Bunyi detakan jantung Kasha saat ini tidak bisa di hentikan, tetap saja mendebar-debar saat pertama kali mendengar suara nya.
Suara laki-laki yang kemarin membentak nya namun sekarang membelanya.
Apa maksud semua ini?
Apa mungkin Def sudah memafkan Kasha?
Atau ada sesuatu yang ingin Def lakukan?
Beribu pertanyaan yang hinggap di otak Kasha, dan tidak bisa satupun Kasha menjawab pertanyaan tersebut.
"Sha?" tiba-tiba Def menegur Kasha dan membuyarkan lamunan nya.
Seketika Kasha tersentak kaget, mengerjapkan mata nya beberapa kali untuk menetralkan raut wajahnya.
"Ehhhh iiiyaa... kenapa Def kenapa?" jawab Kasha dengan grogi.
Arghh Kasha merutuki dirinya sendiri, kenapa bisa grogi saat keadaan tidak memungkinkan! Kasha memang malu-maluin.
"Seorang Kasha grogi? ko bisa ya?"ucap Def disertai dengan ketawa nya yang menimbulkan guratan gigi putih ditambah lengkungan senyum yang manis dan diserti lesung di kedua pipinya.
Def masih sama, tetap tampan batin Kasha.
"Hah? Apa sih gue ga grogi tau!" ketus Kasha sambil menyikut lengan Def.
"Gue antar kekelas, boleh?" tawar Def. Kasha hanya mengangguk sebagai jawaban.
Perjalanan menuju kelas Kasha di ikuti dengan semua pasang mata yang tidak berkedip, menatap dua sepasang kekasih yang "gosipnya" sudah kandas plus Kasha yang di cap sebagai penyebab mama Def meninggal itu sekarang menjadi sorotan tersendiri.
Kasha risih? Ya sudah pasti, bagaimana tidak?
Bahkan bukan hanya mata mereka yang tak berkedip, ada juga yang menatap dengan tatapan tajam, hinaan, pujian pun ada. Terlihat dari cara mereka menatap nya.
Cibiran demi cibiran tak lepas dari bibir-bibir SMA MUDSA ( SMA MUDA BANGSA)"Idih gatau malu banget tu cewek"
"Def terlalu subhanallah buat Kasha yang astagfirullah"
"So cantik"
"Ewhhh mo muntah liat muka lo yang so polos"
Def menghentikan langkah nya, Kasha pun ikut berhenti. Tangah Def mengepal dan wajahnya tidak lagi bersahabat. Tatapan tajam khas Defri Adi Nugraha sukses membuat semua siswa-siswi kocar-kacir kehilangan arah.
Ada yang sok sibuk dengan hanphone nya, ada juga yang pura-pura saling mengobrol, ada yang lari terbirit-birit.
Bermacam-macam ekspresi juga ada, ada yang keringat dingin, ada juga yang memerah wajahnya. Padahal untuk Kasha itu terlalu berlebihan karena Def hanya menatap mereka semua dengan tajam. Bukan memukuli mereka dengan babak belur kan?
"Kamu ga denger bisikan iblis tadi kan?"
Kata "Kamu" itu rasanya asing lagi untuk Kasha, sudah lama telinga nya tidak mendengar kata "Kamu".
Kata-kata lembutnya hanya di pakai saat mood Def baik, bahkan lebih baik. Kata "Kamu" itu termasuk lembut kan?
"Bisikan iblis?" Kasha bertanya dengan raut wajah yang bingung.
"Lupakan, kamu pasti dengar semua omongan mereka" To the point Def
"Aku ga denger Def, sumpah" Kasha mengangkat tangan kanan nya ke atas dan membuat "V" dengan jaru jemarinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Matematika
Teen FictionMenjadi gadis ceria yang penuh humor ga gampang buat Kasha. Banyak luka, sedih, tangis yang tertutupi oleh senyum cerianya. Ditambah lagi dengan orang yang selama ini di percayai nya telah pergi, hanya karena masalah lelaki tak berujung. Tapi sem...