Catatan Si Cermin

297 21 1
                                    

"Okay, let's check it out!"

Titania menatap pantulan dirinya di cerimin. Meski begitu, ia tidak menatap dengan detail pantulan dirinya. Pikirannya melayang ke bagaiaman ekspresi temannya kalau melihat Titania yang kesurupan atau semacamnya. Perutnya terasa tergelitik. Sampai akhirnya, ia memutuskan untuk berpura-pura kesurupan agar temannya itu panik.

"Titania!"

Perut Titania semakin terasa geli begitu mendengar nada panik dari mulut kedua temannya itu.

Nirina merebut cermin di tangan Titania lalu meletakkannya ke sembarang tempat. Sementara itu, Rio masih memegangi Titania, berharap temannya itu cepat sadar dari kesurupannya.

Titania masih berpura-pura sesak nafas dan kesurupan. Ia nyaris tertawa kencang saat melihat wajah panik dari Rio dan Nirina.

"Titania! Sadar!" Nirina menepuk kedua pipi Titania agar gadis itu sadar.

"Tan—"

"Hahahahahahaha!!"

Titania tertawa terbahak-bahak, tangannya memegangi perutnya yang sakit bukan main. Sedangkan kedua temannya diam ternganga, sepertinya bingung dengan keadaan sebenarnya.

"Hey!" Titania menjentikkan jarinya di depan wajah Rio dan Nirina. "Duh kalian, percaya aja sih kalo gue kesurupan? Hahaha!" lanjutnya sambil tertawa.

Nirina dan Rio saling pandang. Sesaat mereka bingung, lalu mereka menyadari kalau Titania sedang mengerjai mereka.

"Sialan lo!"

"Kurang ajar!"

"Gue udah panik, tau!"

"Titania reseeee!"

Umpat keduanya sambil menyerbu Titania. Nirina memukul lengan Titania, sedangkan Rio mengacak-acak rambut Titania sampai benar-benar berantakan.

"Ah! Curang!" teriak Titania tak terima.

***

Nirina masih memikirkan kejadian kemarin sore yang menurutnya aneh, terlebih lagi sekarang ia merasa lebih terobsesi pada cermin dengan ukiran tulip itu. Setiap saat, yang ia mau hanya memegang cermin itu, dan melihat dirinya di cermin itu.

Entah, ini perasaannya saja, atau memang efek dari cermin itu. Setiap Nirina melihat Titania atau Rio memegang cermin itu, ia pasti dilanda gelisah yang berlebihan. Seperti tidak bisa melihat cermin itu di pegang orang lain kecuali dirinya.

Contohnya seperti sekarang, sedari tadi ia terus saja melirik cermin yang tergeletak di meja ruang tamu Rio. Sementara Titania mengetik daftar isi dari makalah mereka, dan Rio sedang mencatat tugas Sosiologi yang belum ia selesaikan.

"Diem aja, Rin?" Tegur Rio meski pandangannya masih terpaku pada buku.

Lamunan Nirina buyar, ia mengerjapkan matanya berusaha menghilangkan bayang-bayang akan cermin gagang itu.

"Ngantuk gue," katanya bohong.

"Rin, nanti ini di bikin kayak cerita gitu, kan? Terus nanti...." Nirina tidak mendengarkan apa yang di katakan Titania, ia memilih untuk terus menatap cermin tulip itu lebih lama.

Batinnya seperti terpuaskan kalau ia menatap cermin itu lebih lama. Ia seperti mendapat ketenangan, meski begitu hati kecilnya tetap merasa aneh dan berusaha menjauhkan Nirina dari cermin itu. Namun, sebagian besar otaknya menolak keinginan hati kecilnya itu, Nirina memilih untuk terus melihat cermin itu.

Bahkan ia sekarang sudah memegangi cermin gagang itu dengan kedua tangannya. Pandangannya menerawang ke pantulan dirinya di cermin. Terus begitu, seperti tak akan bisa terlepaskan.

Titania menoleh setelah menjelaskan secara panjang. Melihat temannya yang tak ada respon dan hanya menatapi cermin, Titania menghela nafas kesal. Ia lalu merebut cermin antik itu dari tangan Nirina.

"Dengerin gue ngapa!" Protes Titania dan menyadarkan Nirina dari kelakuan anehnya.

Nirina menarik nafas panjang, tak sadar kalau beberapa saat tadi ia menahan nafasnya.

"Oke, maaf gue lagi gak konsen," ia menggelengkan kepalanya beberapa kali.

"Eh! Liat deh!" Seru Rio.

Setelah mengerjakan tugas Sosiologi, ia iseng membuka buku kecil milik si cermin ini. Hard cover yang sudah mulai rusak itu ternyata melindungi bagian kertas dengan tulisan sambung bercetak miring. Rio duga, itu adalah catatan sang pemilik dari tangan ke tangan.

"Yang pertama tulisannya Nyonya Flo, tapi dimana beliau, gak di kasih tau disini." Jelas Rio.

Nirina membuka lembar lainnya, di lembar kedua, ia menemukan tulisan dengan font yang sama.

"Si penguasa cantik," bacanya dengan suara berbisik.

Titania menoleh, dahinya berkerut dalam begitu mendengar ucapan Nirina. Mereka bertiga saling pandang, terlalu banyak teka-teki yang mereka temukan dan harus di pecahkan. Proposal saja sudah membuat mereka repot, di tambah lagi dengan teka-teki si pemilik yang membingungkan.

"Cuma itu aja?" Tanya Titania lalu menghadap Rio.

Rio menggeleng, "Enggak, jadi di lembar lainnya ada tulisan nama pemilik yang lain, sama tulian mirip quote kayak tadi,"

Titania mengambil buku itu dari tangan Nirina. Tangannya dengan cepat membolak-balik buku itu tanpa peduli benda itu akan robek. Umpatan kecil terdengar dari mulutnya. Nirina sendiri bingung, siapa Nyonya Flo yang di maksud, dan maksud dari tulisan tadi apa. Bisa saja mereka membuat sejarah palsu dengan bilang kalau Nyonya Flo itu seorang pengusaha cermin dan sebagainya, namun hasratnya untuk mencari terlalu besar.

Kalau Rio jangan di tanya lagi, dari awal ia melihat buku itu, ia sudah sangat tertarik dengan sejarah cermin tulip. Belum pernah ia merasakan penasaran yang sebesar ini. Ia merasa kalau benda ini menariknya untuk terus mendekat. Entah itu hanya kiasan atau makna sebenarnya.

Sebenarnya Rio ingin sekali mengajak Nirina dan Titania memecahkan teka-teki ini, mungkin Nirina mau tapi tidak tau kalau Titania. Perempuan yang selalu mengenakan bandana itu, selalu mau kalau hanya ada mood-nya saja, kalau tidak ada, ya tidak bisa. Meski tidak akan mendapatkan hadiah apapun saat ia berhasil memecahkan teka-teki itu, tapi setidaknya ada kepuasan batin untuk Rio.

Titania kembali mengambil cermin tulip itu. Saat ia memegang gagang cermin, ia merasa tenang dan tidak gelisah. Ia baru merasakannya sekarang. Mungkin karna sekarang ia sedang serius dan tak main-main. Di usapnya ukiran tulip di kayu cermin. Ia menghirup aroma khas kayu dari cermin gagang itu.

"Kapan kita mau mulai?" Tanya Titania yang mengejutkan untuk Rio dan Nirina.

•••M-M•••

A/N

Ha! New update! Makasih loh yang udah mau baca dan nambahin ke library nya! ^^

Jangan lupa kritik & saran! ❤

Magique MirrorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang