31. Bittersweet

2.2K 173 39
                                    

15.00, Lapangan Quidditch

Hari ini cuaca sedikit mendung, angin dingin bertiup tidak terlalu kencang. Sore yang sempurna untuk berlatih Quidditch.

Blaise menyeret Draco menuju lapangan Quidditch.

Blaise Zabini : "Come on mate! Bentar lagi latiannya mulai"

Draco Malfoy : "Udah gue bilang gue males Blaise!!!"

Blaise Zabini : "Ayolah Drake. Ini kesempatan sekali seumur hidup latian quidditch sama Krum."

Draco Malfoy : "Cih. Gak tertarik gue"

Blaise Zabini : "Please mate! Sekali ini aja. Lu liat di bangku penonton. Ada Astoria, gua jamin dia bakalan nempelin elu terus kalo lu ga ikut main!!"

Draco melihat ke arah bangku penonton di depannya. Ia bisa melihat Astoria melambai ke arah nya. Draco mengerang kesal.

Draco Malfoy : "Oke, oke. Ayo!!"

Blaise menyeringai senang. Ia menaiki sapu terbangnya, dan menunggu Draco terbang terlebih dahulu. Setelah Draco terbang menuju lapangan, ia segera menyusulnya.

Draco memasuki lapangan dengan terbang rendah di atas tanah. Ia tak menyangka lapangan quidditch akan sepenuh ini.

Draco tertegun kagum. Ia merasa tengah berada dalam sebuah pertandingan quidditch nasional. Bangku-bangku dipenuhi oleh penonton yang antusias.

Bahkan mereka membawa spanduk-spanduk berwarna warni. Sebagian besar isinya, tentu saja mengelu-elukan sang bintang quidditch, Viktor Krum.

Draco terbang tinggi di atas lapangan, kemudian berputar beberapa kali untuk melihat antusiasme penonton di bawahnya.

Pansy dan Astoria melambai ke arahnya. Draco melambai ke arah Pansy, Pansy tersenyum simpul dan Astoria melompat-lompat gembira sambil melambai dengan penuh semangat ke arahnya, kemudian meniupkan ciuman ke arahnya. Draco memutar matanya kesal.

Draco masih terbang di tempatnya, menunggu bintang latihan hari ini datang. Ia kembali melihat ke arah bangku penonton. Luna Lovegood mulai berbicara hal- hal aneh, bukankah Luna menjadi komentator latihan hari ini? Tapi kenapa ia malah membicarakan makhluk-makhluk aneh yang bahkan Draco belum pernah mendengar namanya.

Matanya menemukan sosok yang dari tadi ia cari. Hermione masih asyik mengobrol dengan Cho di salah satu sudut bangku penonton. Wajahnya terlihat sedikit pucat, mungkin sedikit kedinginan. Tiba-tiba mareka saling bertemu. Mereka bertatapan.

Tatapan intim mereka terinterupsi oleh Cho yang dengan sangat bersemangat menepuk pundaknya dan menunjuk-nunjuk sesuatu. Hermione berpaling dari Draco dan mengarahka pandangan ke arah yang ditunjuk Cho, begitu juga Draco.

Well, tentu saja. Sang bintang quidditch internasional idola semua gadis-gadis Hogwarts sedang memasuki lapangan quidditch.

Sorak sorai terdengar riuh di bawahnya. Draco merasa ini sungguh sedikit berlebihan untuk ukuran latihan quidditch. Biasanya jika timnya berlatih, hanya ada beberapa Slytherin dan beberapa gadis bodoh yang menonton latihan mereka.

Viktor Krum memasuki lapangan quidditch dengan dagu terangkat tinggi dan senyum mengembang di wajahnya.

Viktor berputar di atas lapangan sekali dan melambai ke arah para penggemarnya.

Setelah merasa puas menyapa penggemarnya yang sebagian besar terdiri dari para gadis-gadis yang berteriak-teriak histeris sambil meneriakkan namanya, beberapa bahkan sampai meneteskan air mata saking bahagianya, Viktor terbang ke arah salah seorang penonton.

Hogwarts Social Media Life |Dramione|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang