Syarat pertama

379 25 1
                                    

"Huhhhh" aku duduk di samping bangku Sesyil dengan helaan nafas yang sedikit lelah ,karena sepanjang jalan tadi aku berfikir terus-menerus tentang syarat tersebut "

"Lo kenapa Sha? kayanya cape banget dah, abis kejar-kejaran ama Def ?"Sesyil yang tadinya sedang memainkan handphone nya langsung menoleh ke arah ku dan meletakkan handphone nya di atas meja.

"Pale lo, gue cape sepanjang jalan mikirin syarat dari Def" kedua tangan menopang dagu ku dengan mimik muka ditekuk dan bibir maju 5 senti.

"Syarat? Maksdunya? Jelasin dah coba? " Sesyil memasang mata super duper anti merem, sorot matanya serius ingin tahu soal syarat tersebut.

"Jadi dia mau ngajarin gue matematika, tapi gue harus menuhin syarat dia. Ya gue gatau syarat nya apa, dia bilang nanti kalo waktunya udah tepat dia bakal kasih tau apa syarat itu"

"Hmm, Def kayanya mau ngajak lo teka-teki ni. Apa Jangan-jangan Def naksir sama lo?! " ku lepaskan tangan yang tadinya menopang daguku, sekarang aku beralih mimik muka, mata ku melotot ingin keluar mendengar ucapan Sesyil barusan.

"Aihhh ngaco lo, kebanyakan drakor si lo jadi drama terozz"nyerocos bibir ku sembari menoyol palanya, kesal dengan ucapan Sesyil yang asal jeplak saja.

×××

"Lo mau istirahat ga Sha?"

"Mao lah, gue mau tepe-tepe yekan ama kakak kelas yang unchh lalala" ucapku sambil mengibaskan rambut ku ke kanan dan ke kiri.

"Idih najis"

"Hahaha, yauda Let's Go zheyenk" seperti biasa, aku jalan paling depan di bandingkan Sesyil. Jelas, aku ingin tebar kecantikan pada semua murid disini, terutama kaum Adam.

Dagu yang sedikit mendongak ke atas tanda songong dan jalan yang cukup rokes alias slengean dengan tidak sengaja aku menabrak kakak kelas yang terbilang Hits itu. Namanya Chery.

"Ups, sory ga sengaja" dengan alis terangkat satu ke atas dan senyum setan kepada Chery.

"Lo kalo punya mata di pake, jangan di pake buat jelalatan doang" amuk Chery setelah aku ucap seperti itu. Tak terima dibilang jelalatan langsung saja ku dorong bahu kirinya dengan tanganku, hingga ia tersontak kaget melihat kelakuan ku tersebut.

"Heh, jelalatan kutil lo. Harusnya elo yang pake mata, berdiri ko ditengah-tengah koridor!" nada ku ngegas seperti menantang nya untuk duel adu bacot denganku.

"Songong lo ya, baru kelas 10 aja kelakuan lo kaya gini, gede mau jadi apa lo!? "

"Jadi orang lah, emang elo jadi SETAN! " aku berlari sambil menarik tangan Sesyil untuk menghindari amukan cabe-cabean itu.

"Awas lo ya! Liat pembalasan gue nanti!!" teriak Chery dari jauh tetapi aku masih bisa mendengar suara nya itu.

×××

"Wah gila lo Sha, lo kelewatan banget tadi sama ka Chery" ucap Sesyil padaku sambil menyodorkan satu mangkok somay kepadaku lalu dia duduk di depan ku.

"Dia yang kelewatan, terlalu senioritas ,eneg gue" sambil melahap satu sendok somay kedalam mulut ku dan langsung mengunyah perlahan-lahan.

"Lo belgi Sha, inget lo junior disini. Wajar kalo ka Chery mau di hormatin. Dia kan kakak kelas"

"Apanya yang wajar, gue sama dia sama-sama makan nasi, sama-sama keluar dari lobang. Apa yang harus di hormatin?

MatematikaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang