Chapter 1

1.1K 217 50
                                    

Yosio banyak pengalaman soal cinta, tapi untuk kali ini Ravi merasa telah salah bertanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Yosio banyak pengalaman soal cinta, tapi untuk kali ini Ravi merasa telah salah bertanya. Memang sih dia memberi banyak wejangan mengenai bagaimana semestinya orang berhubungan, tapi cowok satu itu juga tidak lupa menghujatnya.

Ravi si perjaka lapuk.

Ravi si jomblo ngenes.

Mending jomblo doang, lah dia memberi imbuhan ngenesnya.

"Sukses emang penting, tapi nyari pasangan juga nggak kalah penting bro. Apa lo mau solo karier terus sampe tua? Ya gila aja, gue sih amit-amit."

"Bisa biasa nggak kalau ngomong?"

"Nggak."

Sama sekali tidak bisa diharapkan. Semua kegugupan ini terjadi lantaran Yuki mengiyakan perjodohan orangtua mereka beberapa hari lalu. "Serius, gue lagi bingung."

"Apa yang ngebuat lo bingung? Tinggal jalanin aja, yang penting dia cewek."

"Maksudnya?"

Secara tidak langsung, Yosio memberi kode jika pembahasan mereka merujuk ke hal-hal intim. "Goblok emang lo!"

Kok goblok?

"Nikah tuh perlu, penting juga buat kebahagiaan hidup. Emangnya lo kuat nggak dibelai makhluk indah kayak cewek? Dasar lo perjaka gak jelas."

Untuk yang ini, Ravi kurang bisa menerima. "Elo nggak punya kaca?"

"Ada, di rumah. Segede badan lo." Pada dasarnya apa yang mereka bicarakan sejak tadi sungguh percuma, Ravi melirik malas Yosio yang tengah menyeruput sisa green tea hingga tandas seluruhnya. "Lo ada foto calon lo nggak sih?"

"Ada."

"Mana? Gue mau lihat."

"Di pikiran dan ingatan gue."

"Tai." Beragam umpatan Yosio tampaknya menjadi sesuatu yang sangat familiar di telinga Ravi, itu karena sudah hampir sepuluh tahun mereka bersahabat.

"Yang jelas, umurnya jauh di bawah gue."

"Berapa?"

"Delapan belas tahun."

"Cantik nggak?"

Menurut ukuran kecantikan cewek asia, Yuki dapat dikatakan lumayan. Dia manis, apa lagi jika tersenyum. Rasanya Ravi tidak mau berpaling ketika memandang lesung pipit memukau itu. "Cantiklah, cewek."

"Lo pulang deh Rav, males gue ngomong sama lo." Seusai bertugas sebagai anggota kepolisian setempat, bukannya pulang Ravi tiba-tiba muncul dengan tampang judesnya di kafe Maple. Yosio yang berlaku sebagai pemilik sempat bercanda dengan langsung mengusirnya tadi, tapi sekarang sepertinya ia benar-benar akan mengusir cowok menyebalkan itu. "Gimana mau dapat istri kalau model lo kayak gini?"

Modelnya Ravi kan tampan.

"Diem deh, cerewet banget."

Datang ke sini niatnya apa? Curhat sana-sini bersama tuan muda Yosio.

Become OneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang