rose, keduanya justru menciptakan perang dunia. Rose yang senang beradu fisik dan mulut, sedangkan Ravi tidak mau kalah akan langsung membalas. Untuk saat ini di usia mereka yang semakin matang, Remy lebih sering melihat si bungsu mengalah.
Ravi kesulitan bicara nih, sumpah.
Melihat itu, Remy hanya bisa tersenyum simpul. Ia lalu mengalihkan pandangan pada Ve yang digandeng oleh Odie, suaminya. "Mempelai perempuan sudah datang."
Ah, kumat lagi gugupnya.
Ravi melihat satu-persatu orang di dalam gedung mulai menempatkan dirinya masing-masing, termasuk Ayah Gandi dan Ibunda ratu tersayang. Tidak bisa dipungkiri, Ravi yang kesehariannya bodo amat berubah menjadi peduli amat dengan ekspresi orang-orang di sekitar. Terutama pada Rose dan Yosio, dua makhluk itu sejak tadi memasang mimik muka yang membuat Ravi jengkel ingin menampol. Sejujurnya Ravi penasaran dari mana Rose bisa punya sikap macam kucing kera begitu, Ayah dan Ibunya kan kalem. Sedangkan Yosio, dasarnya memang lambe turah. Ravi tidak perlu heran lagi.
"Yang tenang Rav, jangan gugup." Itu suara Ibunya, dia berbisik pelan sembari menepuk pundak Ravi. Kalau Ayah Gandi sih jangan ditanya, golongan stay cool garis keras.
"Rav! Tegangnya entar saja Rav!"
Tegangnya entar kancut kau!
Ravi ingin sekali memakan Rose bulat-bulat begitu alunan musik mulai terdengar, tepat saat pengantin perempuan memasuki ruangan. Ravi tidak bisa memikirkan apa pun lagi. Yuki tampil cantik dengan gaun indah berwarna putih melangkah bersama Ayahnya, mendatanginya. Ada detakan keras pada jantungnya pada saat itu, Ravi tegang luar biasa tapi ia masih berusaha tenang. Sekali pun mereka berdua tidak kekal, Ravi bersumpah akan mengupayakan apa pun dari sekarang, dari detik ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Become One
RomanceRavi Miraldi punya tampang ganteng, manly abis, tapi kurang beruntung dalam urusan percintaan. Selama dua puluh delapan tahun hidupnya, menjomblo sudah seperti sebuah kutukan, kakak perempuannya bahkan terang-terangan mengatainya perjaka lapuk. Lant...