Cuaca dingin sudah terasa beberapa hari lalu sekarang salju pertama mulai turun malam ini terlihat benda putih itu jatuh melewati kaca jendela dari luar. Lampu-lampu jalan dan perumahan juga gedung masih menyala meskipun malam sudah larut namun pemandangan itu terlihat indah di malam hari.
Suara jari yang beradu dengan papan keyboard terus saling bersahutan mengisi ruang yang sepi itu sampai seseorang membuka pintu dan berkata "Anda belum pulang?" Jemari yang mengetik itu berhenti secara kompak dan kepala yang serius dengan layar pc itu terangkat untuk melihat siapa yang berbicara.
Setelah tau orang yang berbicara tadi siapa Aaron menghela nafas pelan.
"Ini sudah pukul sepuluh malam seharusnya saya yang berkata kenapa kau tidak pulang dan malah datang kemari?" Kemudian Aaron kembali mengetikkan sesuatu dengan cepat.
"Saya tau beberapa hari ini anda selalu pulang larut malam saya tidak tau kenapa tapi anda tidak bisa menyiksa diri dengan perkerjaan tanpa istirahat jadi saya datang membawakan kopi untuk anda berhubung cuaca hari ini juga dingin, setelah ini saya sarankan anda harus segera pulang dan istirahat karena jika anda sakit siapa yang memimpin di sini" Skyla meletakkan cangkir kopi di meja Aaron.
Aaron mengurut keningnya "Apa kau mencoba merayuku?" Kini ia menatap Skyla.
Gadis itu tertawa geli "Aduh anda ini rupanya punya percaya diri tinggi saya baru kali ini mendengar nya" Skyla tersenyum "Saya sudah membuatkan kopi jadi jangan lupa di minum anda tenang saja saya tidak menaburkan racun kok, serius!" dia mengangkat dua jarinya ke udara membentuk V.
"Kalau begitu selamat begadang lagi ya pak oh ya jangan sampai sakit saya tidak mau karna hal itu gaji bulanan saya berkurang" Skyla masih tertawa geli hingga dia keluar dari ruangan Aaron tapi tak lama ia kembali lagi dengan sebagian badannya melonggok masuk.
"Satu lagi pak saya mau bilang kalo bisa kata-kata apakah saya merayu anda itu tidak akan pernah terjadi lagian saya begini juga karna keiritan bicara anda kan?" Skyla mengerlingkan sebelah matanya namun karna tidak bisa alhasil dia malah terlihat seperti orang kelilipan.
Aaron memalingkan wajahnya dan berdecih pelan "Lebih baik kau cepat pulang atau saya akan memotong gaji kamu"
"Tanpa anda minta, sir!" sahut Skyla beberapa detik sampai pintu benar-benar tertutup.
Sekali lagi Aaron menghela nafas, sudah beberapa minggu ini gadis itu bersikap berbeda namun itu jika hanya ada mereka berdua.
Aaron hanya tidak suka gadis yang banyak bicara seperti wanita yang sering mendekatinya. Aaron melihat kopi yang Skyla bawa lalu mengambil dan meminumnya sedikit, rasanya tetap sama 'hambar' bukan kopinya yang hambar tapi karena memang dari dulu ia tak bisa merasakan bagaimana rasa makanan yang sebenarnya kecuali Darah.
Entah sampai kapan hal ini akan terjadi pada dirinya. Aaron melihat arloji di tangan kanannya yang menunjukkan pukul sepuluh lewat dua puluh.
Memang cukup larut untuk bekerja tapi mau bagaimana lagi karena ini satu-satunya cara agar ia tak terus menerus merasa bersalah akan kematian nina-mamanya.
Tepat pukul sebelas Aaron mematikan pc nya dan bersiap pulang saat sebelum ponsel di saku jasnya bergetar.
Terpampang nama kakek Jion di layar utama. Aaron menggeser icon hijau dan menyapa.
"Ada apa kakek menghubungi ku malam-malam?" Tanya dia langsung.
Terdengar suara benda jatuh dari seberang "astaga kau menjatuhkan vas kesayangan ku" seru Jion selanjutnya terdengar suara orang minta maaf berkali-kali.
"Ada apa kakek menghubungi ku?" Tanya Aaron sekali lagi.
"Kau masih di kantor?" Jion balik bertanya setelah menyuruh orang membersihkan vas bunganya yang pecah.
KAMU SEDANG MEMBACA
All Of YOU (Hiatus)
Romance(17++) Tidak kejam tapi mengerikan. Pendiam namun mematikan dan tegas tapi mempesona Itulah AARON. Pangeran es yang banyak di puja sekaligus di takuti dia sukses di usia muda tak terhitung banyaknya wanita menawarkan diri agar bisa dekat dengannya...