Believe Me 12 #Sejenak Melupakan

14 2 0
                                    

Biarkan aku melupakan dia, walaupun untuk sejenak

^.^

Aku tak tahu apa yang salah padaku hari ini, pikiranku kacau hanya karena seorang pria. Hanya karena melihat pria itu datang bersama seorang wanita dan mereka terlihat cocok.

Apa aku cemburu?

Entahlah, aku tak tahu definisi cemburu itu seperti apa. yang jelas hatiku merasa sakit melihat kebersamaan mereka pagi tadi, siapa lagi jika bukan Ravi dan Danela. Dan yang membuatku kesal adalah bagaimana mereka terlihat cocok bersama. Ravi yang tampan untuk Danela yang cantik. Sedangkan diriku?

Cantik? Nggak. Wajahku standar.

Pintar? Nggak juga, otakku pas - pasan.

Tinggi? Nggak juga, aku pendek.

Sangat jauh jika dibandingkan dengan Danela yang mempunyai segalanya. Wajahnya yang cantik, otaknya yang pintar, tubuhnya yang ideal dan orangnya yang humble. Pantas saja banyak yang menyukainya, termasuk Ravi. Mungkin.

Pantas juga jika Ravi lebih memilih Danela dibandingkan diriku yang tak ada apa - apanya.

"Ra.. DORA!!!! Elah bengong aja perasaan dari tadi." Gerutuan Tito membuatku tersadar dari lamunanku.

"Eh.. kenapa yo?" Tanyaku mendekatkan tubuhku pada Tito.

"Ya Allah Ra, dari tadi aku ngomong nggak kamu dengerin?" Ucap Tito mengeraskan suaranya yang beradu dengan suara kendaraan di jalanan.

Aku meringis "Sorry Yo."

"Mikirin apa sih? Pasti mikirin si Pipin? iya kan? Ngaku hayo." Ucap Tito tepat sasaran dan aku tak menjawab ucapannya.

"Nah kan, bener kan." Tito mendecakkan lidahnya kesal "Nggak bisa gini. Pokoknya hari ini aku bakal bikin kamu lupa sama cowok yang namanya Ravindra alias Pipin." tekad Tito, aku hanya tersenyum mendengar nada kesalnya.

Lalu Tito memutar balik arah, menjalankan motornya ke arah lain. bukan arah rumahku. Entah kemana dia akan membawaku tapi yang jelas aku tak akan menolak kemanapun dia mengajakku, meskipun ke tempat jauh sekalipun. Saat ini yang aku inginkan hanya satu, melupakan pria bernama Ravi. walaupun hanya sejenak.

^.^--^.^

Dan di sinilah kami berada. Bermain di game center yang ada di salah satu mal tertua di Bandung, tepatnya berada di Jl. Merdeka. Tadi setelah menunaikan sholat magrib, Tito langsung membawaku ke sini.

Saat ini Tito sedang mengisi saldo di counter, sedangkan aku menunggu di dekat counter sambil melihat orang - orang yang asik bermain. Lalu mataku terpaku pada sepasang kekasih -mungkin- yang sedang bermain game dance pump it up. Mereka terlihat sangat asik saat bermain itu, hingga tak mempedulikan sekitarnya yang melihat mereka. Aku tersenyum sendiri melihat mereka yang begitu lihai bermain game itu.

Tepukan di pundakku menyadarkanku dari keterpesonaanku menatap pasangan pump it up itu. aku menolehkan kepalaku dan menemukan Tito yang tersenyum menatapku. Dia melihat kearahku menatap tadi.

"Mau main itu?" Tanya Tito dan di jawab gelengan olehku.

"Malu ah yo, pasti banyak yang lihatin."

"Ngapain malu? Biasa juga malu - maluin." Ucap Tito enteng. Aku menatap horror dirinya dan dia hanya terkekeh sambil menghelaku untuk berjalan.

"Udah yuk, kita mulai main aja ya. Mau main apa kamu?" Tanya Tito sambil berjalan mengitari game center.

Aku mengedarkan pandanganku menatap satu persatu permainan yang ada di sini. Jujur saja, aku tak suka game jadi aku tak tahu harus bermain apa. lalu pilihanku jatuh pada permainan basket.

BELIEVE METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang