Chapter 15

2.6K 359 483
                                    

HappyReading^^

HappyReading^^

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

#Seulgi pov.


Seminggu kemudian....

Kondisi Young il sudah benar-benar membaik, ia tak membutuhkan waktu lama tinggal di rumah sakit dan sudah di izinkan untuk pulang.

Meskipun begitu, aku tetap pergi menemuinya dan memantau perkembangannya. Jimin juga setuju dan sedikit mengurangi egonya, kami harus kompak demi Young il.

Seperti biasa, aku pergi ke rumah Jimin sebelum berangkat bekerja. Aku membawakan sarapan untuk Young il, akhir-akhir ini dia begitu lahap memakan sarapan dariku.

Saat berjalan ke halte aku selalu melihat ke restoran milik suami Seungwan yang memiliki banyak pengunjung, aku senang melihatnya. Seungwan sangat beruntung memiliki suami sepertinya.

Aku menunggu bus datang lalu langsung pergi ke rumah Jimin, saat aku sampai disana ternyata Young il sudah terbangun dan terlihat senang ketika melihatku datang.

Seperti biasa aku akan menemani Young il makan, setelah itu pergi ke dapur dan mendapati seseorang tengah mengobrol di telepon. Dia adalah Rose.

Aku memutuskan untuk menguping apa yang tengah ia bicarakan dengan seseorang di seberang telpon.

"Aku sudah bilang, aku tidak mau kembali padamu. Hubungan kita telah berakhir dan sekarang aku sudah bahagia bersama Jimin oppa." ucapnya pada seseorang yang tengah menelponnya, aku bisa menebak kalau seseorang itu adalah Kim Hanbin.

Bergegas aku melarikan diri sebelum di pergoki, terutama di pergoki Rose.

Saat aku berjalan cepat menuju ke kamar Young il, tak sengaja aku menabrak tubuh seseorang yang ternyata adalah Park Jimin.

Aku mendongkak melihatnya, tiba-tiba saja perutku terasa mual dan ingin memuntahkannya sekarang juga. "Minggirlah!" pintaku mendorongnya untuk memberiku jalan.

Akhirnya aku bisa memuntahkan isi perutku ke wastafel di dalam kamar mandi Young il, putraku terlihat khawatir melihatku.

"Sepertinya kau harus di periksa, mungkin mag mu semakin parah. Mengapa tidak makan dulu sebelum datang kemari?" tanya Jimin mengikutiku sampai ke kamar Youngil.

Kembali aku merasa mual dan memuntahkan isi perutku, aku benar-benar lelah terus-menerus seperti ini.

"Young il, ateu pergi kerja dulu ya? Jangan nakal di rumah." pesanku sebelum pergi, aku harus menahan rasa ingin muntah ini sampai ke rumah sakit.

Jimin menghadangku dan rasa mual itu kembali memuncak. "Kau yakin tidak apa-apa, bagaimana jika kita ke rumah sakit bersama?" ajaknya.

"Baiklah."

Kami pergi ke rumah sakit bersama, Jimin fokus menyetir sementara aku sibuk menahan rasa mual yang selalu datang apalagi saat melihat Jimin.

Bukannya ke rumah sakit, Jimin malah mengantarkanku ke rumah. Tentu saja aku protes karena tadi dia bilang kita akan pergi ke rumah sakit.

Fake Love to Bad Boys (Tersedia Ebook)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang