Setelah hampir 2 jam membahas persoalan matematika yang tidak ada ujungnya, akhirnya aku di boleh kan pulang oleh Def. Jam sudah menunjukkan pukul 6 sore, Sedikit lagi matahari akan tenggelam.
"Gue balik naik apa ya?" ucapku pelan, bingung ingin naik angkutan apa karena ini sudah sore menjelang malam.
"Angkutan banyak, ojek juga ada" Def tiba-tiba menimpali kata-kata ku bbarusan padahal aku tidak ajak ia bicara.
"Siapa juga yang mao minta di anter lo, gada" ku balikkan lagi kata-kata nya dengan kata-kata yang cukup ketus.
"Gue juga ga nawarin lo buat gue anterin pulang"
yaampun, ni cowo terbuat dari apasi. ngejengkelin banget
"Sebelum pulang lo pamitan dulu sama nyokap gue"
"Iya"
Def langsung pergi ke depan menemui mamanya yang ada di kamar nya, aku mengikuti di belakang nya saja.
"Ma, Kasha mau pamit pulang" Def mengetuk pintu kamar mamanya. Tapi tidak ada sautan sama sekali.
"Ma, mama lagi ngapain? Ko tidak keluar?" Def mengetuk pintu kamar nya sekali lagi, tetapi tetap saja tidak ada jawaban.
Lalu Def langsung membuka pintu kamar mamanya pelan-pelan, dan mendapatkan mamanya sedang tertidur pulas di atas kasur yang empuk dan selimut yang menutupi tubuhnya. Def langsung menutup kamar itu kembali, takut mamanya bangun sepertinya.
"Udah lo balik aja, gausah pamitan" ucap Def sambil berbalik arah ke belakang.
"Kenapa?"
"Nyokap gue tidur, gue gamau ngeganggu tidurnya cuma gara-gara lo mau pamitan"untuk kesekian kalinya Def berbicara ketus lagi terhadap ku. Emangnya orang pintar seperti ini ya? Ketus jika bicara?
" Biasa aja kali, gue juga ngerti kalo nyokap lo tidur, gamungkin juga gue minta lo buat ngebangunin nyokap lo"
"Yauda lo pulang sana"
"Ya"
Def mengantarku hingga depan pintu saja tidak sampai luar pagar, Lalu menutup nya dan
krek
Pintu itu di konci cepat-cepat oleh Def, emangnya kenapa di konci buru-buru begitu? Emangnya aku mau masuk lagi terus ngambilin barang-barang nya? Kan engga.
"Idih, takutan amad" langsung saja aku berjalan keluar dari rumah Def. aku berjalan menyusuri komplek ini hingga jalan yang cukup ramai akan kendaraan-kendaraan. Sekian lama berjalan akhirnya ku temukan Halte untuk menunggu taxi atau semacamnya. Tidak ada yang lewat, sekalinya lewat di dalamnya ada penumpang nya. Langit sudah mulai gelap tetapi aku masih saja menunggu taxi yang tak kunjung datang.
Di saat aku sedang menunggu dan melamun, tiba-tiba ada suara lelaki yang memanggil namaku, aku kira itu Def ternyata
"Kasha, hei"
"Hah? Eh iya kenapa ka Robert?" Aku terkejut dari lamunan ku, ternyata yang memanggil ku ini kakak kelas ku di sekolah, dia manis kulitnya pun lumayan putih ,ka Robert mempunyai geng yang isinya penuh dengan cowo-cowo biang kasus jabatan ka Robert di geng ini terbilang menakutkan,dia adalah ketuanya. Pantes aja sahabat ku klepek-klepek sama dia.
"Ngapain disini? Ko ga pulang?"
"Iya ka, ini aku nunggu taxi mau pulang"
"Gausah naik taxi, mending gue anter aja" Ka Robert menawarkan ku untuk naik ke atas motor Ninja Kawasaki RR berwarna hitam nan gelap.
"Aku naik taxi aja ka, nanti malah ngerepotin" sebenarnya mah aku mau, karena sedikit lagi akan gelap tapi kan gengsi.
"Udah gapapa kelamaan kalo lo nunggu taxi disini, nanti nyokap lo khawatir gimana? "
KAMU SEDANG MEMBACA
Matematika
Teen FictionMenjadi gadis ceria yang penuh humor ga gampang buat Kasha. Banyak luka, sedih, tangis yang tertutupi oleh senyum cerianya. Ditambah lagi dengan orang yang selama ini di percayai nya telah pergi, hanya karena masalah lelaki tak berujung. Tapi sem...