Ada-ada saja kelakuan makhluk yang bersemayam di planet ke tiga dari tata surya galaksi bima sakti dengan satu satelit alam bernama bulan yang mana tujuh puluh satu persen isinya adalah lautan, serta berkode ples enam dua. Indonesia. Tempatnya para netizen ngejulid, termasuk sebangsa Yosio.
"Kelamaan ngejomblo, rasanya pengen nge-give away hati gue sendiri."
"Apaan asw?!" Tuh, Yosio lagi.
Ravi melirik teman cowoknya yang baru saja menyodok bola billiard masuk ke dalam lubang. "Setelah gue pikir-pikir, nikah tanpa cinta kira-kira bakal seperti apa kita nanti?"
"Kita? Elo saja kali."
Sudah menjadi konsekuensinya mengobrol bersama Yosio. Ravi menunduk untuk mengarahkan tongkatnya pada bola billiard, lalu menyodoknya ke dalam lubang, tapi sialnya itu tidak berhasil. "Fuck!"
"Lo bilang elo suka dia."
"Suka bukan berarti cinta."
"Ribet lo, tarik ulur melulu."
Menikah bukan perkara mudah, maka dari itu semakin ke sini Ravi merasa semakin butuh persiapan besar. Bukan hanya mental, tapi juga hatinya. "Minggu lalu, calon gue ketemuan sama mantan pacarnya Yos."
Eh? Yosio langsung menegakkan tubuh tidak yakin, dia pikir pendengarannya bermasalah. "Terus-terus, tampangnya gimana?"
"Bule, tapi muka standart, ganteng gue, dan dia cebol." Fitnah nih, dasar Ravi yang memang tidak mau hina di mata Yosio.
Lebih logis lagi. Stefan sebenarnya tidak termasuk pendek, dia tinggi. Ravi saja yang tingginya keterlaluan, makanya dia menyebut Stefan cebol. Masalah wajah, kan standart tampan ada banyak. Yosio sih tidak percaya begitu saja, sudah paham tabiat Ravi. Kalaupun dia mencibir, yang ada Yosio justru ikut menjadi bahan gunjingan Ravi. Mulutnya pedas overdosis, tidak heran dia jomblo sejak sel sperma. Always alone.
"Lo kalau sudah begitu hati-hati, bisa-bisa calon lo diembat. Terus elo jomblo lagi."
Amit-amit, bambank!
"Yang pasti Yos, gue nggak bakal ngebiarin itu." Mengingat usia yang sudah tidak muda lagi, Ravi bertekad tidak akan semudah itu melepaskan Yuki. "Kita akan nikah."
"Anjirr, bilang kita lagi. Sudah kayak homo."
Bukan salah Ravi dong, Yosio saja yang salah tangkap maksudnya. Mereka kembali bermain billiard, lalu sepuluh menit kemudian muncul satu cowok yang ikut bergabung, dan dia akrab dengan Yosio. Ravi sedikit mengingat wajahnya, samar-samar. Baru setelah keduanya bersalaman sembari saling menyebutkan nama, Ravi menyadari jika cowok baby face ini adalah salah satu teman Yuki di kampus. Pantas saja.
"Narda ini supupu gue Rav."
"Ah, ya. Gue pernah lihat elo sebelumnya."
"Di mana Bang?" Narda jadi kepo.
KAMU SEDANG MEMBACA
Become One
RomanceRavi Miraldi punya tampang ganteng, manly abis, tapi kurang beruntung dalam urusan percintaan. Selama dua puluh delapan tahun hidupnya, menjomblo sudah seperti sebuah kutukan, kakak perempuannya bahkan terang-terangan mengatainya perjaka lapuk. Lant...