Adonis ( Part 20 ) - Let's get Married

1.5K 182 8
                                    

Gerbang tinggi sebuah mansion terbuka otomatis ketika mobil rombongan keluarga Axvorld datang. Di depan pintu utama sudah ada kedua orangtua Rose yang menunggu keluarga Adonis keluar dari mobilnya masing-masing. Sambutan hangat tercipta ketika Tracy menatap Yeslin. Mereka saling menyapa - berbasa-basi selayaknya sahabat yang sudah lama tidak bertemu.

Adonis dan Rose sendiri lebih memilih berbicara dengan Ben. Menerima sambutan keluarga Anderson dengan segala rasa hormat.

Beberapa saat kemudian pandangan Yeslin menemukan Jessie yang tengah tersenyum menatap interaksi Adonis dengan Ben, semuanya menjadi sedikit heboh.

"Jessie!" Seru Yeslin setelah memeluk Tracy.

Jessie semakin melebarkan senyumannya lalu menghampiri Yeslin. Menerima pelukan Ibu Rose dengan sesekali merengek manja. Sudah lama mereka tidak bertemu.

"Maaf ya.. Kami tidak bisa datang di acara pertunanganmu."

"Iya, tidak apa-apa. Lagi pula Rose sudah datang."

Benedict yang merasa tertarik akan perbincangan keduanya menoleh. "Dia tidak membutuhkan kita, Sayang. Dia hanya butuh Rose." Ucapnya tiba-tiba.

Jessie mengerucutkan bibirnya berpura-pura kesal. Berlari kecil memeluk lengan Max sembari berbisik mengadu. Kelakuan Jessie itu otomatis membuat semuanya tertawa. Tak terkecuali Jullian yang tengah fokus pada ponselnya, mendadak mengangkat wajah dan menggeleng.

"Mari....mari. Silahkan masuk ke kediaman kami." Ajak Yeslin ketika menyadari suasana sudah sedikit canggung.

Mereka pun masuk dengan senyuman lebar. Jessie dan Max sibuk membicarakan pernak-pernik mahal di mansion itu, lalu Jullian yang senyum-senyum sendiri menatap layar ponselnya. Sementara itu Adonis dan Rose memperdebatkan kekayaan keluarga Anderson.

"Ini semua milik ayahku! Aku tidak punya apa-apa."

"Baguslah. Kalau begitu kau beruntung di cintai begitu besar oleh keluarga Axvorld, terutama aku."

Rose mencubit pinggang Adonis kemudian menatap sekitarnya. Takut jika kedua orangtuanya melihat atau pun mendengar yang mereka katakan.

"Tidak semua. Adik bungsumu tidak menyukaiku. Jullian membenciku."

Sang empunya nama mengendikkan tatapannya ke arah punggung Rose dan Adonis yang membelakanginya. Mengetikkan sesuatu yang kemudian ia kirim ke nomor Zackya lalu memasukkan ponselnya pada saku sembari mengangkat wajah dengan angkuh.

Jullian kemudian berdehem cukup keras. "Membicarakanku?" Sehingga membuat semua orang di sekitarnya menoleh dengan raut bingung.

Baik Rose dan Adonis mengerutkan kening setelah berbalik menatap Jullian.

"Kalian berdua sama saja!" Geram pemuda itu.

Tracy menepuk keras punggung Jullian. Memberinya tatapan peringatan yang sayangnya berakhir di abaikan.

"Sudah tidak apa-apa. Mungkin dia ada masalah dengan kekasihnya dan emosinya terbawa-bawa." Ben tersenyum kaku. Menarik tangan Rose untuk duduk di sebelahnya lalu mengerling ke arah Adonis saat mendapati Pria itu mengernyit sedikit tak terima.

Adonis menghela napas dan memgendikkan bahu mencoba mengabaikan ketidak terimaan akan sikap Ben yang menurutnya terlalu berlebihan. Apakah Rose selalu di manja seperti itu?

"Kekasihmu sepertinya tidak menyukaiku, Rose.."

Dan betapa terkejutnya ia ketika Ben justru berseru lantang, yang seakan kalimatnya di tujukan langsung padanya. Adonis menatap Rose setelah melirik Ben dengan heran. Wanita itu menyikut pinggang Benedict lalu menggeleng dengan meringis sungkan padanya.

Adonis LoverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang