"Maafkan saya anak muda, namun luka dalam yang berada di otak kepala nya membuat pembuluh darah di dalam nya pecah. Saya sudah berusaha semaksimal mungkin namun Tuhan lebih sayang mama pada kamu.
Terkejut, tidak percaya dan ini rasa semua hanya mimpi bagi Def.
Ia sudah di tinggal papa nya yang entah kemana dan sekarang ia harus kehilangan wanita yang ia sayangi selama ini.
"Gak, gamungkin dok!" Def menatap dokter tersebut dan mengencangkan nada bicaranya meyakinkan bahwa semua yang di katakan dokter tidak benar.
"Kamu harus ikhlas anak muda" dokter mengelus-eluskan punggung Def.
"Gamungkin ini gamungkin!!!!" Def berteriak kencang sekali.
Air mata turun, isak tangis menghiasi hari Def sekarang, ia tidak menyangka akan ditinggal mama nya yang ia sayangi, selamanya-lama nya.
"Saya permisi dulu, yang sabar anak muda" dokter meninggalkan Def, namun Def tidak memperdulikan nya ia hanya menatap rapuh kepada mama nya yang tidak bernyawa lagi.
"Kenapa ini semua harus terjadi ma! Kenapa ga Defri aja yang di ambil nyawa nya sama Tuhan! Kenapa harus mama!!!! Kenapa!!!" Lagi-lagi Def mengencang kan nada bicara nya di ikuti dengan isak tangis.
×××"Pagi ma" Kasha keluar dari kamarnya dan menuruni tangga dengan keadaan senyum di wajah nya sudah terukir pagi ini, hari ini ia tidak boleh kelihatan sedih karena ia akan bertemu dengan Def.
"Pagi sayang, sini sarapan dulu" Anggun kembali senyum pada Kasha, ia juga sudah mengolesi roti tawar dengan selai coklat untuknya.
Anggun meletakkan roti yang sudah di olesi selai coklat di atas piring lalu memberi kan segelas susu putih segar kepada Kasha.
Kasha duduk lalu melahap satu gigitan sedang kedalam bibir mungilnya.
"Mama udah telfon Def?" tanya Kasha dengan bibir penuh dengan roti.
"Udah ,tapi nomor Def ga aktif mungkin sibuk ngejagain mama nya nanti mama coba telfon lagi ya"
"Hmm oke" Kasha melanjutkan sarapan nya dengan hati sedikit gelisah, pikiran nya di penuhi pertanyaan tentang nomor Def yang tidak aktif.
Setelah selesai makan dan meminum susu nya, Kasha kembali ke kamarnya untuk mandi dan bergegas siap-siap untuk pergi menemui Def, bisa saja Def menelfon mama balik kan? Jadi dia harus siap-siap dari sekarang.
Kasha sekarang sudah kembali segar bugar dengan wajah yang kembali cerah tidak kusut sepeti kemarin, dengan rambut yang di kuncir kuda dan parfum yang wangi menghiasi seluruh tubuh nya.
"Kasha, cepat turun ada temen kamu" Teriakan Anggun dari bawah membuat Kasha memberhentikan kegiatan mengacanya, ia harus turun kebawah untuk menemui seseorang, bisa aja itu Def kan?
"Siapa ma?"
"Itu liat aja ada di depan orang nya gamau masuk, kata nya buru-buru"
Lalu Kasha mempercepat jalan nya untuk ke depan rumah nya, ia penasaran siapa sih orang itu dan kenapa buru-buru sekali.
"Kashaaaa lo harus tau"setelah sampai di depan pintu Kasha mendapati seorang laki-laki suara, laki-laki yang tidak asing baginya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Matematika
Teen FictionMenjadi gadis ceria yang penuh humor ga gampang buat Kasha. Banyak luka, sedih, tangis yang tertutupi oleh senyum cerianya. Ditambah lagi dengan orang yang selama ini di percayai nya telah pergi, hanya karena masalah lelaki tak berujung. Tapi sem...