Part 6 : Dua Zaman Satu Topeng

866 61 16
                                    

Seorang perempuan tiba-tiba terbangun dari tidurnya. Penglihatannya kabur. Dia pun mengedipkan mata berulang kali sampai akhirnya penglihatannya menjadi jelas.

"Putri Mahkota sudah bangun! Segera panggil tabib istana!" teriak seorang dayang yang berada di sebelah Putri Mahkota.

"Apa yang terjadi padaku?" tanya Yi Suh sambil berusaha untuk duduk.

"Kemarin Anda dan Putra Mahkota..." Seketika Yi Suh teringat dengan peristiwa penyerangan terhadap dirinya dan suaminya waktu itu. Sontak Yi Suh pun menyela perkataan dayang itu dengan berkata, "Bagaimana keadaan Putra Mahkota sekarang?! Di mana dia? Aku ingin menemuinya!" Yi Suh pun berusaha berdiri. Kandungannya yang sudah sangat besar membuatnya sulit untuk bergerak. Di tambah lagi, kondisinya yang belum pulih total membuatnya merasa sempoyongan ketika melakukan pergerakkan.

"Yang Mulia, Anda belum pulih total. Sebaiknya Anda istirahat saja." Dayang itu berusaha menahan kepergian Putri Mahkota.

"Aku harus melihat keadaan suamiku sekarang!" Yi Suh merasa sangat cemas.

Tiba-tiba tabib istana datang. Tabib itu pun berusaha mencegat kepergian Yi Suh dengan alasan ingin memeriksa kondisi perempuan itu dan janin yang dikandungnya. Akhirnya, Yi Suh pun menurut.

Setelah selesai diperiksa, Yi Suh diberi tahu kalau janin yang dikandungnya baik-baik saja dan janin itu akan segera terlahir dalam dua atau tiga hari. Oleh sebab itu, Perempuan tersebut harus segera memulihkan kesehatannya, jangan terlalu banyak pikiran, dan jangan melakukan pekerjaan yang berat.

Di satu sisi Yi Suh merasa apa yang dikatakan tabib itu ada benarnya. Dia tidak ingin terjadi apa-apa dengan anaknya nanti. Namun, di sisi lain dia juga sangat mencemaskan Lee Yool. Dia tidak bisa berhenti memikirkan saat-saat dia dan suaminya itu diserang.

"Sekarang beri tahu aku bagaimana kondisi Putra Mahkota sekarang!" Namun, semua orang yang ada pada saat itu terdiam. Sontak pemikiran negatif menyelubungi wanita itu. "Cepat jawab!!"

"Putra Mahkota sedang beristirahat di kediamannya."

Yi Suh pun segera berdiri dengan dibantu salah seorang dayangnya. Lalu, dia pun segera mendatangi kediaman Putra Mahkota.

Sesampainya di kamar Putra Mahkota, Yi Suh melihat ada Jong Jae Yoon, Raja, Ratu dan beberapa menteri di sana. Sebagian dari mereka ada yang menangis. Kemudian, Yi Suh pun melihat suaminya sedang terbaring di tempat tidurnya. Lelaki itu memakai pakaian serba putih seperti pakaian terakhir yang dipakai orang yang sudah meninggal. Sontak Yi Suh merasa sesak di dadanya. Dia pun segera mendekati Lee Yool. Seketika air matanya tumpah. Dia menangis sejadi-jadinya.

"Kau harus bangun! Sebentar lagi anak kita akan lahir!" ucap Yi Suh sambil menggoyang-goyang jasad suaminya.

Kemudian, Yi Suh memeluk suaminya yang sudah terbaring kaku itu. Dia pun teringat dengan perkataan terakhir Lee Yool.

Aku suamimu dan ayah dari anak ini. Tidak akan kubiarkan seorang pun melukai kalian.

Yi Suh pun semakin menangis. Dia menangis sampai terisak-isak. Sang Ratu pun turut bersedih melihat menantunya seperti itu. Lalu, Ratu pun mendekati Yi Suh dan berusaha menenangkannya. "Kau harus mengikhlaskannya." Dia pun memeluk Yi Suh.

Setelah Yi Suh sudah cukup tenang, Ratu pun melepaskan pelukannya. Lalu, Ratu memberi tahu kalau Putra Mahkota akan segera dimakamkan. Yi Suh pun menengok ke arah Lee Yool dan mendekat ke lelaki itu. Dia pun berbisik di telinga Lee Yool sebelum akhirnya mencium pipi lelaki itu. "Aku mencintaimu."

***

Kini, Putra Mahkota sudah dimakamkan. Yi Suh tidak bisa lagi melihat wajah kekasihnya itu. Dia hanya bisa mengenang semua kenangannya bersama Lee Yool dengan menyendiri di kediaman Putra Mahkota.

100 Days My Prince Season 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang