Adonis ( part 03 ) - Bad Day

3.1K 267 4
                                    

Jessie dan Max tersenyum lega begitu orang yang di nantikannya tiba. Menatap Rose dengan lembut ketika melihat sosok Adonis tengah berjalan di belakangnya. Pria itu menyimpan satu tangannya pada saku celana, menatap punggung Rose yang berjalan lebih dulu. Lalu dengan cepat ia mengalihkannya dengan melirik para tamu undangan yang tengah memperhatikan dirinya.

Rose berdiri di dekat Jessie. Tersenyum canggung saat sahabatnya menggengam tangan Rose dan mengucapkan terimakasih. Sekilas, Rose menatap Adonis yang berdiri tak jauh dari adiknya. Namun ia segera menunduk ketika Pria itu memergoki dirinya. Menarik napas dalam dan menghembuskannya kasar.

Tak berselang lama, acara inti pun di mulai. Jessie dan Max bertukar cincin dengan tersenyum bahagia. Semua orang menikmatinya dengan pandangan takjub. Kedua pasangan itu terlihat begitu cocok. Bahkan suara riuh tepuk tangan menggema di aula tempat acara di selenggarakan.

Tiba-tiba Rose merasakan getaran ponsel di tas kecilnya. Sedikit terperanjat karena kaget, Rose mengambil ponsel tersebut dan menilik layarnya. Berbicara pada Jessie untuk mengangkat panggilan sebentar.

Gadis itu berjalan mundur dua langkah untuk kemudian berbalik. Berjalan menaiki tangga dan menuju aula atas. Menggeser ikon hijau di layar ponselnya dan mulai mendengarkan sang penelfon, tanpa tahu jika ada sepasang mata tajam yang memperhatikan dirinya.

Rose berhenti di dekat balkon. Menatap pemandangan di kota New York sembari terus mendengarkan omongan seseorang dari seberang telephone. Sesekali pula ia menyahut untuk memberi respon. Ia juga berkali-kali menggerakkan kakinya karena pegal juga sakit. Dalam hati ingin cepat-cepat pulang dan tidur. Lelah sekali rasanya, padahal tidak ada kegiatan apapun selain hanya berdiri menikmati momen bahagia Jessie.

"Iya, Ayah.. Rose pasti pulang secepatnya."

Dan kalimat persetujuan Rose yang di layangkan pada sang penelfon yaitu Ayahnya menutup pembicaraan. Gadis itu mengakhiri panggilan secara sepihak dan kembali memasukkan ponselnya pada tas selempang kecilnya. Menghembuskan napas kasar dengan menumpukan kedua tangannya pada railing balkon. Menatap awan malam New York dengan terus menghembuskan napas.

"Kukira kau gadis yang mandiri."

Gadis bersurai coklat susu itu membalik badan terkejut. Membelalak ketika netranya menemukan sosok Adonis yang tengah berdiri di hadapannya. Rose mengernyit tidak suka dengan ucapan Pria itu. Menolak dalam diam perkataan Adonis. Dirinya gadis mandiri, demi Tuhan! Siapa Adonis hingga berani menilai dirinya?

Rose menyandarkan pinggangnya pada balkon di belakang. Menatap jengah Adonis sembari menghela napas diam-diam.

"Nathelie Rose Anderson."

Adonis menyebutkan nama Rose dengan lengkap. Entah apa tujuannya. Namun ekspresi yang di tunjukkan dari wajahnya, Pria itu terlihat tengah mengejek Rose. Membuat Rose mengernyitkan dahi tajam dengan bingung. Bagaimana Pria itu tahu namanya?

Namun, Rose bukanlah tipe Perempuan yang suka membuat dirinya kerepotan hanya karena masalah tidak penting. Lagi pula untuk masalahnya kini, kenapa jika Adonis tahu namanya? Toh, mereka tidak akan pernah bertemu setelah acara pertunangannya selesai, bukan?

Maka Rose menegakkan kembali tubuhnya. Berjalan melewati Adonis yang masih menatapnya intens. Tidak menatap sedikitpun Pria itu.

Adonis tersenyum miring. Mengeluarkan tangannya dari saku celana dan meraih tangan Rose. Menariknya cukup kuat hingga membuat tubuh Rose hampir terjatuh. Rambut panjangnya juga tersibak, kembali menampilkan belahan dadanya dengan jelas. Namun gadis itu bisa menguasai dirinya. Berdiri tegak di hadapan Adonis dengan menatapnya geram. Melepaskan tangannya dari genggaman Adonis dan membenarkan tatanan rambutnya untuk menutupi bagian tubuh yang terbuka.

Adonis LoverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang