Lee Yool begitu khawatir melihat kondisi Yi Suh yang tidak sadarkan diri. Dia pun segera mengangkat istrinya itu. Lalu, dia membawa Yi Suh ke kediamannya. Dia pun menyuruh kasim andalannya untuk memanggil tabib istana.
Ketika Putri Mahkota selesai diperiksa, Putra Mahkota bergegas menanyakan bagaimana kondisi istrinya tersebut.
Tabib istana itu tiba-tiba tersenyum dan mengucapkan selamat. Seketika rasa khawatir Lee Yool berubah menjadi rasa bahagia.
"Putri Mahkota sedang hamil. Oleh karena itu, dia tidak boleh melakukan pekerjaan yang berat-berat karena hal itu akan berdampak buruk bagi dia dan janin yang dikandungnya." Tabib istana pun berdiri dan pamit pergi.
Lee Yool tetap duduk di samping Yi Suh yang masih pingsan. Dia memandangi wajah istrinya lekat-lekat. Dia pun meraih tangan Yi Suh dan menggenggamnya. "Seharusnya kau tidak bermain pedang tadi."
***
Beberapa bulan kemudian, kandungan Yi Suh semakin besar. Dia pun tidak diperbolehkan suaminya untuk berjalan jauh dan melakukan hal yang berat. Oleh karena itu, Yi Suh lebih sering berdiam diri di dalam kamar. Namun, hal itu justru membuatnya merasa sangat bosan. Kali ini, dia pun memutuskan untuk keluar dari kamarnya dan mencari udara segar.
Ketika Yi Suh sedang berjalan di sekitar kediamannya, tiba-tiba Putra
Mahkota datang menghampirinya. Lelaki itu pun mengajak istrinya untuk berjalan-jalan ke taman istana. Yi Suh menyetujuinya. Lalu, mereka pun berjalan bersama ke tempat tersebut. Sesampainya di sana, mereka berhenti di dekat bunga sakura yang baru saja Putra Mahkota tanam. Mereka pun memandangi bunga tersebut dan bernostalgia dengan kenangan-kenangan indah yang telah dilewati. Namun, tiba-tiba Yi Suh mengeluh sakit pada perutnya. "Pasti bayinya menendang," tuturnya.Lee Yool segera meraba perut istrinya dan dia pun bisa merasakan tendangan dari janin tersebut. "Sepertinya dia akan mirip ayahnya yang pandai bela diri."
Yi Suh pun tertawa kecil sementara Lee Yool hanya tersenyum. Kemudian, Yi Suh memandang langit biru dan berkata, "Semoga keturunan kita mewarisi sifat dan rupa yang mirip seperti kita. Kalau perempuan akan cantik, ceria, ramah, dan pintar sepertiku. Kalau laki-laki akan tampan sepertimu."
"Itu saja?"
"Ya."
"Kau tahu, aku tidak hanya tampan tetapi juga sempurna. Aku andal dalam berbagai hal."
"Oh ya? Tapi kenapa saat dulu kau menebas tanaman, aritnya sampai terpental?" ejek Yi Suh.
"I-itu karena aku belum terbiasa saja." Lee Yool pun menatap ke arah lain karena tak mau terlihat payah oleh Yi Suh. Sementara perempuan yang disayanginya itu menertawakannya penuh kepuasan.
***
Menjelang kelahiran anak dari Putra Mahkota, beredar isu di masyarakat bahwa dulu yang berusaha mencelakakan Putra Mahkota adalah kakak dari Yi Suh, Moo Yeon. Dia diduga bersekongkol dengan Wakil Perdana Menteri yang merupakan dalang di balik rencana pembunuhan Putra Mahkota dua tahun lalu. Hal ini pun membuat rakyat beropini kalau Yi Suh juga terlibat pembunuhan tersebut. Isu itu juga mengatakan bahwa Yi Suh bermaksud untuk melanjutkan rencana pembunuhan yang gagal dilakukan oleh kakaknya waktu itu dengan membuat Putra Mahkota jatuh cinta dan menikah dengannya. Motif pembunuhan yang dilakukan Yi Suh dan kakaknya adalah karena dendam. Ayah Yi Suh telah dibunuh oleh Wakil Perdana Menteri atas perintah Ayahnya Lee Yool yang kini menjadi raja.
Mendengar isu tersebut, Putra Mahkota sangat marah. Dia pun menyuruh orang kepercayaannya untuk segera menyelidiki siapa yang menyebarkan isu tersebut. Di samping itu, Lee Yool juga merasa sangat cemas terhadap Yi Suh. Dia pun segera mendatangi kediaman Yi Suh.
KAMU SEDANG MEMBACA
100 Days My Prince Season 2
FanfictionCerita ini akan menjadi kelanjutan kisah cinta antara Won Deuk dan Hong Shim di masa Joseon yang lalu. Sumber gambar: google dan pinterest