Adonis ( part 02 ) - Kissing Stranger

3.6K 332 37
                                    

Keraguan terlihat jelas melalui air muka Rose ketika mobil yang di tumpanginya berhenti di depan apartemen milik Adonis. Sorotan matanya berpendar redup saat mendongak menatap gedung tersebut. Kedua tangannya meremas tas selempang yang di pangkunya. Menunduk, mengigit bibir bawahnya saat mengingat perlakuannya tadi terhadap Adonis.

Sial.

Ini akan sangat memalukan. Meminta maaf terhadap Pria itu dan memintanya untuk kembali ke pesta pertunangan Jessie. Apakah mungkin Pria bernama Adonis itu mengikuti permintaannya? Sepertinya Adonis bukanlah Pria baik yang akan dengan lapang dada melupakan kejadian yang telah mempermalukan dirinya?

Jika seperti ini, Rose menyesal telah menuduh Pria itu melalui tatapan. Menyesal karena telah memakinya.

"Sudah sampai, Nona." Sang Sopir berucap.

Rose menarik napas panjang dan menghelanya kasar. Memejamkan mata sejenak berusaha menghilangkan ketakutannya. Akan tetapi jantungnya berdebar manakala ia menyentuh pintu mobil ingin membukanya. Rose kembali menarik napas dan menepis keraguan dalam diri. Membuka pintu mobil dan keluar dari dalam. Heels yang di pakainya terasa berat di kaki Rose. Entah karena ia belum bisa memberanikan diri untuk melangkah, atau memang sepatunya yang berat. Yang jelas, Rose hanya berdiri mematung di samping badan mobil dengan menatap gelisah apartemen di depannya.

Rose kembali mengingat perkataan Jessie yang memintanya untuk segera membawa Pria bernama Adonis ke pestanya. Rose menyelipkan anak rambutnya ke belakang telinga. Memberanikan diri mengangkat kaki, melangkah maju dan menekan bel apartemen.

Lama tidak ada tanda-tanda jika pintu akan di buka. Membuat Rose kembali menekan bel dan memundurkan tubuhnya gugup.

Bagaimana jika Pria itu tidak ada di apartemennya? Harus mencarinya dimana? Mengenal saja tidak.

Cukup lama. Sudah cukup lama Rose berdiri dengan kegelisahan. Menantikan pintu di buka dan menampilkan sosok Adonis dari dalam. Namun pintu tetap tertutup rapat. Tumitnya sakit karena terus berdiri. Angin malam dan suhu dingin yang menerpa tubuhnya membuat Rose sedikit menggigil. Gaun yang di pakainya itu tidak berlengan dan tingginya juga di atas lutut. Ia tak membawa apapun untuk menutupi tubuhnya dari dinginnya malam.

Gadis itu memeluk tubuhnya sendiri dan mendesis kedinginan. Membalik badan hendak pergi dari apartemen Adonis. Namun, suara kecil yang terdengar di telinga Rose langsung membuat gadis itu kembali berbalik arah. Menatap penuh harap pintu apartemen tersebut.

Masih memeluk tubuhnya sendiri, Rose membuka bibirnya kecil menatap tubuh kekar Adonis. Mata indahnya bertemu pandang dengan mata tajam Pria yang tengah berdiri tegap di depan pintu. Hanya mengenakan handuk yang di lilitkan ke pinggangnya. Rambut hitamnya terlihat basah. Wajahnya tetap datar.

Rose mengerjapkan matanya dan membuang napas. Mengalihkan wajah dan mengusap lengannya yang terkena hembusan angin.

Rose berdehem. Kecanggungan jelas tercipta dalam dirinya. Pria bernama Adonis itu tak mengeluarkan satu kata pun.

"Maafkan aku, dan kembalilah ke pesta itu." Rose berujar lirih. Suaranya bergetar menahan rasa dingin di tubuhnya yang semakin membuatnya menggigil.

Rose kembali menatap Adonis sejenak. Tak mendapatkan respon, gadis itu memilih berbalik dan berjalan menuju mobil Jessie yang menunggunya.

"Apa seperti itu caranya meminta maaf?"

Langkah Rose terhenti. Gadis itu mengusap kasar kedua lengannya. Kembali berbalik menghadap Adonis yang sekarang menyilangkan tangan di dada bidangnya.

Rose mengurai rambut yang tadi di selipkannya ke belakang telinga untuk mengurangi rasa dingin di wajahnya. Menghela napas menatap Adonis.

"I'm so sorry. Aku telah mempermalukan dirimu. Maafkan aku."

Adonis LoverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang