Chapter 20

2.8K 396 229
                                    

HappyReading^^






Warning TYPO BERTEBARAN! Sorry, no revisi.

#Seulgi pov.

Beberapa hari kemudian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Beberapa hari kemudian...

Sinar matahari menyilaukan indera penglihatanku melalui celah tirai jendela yang berada di dalam kamarku.

"Good Morning!" sapa seseorang yang suaranya kuyakini adalah Park Jimin, aku menoleh ke sumber suara dan tersenyum padanya.

Jimin datang membawakan aku sebuah nampan yang di atasnya sudah tertata sepiring makanan, segelas air putih dan segelas susu. "Waktunya sarapan." ucapnya yang disertai dengan eyesmile.

"Jimin-ah, aku bukan anak kecil. Aku bisa turun dan sarapan di meja makan." timpalku sembari beranjak duduk di sisi ranjang dan mendongkak menatapnya yang tengah berdiri di hadapanku.

Jimin menggeleng, tetap mempertahankan eyesmilenya. "Mulai sekarang aku yang akan mengantarkan sarapan untukmu." ucapnya lalu duduk di sampingku dan bersiap untuk menyuapi.

"Aku bisa makan sendiri." pintaku hendak meraih nampan yang ia pegang, namun ia segera jauhkan.

Jimin menggeleng. "Tapi aku tak bisa membiarkanmu makan sendiri, jadi biar kusuapi saja ya?" ucapnya lalu meletakan kedua gelas air yang ia bawa di atas nakas.

"Jimin-ah..." eluhku karena seperti anak kecil bila aku harus di suapi olehnya, padahal aku bisa makan sendiri.

Aku membungkam mulutku tapi Jimin dengan nada manisnya terus memaksaku untuk mau membuka mulutnya. Hingga aku tak sengaja melihat Rose berada di rumah. Bukankah dia sudah di usir?

Melihat Rose yang terlihat kesal, aku jadi ingin membuatnya makin merasa kesal dengan cara membuka mulutku sehingga Park Jimin bisa menyuapiku.

"Oppa!" panggil Rose sepertinya tidak tahan melihatku bersama suaminya. "Kumohon beri aku kesempatan untuk memperbaiki hubungan kita." pintanya sembari duduk berlutut di hadapan Jimin.

"Bukankah kau kemari untuk mengemasi barang-barangmu? Jika sudah selesai, cepat pergi dari rumahku." ucap Jimin tanpa mau melihat ke arah Rose, dia pasti sudah sangat muak dengan istrinya itu.

Rose meraih tangan Jimin untuk ia genggam. "Kumohon, jangan seperti ini." pintanya lagi namun Jimin segera menepisnya, ia malah hendak menampar Rose.

Tapi aku segera menahan tangan Jimin agar tak menampar Rose.

"Keluar sekarang, kau tak di harapkan di rumah ini." ucap Jimin lalu menarik kasar Rose hingga keluar dari dalam kamar dan menghempaskan tubuhnya hingga jatuh ke lantai.

Fake Love to Bad Boys (Tersedia Ebook)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang