Memikirkan

233 23 1
                                    

Author pov

"Udah malem begini, belom pulang juga itu anak kunyuk" Anggun yang sedari tadi bolak-balik ruang tamu dan tak henti-henti nya memperhatikan layar ponselnya, beberapa kali Anggun menelfon Kasha namun tidak ada jawaban dari putrinya.

Sehabis menyantap satu mangkok bakso yang berisi butiran-butiran cabai nan pedas. Kasha dan Deff belum melonjak dari tempat makan tersebut.

"Udah kan makan nya?"tanya Def.

"Iya udah"

"Yauda pulang"Def sudah berdiri sekarang untuk meninggalkan tempat ini. Baru saja ingin melangkah, Kasha mengagetkan nya yang membuat Def harus menghentikan langkahnya.

"Ohiya Def, nyokap gue. Gue lupa ngabarin dia!" seru Kasha.

"Handphone lo mana?" tanya Def yang masih tetap berdiri.

"Low hehe, gue pinjem handphone lo ya pleaseee, pasti nyokap khawatir banget"

"Nih" Def menyodorkan handphone nya kepada Kasha.

"Gue nyari taksi dulu di luar" ucap nya lanjut, lalu pergi meninggalkan Kasha yang hanya mengangguk-angguk kan kepalanya.

Kasha sekarang sedang mengetik beberapa angka digit nomor Anggun, setelah mengetik Kasha menempelkan handphone Def di telinganya sambil mengetuk-ngetuk kan jarinya di meja.

"Halo mama, ini aku Kasha" sapa Kasha kepada Anggun, sekarang telefon mereka sudah tersambung.

"Kasha? Nomor kamu ganti?"

"Engga ma, ini aku pinjem punya temen handphone aku low"

"Pantesan kamu ga ngabarin mama sayang, huh mama khawatir"Anggun bernafas lega.

"Iya ma, bentar lagi aku pulang kok"

Dari luar, Def melambai-lambai kan tangannya tanda bahwa Kasha harus kesana, mungkin Def sudah mendapatkan taxi.

"Ma, udah dulu ya aku otw ke rumah"

"Hati-hati sayang"

Tut-tut-tut

Telfon di matikan sepihak oleh Anggun, Kasha segera berdiri dan membayar makanan yang tadi ia makan kepada abang bakso. Kasha langsung menghampiri Def yang sudah dahulu berada di dalam taxi.

"Lama banget lo"ucap Def ketus.

"Bawel lo" jawab Kasha sambil duduk di bagian belakang, sebalah Def.

"Udah mas, ada yang mau di tunggu lagi?" tanya supir taxi tersebut.

"Ga" Kasha dan Def menjawab dengan serempak, kemudian mereka berdua saling menatap satu sama lain. Tak lama tatapan mereka buyar karena supir taxi sudah menyalakan mesinnya.

Di sepanjang perjalanan, mereka seperti biasa tetap diam tidak ada yang memulai pembicaraan, supir taxi yang melihatnya dari kaca hanya tersenyum melihat perilaku mereka berdua, mungkin supir taxi ini mengira mereka berdua berpacaran.

"Neng sama mas nya ko diem-diem an?lagi musuhan ya?" supir taxi ini mencari topik pembicaraan agar suasana tidak sepi.

"Hah? saya mah emang musuh dia pak, bebuyutan malah" jawab Kasha kepada supir taxi tersebut dan melempar senyuman sinis pada Def.

Def yang melihat Kasha berbicara seperti itu malah tertawa kecil, tapi tidak membalas omongan nya.

"Gabaik neng musuhan sama pacar sendiri" lanjut supir taxi.

"Astagfirullah naujubilah si bapak ihhhh!! saya gamau pacaran sama freezer pak nanti ikut-ikutan beku!"sekarang Kasha menyilangkan kedua tangannya di bawah dada, tak berhenti ia menatap Def yang lagi-lagi tertawa melihat kelakuannya.

gada niatan bales ucapan gue apa? kalo cuma mau pamer lesung pipit doang mah jangan di unjukin ke gue!batin Kasha.

×××

"Berhenti disini pak"Kasha menyetop taxi yang masih melaju, dan sekarang taxi itu berhenti tepat di depan gerbang rumah Kasha.

"Gue yang bayar"ucap Kasha.

"Mau bayar pake apa? Tas dan baju sekolah lo aja masih di rumah gue" ucap Def namun tidak menengok ke arah Kasha, masih tetap lurus pandangan ke depan.

"Aduh iya gue lupa!" Kasha menepuk keningnya.

"Biar gue yang bayar, besok tas dan baju lo gue anter kesini"sekarang Def menatap mata Kasha.

"Oh oke thanks, Gue duluan. Bye"Kasha membuka pintu taxi tersebut dan tersenyum kepada Def.

"Iya"ucap Def dan baru pertama kali Def mengucapkan tiga huruf di akhir kalimat yang Kasha ucapkan, biasanya hanya dua yaitu 'hm' atau hanya meng angguk kan kepala.

Kasha menutup kembali pintu taxi yang tadi ia buka. Setelah mobil berlalu meninggalkan rumah Kasha, ia pun masuk ke dalam rumah untuk melepas lelah hari-hari nya.

"Mama, aku udah pulang" Kasha memanggil Anggun, namun yang Kasha lihat Anggun sedang tertidur pulas dengan TV yang masih menyala di depan sofa dan remotnya yang ada di genggaman Anggun.

"Mama pasti kecapean, aku bangunin apa engga ya?" Kasha menghampiri Anggun dan berjongkok di hadapan nya sambil mengelus pipi sang mama dengan jari.

"Tapi kalo aku gotong, aku gakuat. Hmm , gimana kalo aku tidur disini juga?" ide cemerlang pun muncul dari otak nya.

Kasha langsung berdiri menuju kamarnya untuk mengambil bantal, selimut dan juga guling.

Setelah mengambil semuanya, Kasha menyelimuti mama nya dengan selimut yang Kasha ambil dari kamar mama nya. Kasha pun menaruh bantal di bawah kepala mama nya untuk mengganjal agar kepala Anggun tidak sakit saat terbangun dari tidurnya, Memang anak berbakti si Kasha.

Sekarang Kasha bingung untuk tidur dimana, karena sofa panjang sudah di tempati oleh Anggun, sofa yang lain hanya untuk berduduk santai tidak bisa untuk merebahkan kaki nya yang sudah pegal-pegal. Mau tidak mau dia harus tidur sambil duduk di sofa atau tidur di bawah lantai yang dingin.

Dan, ia memilih untuk tidur di bawah lantai, ber alaskan selimut hello kitty pink dengan ganjalan bantal dan guling untuk ia peluk. Akhirnya ia bisa tidur walaupun dengan cara harus tidur di lantai. Walaupun tidak se empuk dikasur. Namun demi tidak mengganggu Anggun, Kasha rela tidur di lantai. Karena hanya Anggun yang sekarang ia punya.

"Good night ma" Kasha menutup kedua kelopak matanya dengan bibir yang masih terulas senyuman disana.

Def sekarang sudah berada dirumah, mama nya pasti sudah tidur sekarang karena sekarang jam 23:15 sudah pasti beliau tidur sedari tadi.

Def langsung menuju ke kamar nya untuk ber istirahat disana. Ia meng ambruk kan badannya di atas kasur yang empuk, tersirat pikiran disana terngiang- iang nama seseorang wanita yaitu, Kasha Intan Aryani.

Mengingat kejadian hari ini, Def mengangkat kedua sudut bibirnya, hari ini ia menghabiskan waktu dengan wanita itu. Wanita yang menjengkelkan, yang bodoh akan matematika, yang manis jika tertawa. Rasa nya Def ingin memiliki nya. Ehhhh!

Senyum Def buyar saat mengetahui bahwa apa yang ada di pikirannya, ia sadar seharusnya ia tidak memikirkan wanita itu.

Def menggaruk kepala nya yang tak gatal dan mengacak rambutnya, pikiran ini harus jauh-jauh dari otak nya.

kasha tidak boleh mampir ke otak ku lagi untuk menghantui pikiran ku. batin Def.

sedikit ya? gapapa deh yang penting upload kan wkwk

Jangan lupa vote dan jangan bosan membaca kisah Kasha dan Def selanjutnya. Oke?! 😙💗

MatematikaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang