Syarat kedua

272 22 1
                                    

Akhirnya yang ditunggu-tunggu pun tiba, bel pulang sekolah sudah berkicau. Aku lega sekali karena sekarang aku tidak mendengar suara-suara setan yang mencibir tentang kejadian tadi pagi di parkiran belakang. Sesyil juga memilih untuk berpindah tempat duduk di sebelah Anastasya, cewe yang terkenal biang nya gibah, ya aku tau kenapa Sesyil memilih untuk duduk disana mungkin ingin membicarakan tentang ku. Tapi aku tidak boleh buruk sangka seperti ini. Setelah selesai merapikan buku-buku yang tersisa di atas meja, aku segera bergegas untuk keluar kelas, disini panas bukan panas karena udaranya. Tapi panas karena Sesyil mencibir ku kembali, apa tidak puas tadi pagi dia bikin aku malu?

"Duh enak ya jadi tuan putri, pulang nya di jemput, upss maaf bukan tuan putri. Tapi SI MURAHAN hahaha" Sesyil tertawa dan di ikuti dengan gelak ketawa Anastasya yang amat terbahak-bahak, langsung saja aku berlari kecil dan keluar dari pintu kelas yang seperti neraka ini. Baru saja ingin melanjutkan lari kecil ku, tangan kasar khas lelaki sudah menjerat lengan kanan ku.

"Kenapa?"tanya ia, itu Def yang sedang berdiri tegak di depan pintu kelas dengan ekspresi wajah datar seperti biasanya.

"Gapapa, buruan yu gue udah muak di neraka ini"aku berdecak kesal, Def juga mengerti apa maksud ku. Ia langsung menarik tangan ku dan menggiring ku untuk mengikuti nya menuju parkiran belakang. Baru saja kita sampai di sana, ka Robert sudah memandang kita berdua dengan tatapan sangar, ka Robert tidak sendiri. Ia membawa pasukan, ya pasukan geng laki-laki brandalan biang nya kasus di SMA ini. Aku tidak tahu tujuan ka Robert membawa pasukan ini untuk apa, yang pasti ka Robert menatap Def dengan penuh amarah. Def sejenak berhenti saat melihat ada banyak mata dari tiap-tiap prajurit Robert yang memandangnya. Namun, ia kembali bergegas untuk menuju ke mobil nya, baru saja melangkah, ka Robert sudah meneriaki kita berdua.

" WOY! ngapain lo bawa Kasha sama lo!"teriakan nya cukup kencang, hingga mengundang murid-murid berdatangan ke parkiran. ka Robert langsung berjalan ke arah Def dan aku, kini jarak Def dan ka Robert cukup dekat mungkin sekali lagi ka Robert maju, hidung mereka berdua akan bersentuhan.

"Gue mau les sama Def ka, gue lupa kalo gue ada janji sama Def, gue duluan ya" aku menarik tangan Def untuk segera pergi dari sini, namun Def menolak. Def melepaskan genggaman tanganku dari tangannya, ia kembali menatap lelaki yang tadi meneriaki nya.

"Gue pacar nya, mau apa lo?" ga habis pikir diriku, Def bicara seperti itu depan ka Robert, bibir ku terbuka, mataku pun ikut terbuka lebar-lebar dan murid-murid yang ada disini langsung bersorak-sorak seperti menonton bola.

"Pacar? bukannya lo homo ya? gue gapernah liat lo deketin Kasha tu" ledek ka Robert sambil menunjukan tatapan yang sinis kepada Def.

"Bukan urusan lo, mau lo liat gue deketin Kasha kek ataupun lo ga liat emang penting buat lo?" jari telunjuk Def sekarang tepat berada di depan mata ka Robert, dia berani sekali. Aku melihat tangan ka Robert mengepal sangat kuat. Dan ya, satu serangan kepalan yang kuat mendarat di pipi mulus Def, membuat Def tersungkur di tanah. Aku reflek juga, badanku kini duduk di samping kepala Def dan mengelus-elus kan pipinya yang lebam. Def merasa kesakitan telihat dari matanya yang terpejam dan tangannya memegang bagian pipi yang tadi di serang ka Robert.

"Jari lo jangan pernah berani muncul di hadapan gue lagi. Kalo ga, gue anter lo sama Sang Pencipta!"badan ka Robert merunduk, matanya kembali menatap Def dengan sangar, kelima jari tangannya mengangkat dagu Def keatas, setelah mata mereka bertatapan, Ka Robert langsung menghempaskan wajah Def ke samping kanan dan melepaskan kelima jarinya yang menempel tadi di dagu Def.

"Kita cabut, kalo dia berani deketin Kasha lagi. Kita kasih yang lebih dari ini!"setelah itu dia pergi bersama pasukannya bersamaan dengan murid-murid yang tadi menyaksikan adegan ini. Aku langsung menegakkan tubuh Def yang sedari tadi menyender di bahu ku, sedikit-sedikit ia bisa menyeimbangkan tubuhnya kembali.

" Def lo gapapa, pipi lo bengkak obatin dulu yuk"

"Gapapa, ini hanya luka biasa nanti juga memudar"

"Nanti mama lo liat, ayo berdiri gue bantu" Def hanya mengangguk kan kepalanya, aku membantu ia untuk berdiri dan berjalan ke UKS, tangan Def ku letakkan di bahuku sehingga terlihat Def seperti merangkul ku.

"Lo duduk dulu, biar gue ambil kotak P3K"aku dudukkan Def di kasur UKS dan bergegas mencari kotak P3K.

"Lo diem ya, jangan gerak-gerak nanti betadine nya kemana-mana" aku mengobati lengannya terlebih dahulu, mungkin akibat tersungkur tadi, lengan Def sedikit ter serot di sana.

"Awww!pelan-pelan"

"Ish lebay, udah selesai ni tinggal di pakai hansaplast, pakai sendiri apa mau di pake in?"

"Pakein lah, gue mana bisa make sendiri"

"Yauda si jangan nyolot" aku memakaikan hansaplast polos berwarna coklat di lengannya yang sudah ku beri betadine.

"Makasih Sha" sambil tersenyum Def berterima kasih padaku, senyumnya tidak terlihat terpaksa. Senyumnya tulus bisa ku lihat dari mata nya memandangku. Sekejap aku terdiam, namun aku balas senyumnya kembali.

"Sama-sama"aku berjalan untuk mengembalikan kotak P3K ke tempatnya. Sekarang aku duduk di sebelah Def sambil menatap cowo ini yang masih memegangi lengannya yang ku beri hansaplast.

"Masih sakit?" tanyaku, sontak Def melirik ke arah ku, ia mengangguk-agukkan kepalanya.

"Maaf ya, karena gue lo terluka kaya gini"

"Gapapa, ini biasa"

"Jadi ni kerumah lo?" tanyaku mengganti topik pembicaraan.

"Jadi,tapi gue boleh minta syarat gue lagi ga?"jantung ku tiba-tiba terasa kencang, aku penasaran Def ingin meminta syarat apalagi. Semoga tidak yang aneh-aneh.

"Apa?jangan yang aneh-aneh ya"

"Lo temenin gue nyari papa gue" hah? papa? emangnya papa Def kemana? hilang di telan bumi gitu?

"Maksudnya?" tanyaku menyakinkan.

"Nanti gue atur jadwalnya, kalo lo gabisa menuhin syaratnya, hari ini lo gausah belajar matematika sama gue" ancam nya yang membuat ku mau tidak mau harus mengiyakan syarat tersebut.

"Iya-iya ,lo mah maennya anceman, kaya pak Yasir"

apa yang terjadi pada keluarga Def? apa yang terjadi pada papa Def? batinku memikirkan.

HAPPY READING GUYS! ❤

MatematikaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang