Malam itu, Yeon Deuk mengendarai mobil sambil sesekali menguap karena mengantuk. Sementara Hyo Ra duduk di kursi penumpang paling depan dan Ji Ho tidur di kursi mobil bagian tengah.
"Kenapa kalian tidak langsung menjemputku ke rumah saja?" tanya Hyo Ra kepada Yeon Deuk.
"Bahan bakar mobil ini tinggal sedikit. Kalau kami menjemputmu sampai ke rumah lalu pergi ke tempat bos, bisa-bisa mobil ini berhenti di tengah jalan."
"Kalau begitu diisi bensinnya!"
Tiba-tiba Yeon Deuk tertawa aneh seolah ada yang disembunyikannya.
"Jangan bilang kalau uang yang aku berikan pada kalian sebelumnya sudah habis?" Hyo Ra menatap lelaki yang ada di sampingnya itu lekat-lekat.
"Iya," ucap Yeon Deuk dengan suara pelan.
Sontak Hyo Ra memukul lengan lelaki itu beberapa kali karena kesal. Yeon Deuk pun menjadi ugal-ugalan mengendarai mobilnya.
"Hey, hey, hentikan! Nanti kita bisa kecelakaan!" ucap Yeon Deuk berusaha menghindari pukulan Hyo Ra.
Hyo Ra pun berhenti memukul Yeon Deuk. Dia pun melipat kedua tangannya di dada. Wajahnya cemberut.
"Maafkan kami. Tadi kami benar-benar kelaparan setelah mengintai selama berjam-jam." Yeon Deuk pun menambahkan, "Tapi nanti aku akan meminta kepada ayah agar memberikan kita uang lagi. Aku berjanji!"
"Dia bukan ayah kita. Jangan menyebutnya dengan sebutan itu lagi!"
"Ah, iya. Maksudku bos," ucap Yeon Deuk sedikit merasa bersalah.
Selama beberapa menit, suasana di dalam mobil pun menjadi hening. Ketika rasa kesal Hyo Ra telah hilang, cewe itu pun mulai mengajak Yeon Deuk berbicara lagi.
"Bagaimana hasil pengintaian kalian tadi?"
"Antara menyenangkan dan juga mengecewakan." Yeon Deuk pun melanjutkan, "Nanti kuceritakan semuanya sekalian di hadapan bos."
"Baiklah."
Tak lama kemudian, mereka pun sampai di tempat bos mereka berada. Sebuah hotel. Setelah memarkirkan mobil dengan rapi, mereka pun segera keluar dari mobil dan masuk ke hotel itu. Mereka menuju kamar yang disewa oleh bos mereka. Kamar yang terletak di lantai paling atas hotel itu.
Pintu kamar pun dibuka. Mereka bertiga dipersilakan masuk dan duduk di sofa yang ada.
Pertama-tama, Yeon Deuk menceritakan tentang krisis moneter yang mereka alami. Dia mengatakan kalau misi kali ini memakan biaya cukup banyak karena mereka melakukan pengintaian selama berminggu-minggu.
Mendengar hal tersebut, bos mereka malah tertawa meremehkan.
"Kalian itu, kerja saja belum mendapatkan hasil tapi sudah minta uang lagi.""Kalau begitu biarkan kami berhenti dari pekerjaan buruk ini," celetuk Hyo Ra.
Wajah bos itu seketika berubah serius. "Tidak bisa! Kalian harus tetap menyelesaikan misi ini. Temukan segera barang berharga itu karena dari barang itu kalian juga akan mendapat komisi."
"Iya, Bos. Tapi, kami juga butuh uang sekarang. Berilah kami sedikit uang dari usahamu di bidang properti itu," pinta Yeon Deuk.
"Bukan uang dari hasil kejahatan," celetuk Hyo Ra.
"Baiklah, nanti akan aku transfer uangnya. Tapi kalian harus segera mendapatkan barang itu, mengerti?" Bos mereka pun menambahkan, "Kalian harus menemukannya dalam dua minggu."
"Hah? Bukankah kesepakatannya sampai bulan depan?" Yeon Deuk sedikit terkejut.
"Dua saudara kalian yang melakukan pencurian di negara lain berhasil ditangkap polisi. Mereka gagal menjalankan misi sehingga kita mendapatkan kerugian yang cukup besar. Untuk menutupi kerugian yang ada, kita harus segera menemukan jurnal kuno tersebut. Jurnal itu memiliki nilai jual yang sangat tinggi."
KAMU SEDANG MEMBACA
100 Days My Prince Season 2
FanfictionCerita ini akan menjadi kelanjutan kisah cinta antara Won Deuk dan Hong Shim di masa Joseon yang lalu. Sumber gambar: google dan pinterest