BAB [21]

318 21 3
                                    


Skyla menandai sesuatu dengan tinta merah di sebuah kalender. Hari valentine dan itu akan terjadi dua hari lagi kemudian skyla membuka layanan internet mencari hadiah apa yang sering di lakukan orang di hari valentine, semisal kado apa yang harus ia berikan di hari spesial itu.

“Coklat?” Skyla menggeleng “Atau bunga?” Skyla kembali menggeleng. Itu hari kasih sayang dan menurutnya kedua benda yang sudah ia dapat tidak cocok dengan apa yang dia butuhkan. Sebuah ide terlintas di kepalanya. Benda persegi yang ia pegang terlempar ke atas tempat tidur dengan rasa bahagia, skyla bersiap untuk membeli kado yang akan ia berikan di hari kasih sayang itu.

Begitu dia sudah mendapat apa yang dia cari, skyla membungkus benda itu dengan rapih di sertai pita kecil yang cantik sambil membayangkan reaksi orang yang akan ia berikan hadiah ini, skyla sangat tidak sabar menunggu hari valentine tiba.

Tak terasa hari yang di tunggu akhirnya datang, skyla sudah berdandan cantik, sebuah pita di ikatkan di kedua sisi rambutnya dengan manis, sebuah kotak di tangannya menunggu orang yang sebentar lagi akan melewati tempat dia berdiri saat ini.

Beberapa orang melewatinya, bergandengan dengan pasangan masing-masing namun dia masih tetap berdiri menunggu orang itu datang selama berjam jam bahkan sampai membiarkan hujan yang mulai turun membasahi usahanya untuk tampil cantik berakhir sia-sia. Air matanya jatuh bersamaan dengan hujan yang mengguyur berharap agar dia akan datang.

Meskipun Skyla yakin setelah hari itu ia tidak akan bertemu dengan dia lagi, ingatan yang sudah berlalu biarlah berlalu tapi rasa sakit itu masih ada di dadanya dan bersarang di sana sampai sekarang.

Sebuah kotak yang beberapa tahun lalu ia beli dengan uang tabungannya masih ia pegang, membalik balik benda persegi panjang itu dengan ingatan masa lalu yang tidak terlalu jelas.

Entah kapan ia membelinya, Skyla tidak ingat, dan saat tadi ia menyusun pakai ke dalam kopernya skyla mendapat kotak itu berada di paling ujung terhimpit baju baju lamanya.

“Apa kau yakin jika orang itu bukan Aaron?” Lolita datang membawa cangkir dan mengaduk isi di dalamnya dengan sendok, menghampiri skyla.

“Aku yakin dia bukan aaron, tapi aku tidak bisa mengingatnya dengan jelas siapa dia yang ada di dalam ingatanku itu” Skyla menghela nafas kecil sebelum mendapat selaan dari teman yang beberapa hari ini menemaninya.

“Aku pikir cinta pertamamu adalah Aaron rupanya masih ada yang sebelum itu” Lolita menyesap minuman yang dia bawa. Skyla menghadap Lolita.

“Tapi bisa saja kan jika dia itu bukan cinta pertamaku atau hanya seorang teman yang sangat baik buatku?”

“Maybe. Tapi aku meragukan hal itu”

Skyla membuka kotak yang dia pegang dan mengeluarkan isinya.

“Jika dia seorang teman aku yakin dia seorang pria dan sangat suka memakai dasi jika tidak aku tidak mungkin membelikan dasi untuknya” Skyla menatap dasi dengan garis zig zag itu dengan seksama “Tapi siapa ya?” lanjut dia. Lolita mengedikkan bahu tanda ia juga tidak tahu.

“tapi anehnya jika aku mengingat memori itu aku merasa sakit, ada rasa yang belum tersampaikan, kecewa dan perasaan lain, campur menjadi satu  jika aku harus menjelaskan semuanya aku tidak tau harus mengatakan apa”

Lolita meletakkan gelas ke meja dan ikut duduk di samping Skyla “Jika dia orang baik atau kalian berjodoh maka takdir akan mempertemukanmu dengan dia yang kamu maksud” Lolita menepuk bahu Skyla mencoba meyakinkan.

“Aku berpikir juga seperti itu tapi bagaimana dengan Aaron? Awalnya aku juga mengira Aaron cinta pertamaku aku bahkan tidak menyangka jika pria di masa laluku itu adalah cinta pertamaku lalu bagaimana  jika dia datang dan menggantikan posisi Aaron?”

All Of YOU (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang