Tient à Cœur - 2

23.7K 1.9K 113
                                    

Repub tanpa edit 13/8/20
4/11/20
13/1/21

Dunia fashion merupakan dunia yang dia cintai tetapi dia tinggalkan untuk orang yang dia cintai karena ingin mengabdi sepenuhnya dengan menjadi istri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Dunia fashion merupakan dunia yang dia cintai tetapi dia tinggalkan untuk orang yang dia cintai karena ingin mengabdi sepenuhnya dengan menjadi istri. Sayangnya dia ditinggalkan.

Ah mungkin yang lebih tepat mendorong pria itu menjauh agar dia bisa menemukan kebahagiaannya. Terdengar bodoh. Dia tahu itu. Tetapi bersama dengan orang yang kamu cintai tetapi tidak dapat melihat cinta di matanya merupakan suatu hal yang menyiksa. Dia merasakannya selama beberapa tahun dan dia merasa cukup. Dia tidak sekuat itu untuk bertahan dan hidup dengan bayangan. Dia bisa memiliki fisik pria itu tetapi tidak dengan hati dan pikirannya yang selalu dan selalu tertuju pada orang lain di masa lalunya.

Jadi kini dia kembali kepada dunia yang dia tinggalkan dulu. Miris memang, tetapi setidaknya dia kembali ke dunia yang dia cintai. Meskipun itu artinya dia harus menerima bahwa dia akan kembali ke Indonesia setelah menetap di Paris untuk menghindari bertemu dengan pria itu dengan tidak sengaja. Padahal dulu ketidak sengajaan itu yang dia harapkan kini, ketidak sengajaan itu yang sangat dia takutkan akan mematahkan hatinya kembali. Lucu memang.

Dia harus kembali ke Jakarta karena persyaratan Ayahnya ketika dia mengatakan akan kembali membuka butik yang dulu sudah dia tutup itu. Ayahnya mengatakan bahwa sudah cukup waktu yang di berikan untuk Malika berpikir dan menjauh. Sudah saatnya dia pulang.

Lucu, karena kini bahkan dia tidak tahu dia harus pulang kemana karena dulu dia menjadikan lelaki itu tempatnya untuk pulang. Karena baginya rumahnya adalah lelaki itu, bukan lagi bangunan fisik.

Jadi disinilah dia sekarang. Di Jakarta. Kota yang ramai dengan hiruk pikuknya, selalu macet dan ramai. Dia sudah memulai pekerjaannya semenjak beberapa minggu lalu. Ayahnya sangat membantu untuk memilihkan tempat dan juga pekerja seperti penjahit. Dia sendiri mulai berkutat dengan pola-pola, jahitan dan memulai promosi sana-sini untuk membangun kembali brandnya. Memulai kembali lebih berat ketimbang memulai dari awal, dia tahu itu tetapi dia akan mencoba memakai sebanyak mungkin koneksi yang dia punya.

Clothing linenya merupakan clothing line Pret-a-Porter atau yang lebih di kenal oleh banyak orang sebagai ready to wear untuk pria dan wanita jadi kini dia mencari beberapa kandidat untuk foto dan promosi. Menurutnya dia belum menemukan sosok yang pas memakai rancangannya kali ini. Dia mulai gusar sekarang. Karena dia sudah merencanakan untuk launching di bulan depan tetapi sampai sekarang dia belum mendapatkan satu foto pun.

"Malika kedelai kesayanganku, ini ada tambahan kandidat lagi. Kalo ini lo tolak juga, gw ga ngerti lagi mau bawain lo siapa." Esa, asisten pribadinya, memberikan beberapa kandidat lagi. "Ini data lengkapnya, include tinggi badan dan size lainnya. Tapi panjang tytydnya ga bisa gw temuin cyin!" Pria kemayu itu terkikik sendiri atas perkataannya sembari memberikan beberapa lembar data kandidat termasuk fotonya. Malika memutar bola matanya lalu memeriksa satu persatu foto dan juga data dari masing-masing orang.

Dia sudah merasa menyerah sampai akhirnya matanya terpaku pada foto orang di lembar terakhir. Profil pria itu dari samping menarik perhatiannya.

Pria itu tampil sangat berantakan dengan rambut panjang berwarna hitam legamnya di ikat kebelakang membentuk man bun. Rahang tegas pria itu di hiasi jambang tipis, tahu five o'clock shadow? Ya, pria di foto itu mempunyainya. Alis hitamnya seakan mempertegas tatapan pria itu meskipun hanya terlihat dari profil sampingnya. Dia menebak bahwa ini adalah foto candid. Dia membalik foto itu dan menemukan foto lainnya. Foto pria itu menggunakan kaus hitam dan juga celana hitam. Kulitnya berwarna tembaga, pria itu pasti sering melakukan kegiatan outdoor. Wajah tampannya memang memukau, tetapi Malika yakin kalau selain wajahnya adalah badan pria itu yang menarik perhatian banyak orang. Badannya tegap, berotot tidak berlebihan dan lengan sebelah kanannya di penuhi oleh tato yang kemudian tertutup oleh lengan bajunya.

Matanya terpaku untuk beberapa saat Esa yang menyadari itu memutuskan lamunan Malika dengan cepat.

"No, no. Dia bukan salah satu kandidat potensial yang bakalan mau."

"Kenapa?"

"Karena dia tidak tertarik."

"Mungkin gw cukup berusaha buat bikin dia tertarik."

"Lo ga liat pernampilannya? Dia cuma memakai yang dia nyaman aja. Hellow, sendal jepit swallow!!" Esa menunjuk pada alas kaki yang di kenakan di foto itu.

"Well, in case you didn't notice. Semua yang dia pakai ini berasal dari rumah mode terkenal dan bukan barang biasa."

"Bitch, please. Gw tau keles apa yang dia pakai. Makanya gw bilang dia ga bakalan mau karena bukan kelasnya."

Malika melotot, jika bukan karena mereka kenal lama maka perempuan karbitan satu ini pasti sudah dia tempeleng.

"Kasih gw kontaknya aja."

"Mau gw pesenin tiket juga ga?"

"Ha? Tiket apaan?"

"Duh Neng! Di baca dong yang lengkap. Dia ada di Bali."

Malika kali ini mengangguk sambil membaca data pria itu kembali.

"Dia disk jockey?"

Follow akun wp ini supaya dapat info kenapa repub, sudah diumumkan tadi pagi sbnrnya. Jadi yang mau tau kenapa bisa cek conversation. Thank you ❤️

13 june 19
2 maret 20
13/8/20 repub

13 june 192 maret 2013/8/20 repub

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Tient à Cœur [FIN] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang