"Kasha bangun nak! Kamu kenapa di lantai begini, aduhh!!!" Anggun telah bangun dari tidurnya, ia mendapati putri tercinta nya tergeletak di lantai yang hanya ber alas kan selimut untuk tubuhnya, pasti ia kedinginan karena hawa dari lantai keramik.
Anggun menepuk-nepuk pipi Kasha supaya Kasha bangun dari tidurnya. Namun anak ini tetap tertidur pulas.
"Aku pindahin aja deh Kasha ke atas sofa, huhuhu kasian anak mama yang cantik" Anggun mengangkat tubuh Kasha ke atas sofa. Rambut Kasha menjadi berantakan dan Anggun melihat memar pada kening bagian kiri. Anggun terkejut melihatnya, apa kah semalam terjadi apa-apa pada anaknya?
"Kasha, hei bangun nak" Anggun menggoyang-goyang kan bahu Kasha.
"Mmmm... Ada apa ma?" Kasha terbangun dari tidurnya, tetapi masih dalam keadaan nyawa belum mengumpul semuanya alias setengah sadar.
"Jidat kenapa jidat? ko memar begitu? kamu abis ngapain semalem?" pertanyaan khas emak-emak mulai keluar dari bibir Anggun.
"Mmm apa itu... Aku semalem nabrak pohon sama Def, ada yang ngerjain aku ma"Kasha langsung duduk di sofa tidak melanjutkan tidur-tiduran nya lagi. Kasha yang awalnya bingung, tetapi dia tetap jujur mau tak mau kejadian ini harus ia ceritakan pada mama nya.
Anggun pun yang sedari tadi jongkok di bawah lantai, ikut duduk di sofa bersama Kasha, ia memandangi putri nya dan mengelus kening Kasha yang memar.
"Mama obatin ya?" ucap Anggun.
"Ahh, ga usah ma cuma memar doang nanti juga ilang"jawab Kasha menolak tawaran Anggun.
"Yakin?atau kita kerumah sakit aja ya, mama takut ada apa-apa sama kamu" Anggun kembali membujuk Kasha. Namun yang di bujuk hanya menggelengkan kepala, tanda ia tak mau mengikuti saran dari mama nya.
"Apasih mama alay deh, aku gapapa ko" Kasha tertawa kecil, Anggun hanya mengulas kan sedikit senyuman kepada anaknya. "Udah ya mama gausah khawatir, aku baik-baik aja aku kan kuat" Kasha meyakinkan Anggun, agar Anggun tidak membujuk nya lagi untuk mengobati lukanya.
"Hmm yauda kalo gitu, oh iya ini baju siapa? Terus tas kamu mana? Baju sekolah kamu mana?" jawab Anggun dengan pertanyaan yang berturut-turut. Belum sempat Kasha menjawab, sudah ada tamu yang mengetok-ngetok pintu rumahnya di pagi ini.
Toktoktok
"Aku bukain pintu dulu ma" Kasha bangun dari duduknya, melangkah untuk membuka kan pintu pada sang tamu yang tidak ia tahu. Mungkin tukang paket atau tamu nya mama, atau mungkin Def?.
Kasha terkejut saat melihat seseorang yang ada di hadapannya, Def.
"Siapa Sha yang dateng?"teriak Anggun dari dalam.
"Ahh, anu ma. Temen Kasha" jawab Kasha gugup.
"Suruh masuk aja kedalem sini, sarapan bareng sama kita" teriak Anggun kembali.
"Masuk aja" ajak Kasha, Def hanya meng angguk-angguk kan kepalanya. Kasha berjalan terlebih dahulu dengan Def yang mengikuti nya sekarang.
"Teman nya Kasha?" tanya Anggun saat Kasha dan Def tiba di meja makan.
"Pacar tante, saya Defri" Def memperkenalkan diri nya pada Anggun, Kasha membulatkan mata nya dan mencubit Def kecil di bagian paha lelaki ini, Kasha tidak menyangka bahwa Def akan mengatakan bahwa dia adalah pacarnya.
"Pacar? ih Kasha kamu kok ga cerita punya pacar ganteng begini?!" Anggun menatap Kasha,namun yang di tatap masih membulatkan matanya dan tidak berkedip.
"Hah?sengaja ma biar suprise aja" Kasha ber alasan, dia tidak bisa berkutik lagi saat ini.
Sekarang mereka bertiga sudah duduk di hadapan meja makan yang penuh dengan aneka masakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Matematika
Teen FictionMenjadi gadis ceria yang penuh humor ga gampang buat Kasha. Banyak luka, sedih, tangis yang tertutupi oleh senyum cerianya. Ditambah lagi dengan orang yang selama ini di percayai nya telah pergi, hanya karena masalah lelaki tak berujung. Tapi sem...