Adonis ( part 10 ) - Start the Game

2K 209 36
                                    

'Sebenarnya ada hubungan apa kau dengan Adonis, Rose?'

Rose mendesah panjang mendengar pertanyaan Jessie dari seberang telephone. Memijit pelipisnya sembari memejamkan mata. Sejak pertemuannya dengan Pria bernama Adonis kepalanya menjadi sering sakit seperti saat ini. Pria gila itu benar-benar membuat akal sehat Rose lumpuh.

"Itu semua hanyalah salah paham gila yang di buat si brengsek Adonis, Jess!"

"Tapi kenapa seolah-olah nyata, ya? Kau juga tidak menunjukkan gelagat tidak suka terhadap Adonis."

Rose menghela napas.

"Itu permainan."

"Astaga, Nona Rose Anderson.. Kau tidak tahu sifat Adonis seperti apa. Seharusnya kau tidak usah mengikuti permainan dia, Rose. Kau justru mempersulit dirimu."

Apa? Tidak tahu sifat Pria bastard itu?

Hell!

Rose akui memang ia tidak memahami sifatnya. Salah memang? Bukankah Rose tidak pernah bertemu Pria seperti Adonis sebelumnya? Dan Jessie menyalahkan Rose seakan-akan dia sudah mengenal Adonis lama?!

Memuakkan hidup di antara orang-orang yang memiliki hubungan dengan keluarga Axvorld. Lalu Jessie justru akan menikah dengan adik Adonis?

Kutukan macam apa ini Tuhan? - Rose membatin.

Tapi, Max itu berbeda. Dia Pria baik, berbeda dengan Adonis atau pun Jullian si tukang ikut campur. Maximilian itu jauh lebih pengertian dan kalem.

"Jangan sampai kau menjadi menyebalkan seperti Adonis maupun Jullian, ya, Jess! Awas saja kau!"

.
.
.

Kembali ke Milan adalah satu keinginan Rose yang begitu ingin di laksanakan. Dan sekarang ia bisa bernapas lega karena sudah lepas dari sosok Adonis.

Rose baru saja keluar kantor begitu tubuhnya terlonjak merespons kekagetan yang ia rasakan. Di depan gedung megah milik Collin's Co. ia hampir saja menubruk seseorang. Jika saja ia tidak segera melihat sepatu hitam mengkilap di hadapannya, mungkin mereka sudah saling tersungkur karena kecerobohan Rose yang tengah menunduk.

Baru ia merasa seakan dunia memihak padanya, namun sekejap ia mengerjapkan mata begitu mendongak menatap siapa pemilik sepatu itu, seketika itu pula Rose yakin hidupnya memang penuh kesialan.

Si setan gila bangsat brengsek bastard itu muncul di hadapannya. Di hadapannya?! Apalagi dengan bibirnya yang tersenyum meremehkan, tatapan intens itu membuat Rose menganga. Membelalak tidak percaya dan mendesis tertahan ketika otaknya sudah menyadari jika Pria itu adalah Adonis.

Sialand!

Rose melanjutkan jalannya, melewati Adonis. Melangkah cepat sebelum Pria itu menghentikannya. Akan tetapi saat itu pula langkah Rose melambat. Keningnya mengernyit tajam. Kenapa Pria itu tidak mencegahnya? Memanggil namanya mungkin?

Ah! Kenapa juga Rose harus memikirkan itu?

Rose menggelengkan kepala, mengusir sekelebat pikiran yang mengharapkan Adonis memanggilnya. Kembali berjalan bahkan lebih cepat dari sebelumnya.

Tapi..

Kenapa Adonis ada di kantornya? Untuk apa? Apakah akan ada sesi wawancara lagi dengan Axvorld Net Media?

Tiba-tiba ponsel di tangan Rose bergetar. Perempuan itu menghentikan langkahnya dan menilik siapa yang menghubungi ponselnya.

"Ya, Mr. Sims?" Lirihnya ketika mengangkat panggilan yang ternyata adalah Sims Collin sang atasan.

Adonis LoverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang