●●●●
"Brengsek! Lelaki penggoda, sialand!"
Teriakan penuh umpatan juga makian menggema di aula tempat sebuah pesta di laksanakan. Seorang gadis berambut coklat susu sepinggang, memakai gaun berwarna merah menyala tengah menyita perhatian semua orang.
Pesta pertunangan yang di hadirinya kini menjadi hening sesaat setelah teriakannya terdengar. Semua orang yang hadir dalam pesta itu saling diam memperhatikan gadis bergaun merah tersebut. Di hadapannya ada seorang Pria berbadan tinggi tegap, rahang tegas dengan sorotan mata tajam yang siap menenggelamkan siapapun yang di lihatnya. Berdiri menatap gadis bergaun merah dengan datar.
Adonis Xavier Axvorld.
Semua orang tentu tahu sosok yang satu itu. Pria tampan yang sebentar lagi akan menggantikan kedudukan sang Ayah sebagai CEO utama, lantaran Ayahnya yang meninggal beberapa minggu lalu. Tampan juga misterius. Ya. Adonis Xavier Axvorld. Pria itulah yang di maki gadis bergaun merah.
"Keluar kau dari pesta ini!" Gadis itu kembali bersuara.
Adonis maju, mendekati gadis itu. Memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celana formal yang ia kenakan. Kedua matanya masih menatap si gadis lekat.
"Harusnya kau yang keluar, Nona. Karena kau telah membuat keributan." Adonis berujar lirih. Suara beratnya terdengar serak dan rendah. Sarat akan ketegasan dalam pengucapannya.
Gadis bersurai coklat susu itu melangkah mundur. Membalas tatapan Adonis dengan berani, memperlihatkan kobaran api di matanya. Adonis tersenyum miring.
"Kau salah paham mengenai tatapanku."
Gadis itu mengeraskan rahang.
"Sorotan mataku memang seperti ini jika menatap. Siapapun. Bukan kau saja."
Adonis mengangkat satu alisnya. Tersenyum menang ke arah gadis itu dan berbalik arah meninggalkan pesta yang ia datangi.
Sementara itu, gadis bergaun merah masih mengamati punggung lebar yang semakin menjauh dari jangkauan pandangannya. Tertegun. Apakah ia salah menilai seseorang? Lagi? Apa yang salah di diri gadis itu sebenarnya? Kejadian seperti ini bukanlah pertama kalinya. Namun yang terjadi di pesta itu merupakan kesalahan yang paling membuatnya malu.
"Apa yang kau lakukan, Rose?"
Tiba-tiba suara di belakangnya mengalihkan perhatiannya. Gadis yang di panggil Rose itu pun berbalik.
"Adonis itu tamu penting di acara pertunanganku. Dan kau malah mengusirnya."
Seperti namanya, gadis bergaun merah itu adalah Rose. Memiliki paras cantik dengan tubuh indah. Anak dari pengusaha terkenal. Namun karena kesalahannya, pesta pertunangan sahabatnya menjadi kacau.
"Maafkan aku, Jessie." Sesal Rose.
Jessie---sahabat Rose menghela napas. "Sudahlah, tidak apa-apa. Tapi apa yang harus aku lakukan sekarang? Adonis sudah pergi. Dan acara akan segera di mulai."
Rose menunduk. Ingin menolong, namun ia juga tidak tahu apa yang harus dia lakukan. Adonis? Dia saja baru tahu ada nama Adonis di negaranya.
"Kau pergi ke apartemennya saja. Ku mohon. Bujuk dia untuk kembali ke sini secepatnya."
Rose mendongak, membelalakkan matanya menatap Jessie. "Aku?!" Pekiknya.
"Siapa lagi? Kau yang membuatnya pergi, jadi kau harus meminta maaf dan membawanya ke sini."
"Tapi, Jess---"
"Kau pergi saja dengan sopirku. Dia tahu apartemen Adonis. Aku sedang tidak membawa ponselku. Cepat pergilah!"
"Jess--"
"Kumohon..."
Entah sebenarnya sepenting apa sosok Adonis untuk pesta itu hingga Jessie harus memaksanya seperti ini. Rose sangat tidak menyukainya. Bertemu dengan orang yang telah mengacaukan pikirannya. Ia takut akan tatapan Pria itu.
Oh Tuhan..!
Sebenarnya Rose salah menebak arti tatapannya atau tidak?
●●●
Hai
Ini masih awal ya.. permulaan. Dimana kronologis di mulai.Adakah yg tertarik?
Mohon dukungannya ya..
Berikan vote + komen 😊
Terimakasih
KAMU SEDANG MEMBACA
Adonis Lover
RomancePesta yang mempertemukan sebuah kata takdir. Nathelie Rose Anderson. Gadis berparas cantik dengan tubuh proposional yang mampu meluluhkan pria manapun. Anak dari seorang pengusaha terkenal. Kekayaannya sudah di kenal publik. Namun, Rose bukanlah gad...