Adonis ( part 16 ) - Stuck

2K 206 31
                                    

Rose hampir berbaring di ranjang jika saja suara pintu yang di buka dengan keras tak mengagetkannya. Wanita itu menoleh dan langsung mendapati Jullian tengah berjalan cepat ke arahnya. Rose mengernyitkan dahi.

"Ada apa, Jullian? Kenapa kau--"

"Tidak bisakah kau enyah saja?!"

Rose mengerjap tak mengerti. Mencerukkan kedua alisnya menatap Jullian.

Adonis muncul dari belakang Jullian. Kedua tangannya ia simpan di dalam saku celana dan berdiri di samping Rose.

"Apa ini, Jullian? Kenapa kau tiba-tiba mengamuk seperti ini?"

Jullian tertawa sumbang lalu menatap Adonis dan Rose bergantian.

"Kau telah di butakan oleh Wanita ini, Kak!"

Adonis mengambil satu langkah maju. Berwaspada jikalau Jullian kembali mengamuk, dengan Rose yang di tujunya.

Jullian menurunkan tangannya yang sempat menunjuk Rose dengan memicing sengit. Rahang pemuda itu mengeras.

Sedang Rose masih menatap Jullian bingung.

"Demi Wanita ini kau membatalkan makan malam kita?! Keluarga kita dengan Affrain! Tidak bisakah kau mementingkan keluargamu sendiri? Dia hanya Wanita penggoda yang mengincar hartamu! Setelah dia mendapatkan semuanya, kau pasti akan di campakkannya!"

"Jaga bicaramu, Jullian!"

Rose tercengang. Menatap Jullian dengan kaget. Ada apa dengan Jullian? Kenapa dia mengatakan Rose sebagai Wanita penggoda?

"Kenapa? Kau memang sudah buta olehnya!"

Adonis menarik napas setelah teriakannya tadi. Menghembuskannya perlahan dan memalingkan wajah dari Jullian.

"Yang di butakan cinta itu kau sendiri. Apa kau tidak sadar? Semenjak kau mengencani putri Affrain, kau tidak memerdulikan kami. Kau selalu menyakiti hati Nenek dengan terus pergi dan menghamburkan uang. Kuliahmu pun kau abaikan! Kau tidak menyadari itu, Jullian?"

Adonis berujar pelan. Menghargai sang pemilik rumah agar tidak terganggu oleh keributan mereka.

Jullian menghembuskan napas sembari menyeringai. Menatap Rose seolah benar Wanita itu manusia rendah, seperti apa yang di katakannya tadi.

"Jika kau tetap akan makan malam bersama mereka, pergilah! Aku akan kembali. Lagi pula pekerjaanku sudah menumpuk karena undangan keluarga kekasihmu."

Jullian terkesiap. Pemuda itu menatap Adonis tak percaya. Sungguhkah yang di katakan Kakaknya itu? Dia akan pulang dan mengabaikan undangan makan malam yang jauh-jauh hari sudah di rencanakan?

"Terserah kau!"

.
.

Rose mendudukkan dirinya dengan pelan setelah kepergian Jullian dari kamarnya. Menarik napas berkali-kali untuk menenangkan diri. Jujur ia masih syok atas tuduhan Jullian. Dirinya sampai ke Uzbekistan saja karena paksaan dan perlakuan Adonis. Dan tiba-tiba Jullian berteriak padanya dengan kata yang tidak bisa di toleransi.

Rose jadi benar-benar merasa muak.

"Bersiaplah. Kita akan segera kembali."

Adonis berdiri di hadapannya, menatap Rose dengan tatapan bersalah. Rose sendiri hanya tersenyum kecut mendengar perkataan Adonis.

"Kuharap setelah ini kau tidak menemuiku lagi, Ad."

Dengan memaksakan diri, Rose berdiri dan mengemasi barangnya. Dengan langkah pincang karena keseleo waktu itu ia berjalan menuju kamar mandi. Mengabaikan tatapan pasrah Adonis yang semakin membuatnya muak.

Adonis LoverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang