BAB [3]

846 30 1
                                    


Malam sudah sangat larut dan keduanya baru tiba di hotel penginapan mereka pukul dua dini hari, Skyla sudah tertidur sejak tadi. Tak heran gadis ini ketiduran Skyla pasti lelah beberapa hari ini waktu tidurnya tersita oleh pekerjaan yang begitu padat terlebih energy yang di miliki manusia biasa sangat berbeda dengan yang Aaron miliki.

Di tatapnya lamat wajah Skyla tak tega membangunkan gadis yang terlelap ini tak terasa sudah hampir sepuluh bulan Skyla bekerja sebagai asisten Aaron, sesuatu yang perlu di apresiasi karna sebelumnya asisten Aaron hanya akan bertahan sebelum satu bulan berlalu.

Tangan Aaron terulur menyelipkan anakan rambut skyla kebelakang telinga. Aaron baru sadar akan suatu hal yang selama ini ada di dekatnya, Skyla memiliki rupa yang menawan dan darah yang manis menyegarkan.

Aaron memposisikan dirinya duduk dengan tatapan lurus kedepan berpikir apa perlu dia membawa Skyla masuk dengan cara menggendongnya atau membangunkan gadis ini?

Dan beberapa saat berlalu Aaron membaringkan Skyla di tempat tidurnya, menyelimuti skyla, pada akhirnya dia tetap tidak tega membangunkan asisten mudanya yang tertidur ini. Aaron menggulung lengan kemejanya sampai siku kemudian berjalan kearah jendela menatap view di luar.

Kedua kancing atas kemejanya ia buka dengan dasi yang di longgarkan, pemandangan benda putih terlihat di atas atap-atap rumah, salju putih yang menenangkan setidaknya begitulah menurut Aaron.

Lelaki itu berjalan kearah sofa duduk dengan mengacak rambutnya frustasi entah karena apa. Kepalanya menatap kedepan ke arah tempat tidur di mana terbaring seorang gadis bernama Skyla. Gadis pendatang yang baru dia kenal tapi sudah sedikit merubah beberapa perilakunya.

Aaron membaringkan diri di sofa menopang kepala dengan kedua lengan yang di gunakan sebagai bantal, matanya terpejam sampai dia pun tertidur dalam mimpinya ia bertemu Nina wanita yang telah melahirkannya itu tersenyum mengusap kepalanya ada rasa bahagia di mata nina namun rasa bahagia itu tiba-tiba menghilang wajahnya berubah sedih air matanya mengalir melewati pipi.

“Jangan menangis aku tidak ingin melihat mama menangis” Aaron mengusap air mata nina.

Nina mengangguk “Jaga adikmu jangan sampai dia melakukan hal di luar kemampuannya” dan tubuh nina seakan memudar tangannya terulur mencoba kembali meraih Aaron tapi tidak mampu untuk ia gapai.

Aaron terlonjak dari tidurnya menopang wajah dengan kedua tangannya yang dingin lalu mengusapnya dengan kasar.

“Kenapa harus mimpi yang sama” Gumam Aaron, Tangan dia mengangkat selimut di depannya, pasti Skyla yang melakukan ini.

Skyla masih tertidur hanya saja tidak memakai selimut dan gadis itu sepertinya juga kedinginan terlihat bagaimana cara tidurnya yang meringkuk seperti bayi. Aaron menghela nafas pelan sambil mengembalikan selimut pada Skyla.

Bagaimana gadis ini memberikan selimut jika dia sendiri kedinginan. Aaron menggeleng tak habis pikir, di lihatnya arloji di tangan kanannya yang menunjukkan pukul empat dini hari.

“Kenapa anda memberikan selimutnya?”

Aaron menoleh ke samping, Skyla sudah duduk di tempat tidur mengucek sebelah matanya “Saya tidak memerlukan selimut lebih baik kau pakai saja lagian di luar cuaca sedang dingin”

“Tapi anda sendiri hanya memakai kemeja yang tipis tidakkah itu dingin?”

“Sky!” ucap Aaron. “Iya” jawab Skyla.

“Bisakah kau diam saya tidak suka menerima perlawanan”

Skyla menggaruk kepalanya “Saya tidak bisa berjanji meskipun anda adalah atasan saya, anda membawa saya yang ketiduran di mobil dan saya tidak protes tapi kenapa saat saya memberikan selimut untuk anda, anda justru memprotes” Skyla turun dari tempat tidur berdiri berhadapan dengan Aaron.

All Of YOU (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang