HEA 42

1.3K 86 1
                                    

Setelah Akad nikah kak Adella dan mas Angga melaksanakan resepsi pernikaha dihotel mewah, resepsi pernikahan mereka menggunakan adat Jawa karena kak Adella dan mas Angga orang jawa.

Aqila langsung menghampiri mereka untuk mengucapkan selamat, kak Adella dan mas Angga malah menggoda Aqila.

"Selamat menempuh hidup baru ya Kak Adella dan Mas Angga, jadi keluarga yang sakinah mawaddah dan warrohmah. Dan bahagia selalu, langgeng sampe mau memisahkan," ucapan selamat dari Aqila.

"Amin, makasih ya Qil," ucap kak Adella.

"Pengennya kaya kita, tenang kamu sama Adit bulan depan juga nyusul," goda mas Angga.

"Sabar aja satu bulan itu cepet loh, jadi pernikahan kalian bentar lagi,"" timpal kak Adella.

"Iya Kak, Mas." jawab Aqila.

Aqila langsung pergi dari hadapan kak Adella dan mas Angga, dia memutuskan menghampiri Rea. Dia menghampiri Rea untuk mengajaknya pulang, entah kenapa dia mau cepat cepat pulang.

"Re!!" panggil Aqila.

"Ya kenapa Qil?" tanya Rea.

"Pulang yuk," ajak Aqila.

"Tumben ngajak pulang, emang loe mau ke mana? Kok mau cepet cepet pulang."

"Nggak tau nih, tiba- tiba gue pengen pulang."

"Loe lagi nggak enak badan?" tanya Rea khawatir.

"Nggak kok, gue biasa aja. Jadi gimana lo mau pulang bareng gue nggak?"

"Nggak deh, gue masih pengen di sini."

"Oh.., Yaudah gue pulang duluan ya."

"Oke, hati- hati ya Qil," pesan Rea.

"Iya,"

Aqila langsung keluar dari gedung resepsi kak Adella sama mas Angga, di depan gedung dia bertemu Adit.

"Mau kemana?" tanya Adit.

"Mau pulang, capek," jawab Aqila.

"Mas anterin ya?" tawar Adit.

"Iya, " jawab Aqila seadanya.

Diperjalanan pulang, mereka hanya diam tidak ada obrolan apapun yang terjadi antara mereka. Entah kenapa mereka jadi sangat canggung, mereka hanya berdua di mobil. Karena Ana ikut sama Mas Arez dan kak Farah, mereka lagi kangen Ana jadi Ana akan menginap di rumah mereka.

"Nggak kerasa ya satu bulan lagi kita menikah?" tanya Adit memulai obrolan.

"Iya mas."

"Qil mas mau tanya sesuatu, tapi nanti kamu jawab yang jujur ya."

"Tanya apa mas?"

"Seandainya mas mau punya istri lebih dari satu, apa kamu ngijinin?"

Nikah aja belom, udah mau pologami aja. ucap Aqila kesal dalam hati.

"Kok mas tanya gitu ke Aqila, Aqila kan bukan istrinya mas."

"Belom jadi istrinya mas, tetapi satu bulan lagi kamu jadi istri mas. Sekarang kamu jawab pertanyaan mas, jika kamu udah jadi istri mas. Dan mas mau punya istri lebih dari satu, apa kamu mengizinkan?"

"Apa mas mempunyai niat untuk berpoligami?"

"Tidak, mas hanya mau bertanya. Jika suatu saat memang harus melakukan poligami, apa kamu mengizinkan?"

"Dalam islam tidak harus izin istri pertamanya jika mau menikah lagi, tapi di negara ini harus izin istri pertama. Sebagai seorang wanita aku tidak ingin membagi suamiku, wanita mana yang mau dimadu. Tetapi jika itu untuk kebahagiaan mas, insyaallah Aku mengizinkan mas untuk menikah lagi. Sekarang gantian aku yang tanya sama mas, apa mas bisa berbuat Adil jika memiliki istri lebih dari satu?"

"Mas tidak bisa menilai diri mas ini, kelak bisa berbuat adit atau tidak. Yang bisa menilai itu, adalah kamu sendiri."

Tidak lama kemudian sudah sampai dirumah Aqila, Aqila langsung turun dari mobil tanpa menghiraukan Adit. Mendadak mood Aqila menjadi sangat buruk, karena bahasan tadi.

***

Beberapa hari kemudian.

Hari ini seperti hari- hari biasa Aqila pergi ke kampus, setelah itu dia ke Reqila Bakery.

Sekarang dia mau pulang ke rumah, dia lagi jalan ke halte busway. Hari ini memang Aqila tidak membawa mobil, dia sedang ingin naik busway. Hubungan Adit dan Aqila baik baik, saja walau Adit habis membahas poligami beberapa waktu yang lalu.

Saat menyebrang jalan, tiba- tiba ada yang hendak menyerempet Aqila dengan motor. Berutung ada orang yang cepet menolong Aqila, kalau tidak pasti Aqila sudah celaka.

"Loe nggak papa kan Aqila?" tanya seorang pria yang menyelamatkan Aqila.

"Gue nggak papa kok, seharusnya gue yang tanya gitu ke elo Bryan. Karena lo yang nyelametin hidup gue, makasih banget kalo nggak ada lo pasti gue celaka." Aqila sangat berterima kasih pada Bryan.

Ya orang yang menyelamatkan Aqila, adalah Bryan abangnya Megan.

"Nggak usah terima kasih, udah kewajiban sesama manusia untuk tolong menolong." ucap Bryan.

Kalo gue nggak nyelametin elo Aqila, gue bakalan merasa bersalah seumur hidup gue. ucap Bryan dalam hati.

Bryan langsung mengantarkan Aqila pulang naik busway kr rumahnya, ya mereka berdua memang naik busway berdua. Setelah mengantarkan Aqila, Bryan langsung pulamg ke rumahnya.

Jangan lupa voment

Happy Ever After Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang