Adonis ( part ) - Jullian?

1.1K 115 36
                                    

Sepertinya ada yang udah lupa? Karena Saya juga lupa. Wxwx

Jam berapa kalian baca ini?

***

"Tidak."

Menikah dipercepat? Adonis mungkin bisa membuatnya mudah. Dengan kekuasaan yang dimilikinya, pria menawan itu tidak diragukan lagi bisa mewujudkan semua sesuai dengan keinginannya. Tapi mengapa Rose justru menolak untuk mempercepat pernikahan mereka?

"Aku belum ingin menikah jika hatiku saja masih bimbang."

Tentu saja itu membuat kedua alis tebal Adonis menceruk dalam.

"Bimbang....?"

Bukannya Rose mau menikah dengannya? Cincin yang ada di jari manisnya adalah bukti keseriusan dari hubungan mereka. Dan perempuan itu bilang, bimbang?

"Rasa-rasanya aku akan dimusuhi Jullian terus. Aku tidak mau kalau kita menikah sementara aku dan dia belum biaa berdamai."

"Dia hanya tidak ingin jatuh hati padamu."

Pukulan kecil mendarat pada lengan kekar Adonis. Rose mendesis sebelum mulutnya sibuk berkomat-kamit merapalkan segala kata yang tidak patut untuk didengar

"Kau selalu saja bilang Jullian takut jatuh cinta padaku! Tidak akan mungkin, Ad... Lagi pula adikmu itu begitu mencintai Zackya."

"Tidak ada yang tahu perasaan bocah itu kecuali dia sendiri, Sayang."

Rose menyandarkan punggungnya dan menghela napas sembari menatap jalanan kota Milan dengan memberengut. Rose tidak tahu alasan kenapa Jullian terlihat begitu membenci dirinya. Seburuk apa ia di pikiran Jullian?

Tiba-tiba sapuan lembut di wajah Rose membuat perempuan itu terkesiap. Adonis menyentuh wajah perempuan itu lalu tersenyum menatapnya saat laju mobil berhenti karena lampu merah.

"Iya... Kita akan luruskan permasalahanmu dengan adik sialanku lebih dulu. Setelah itu aku ikuti kau saja. Mau menikah segera, atau belakangan."

Rose ikut menyunggingkan bibirnya dengan lebar. Menyentuh tangan besar Adonis lalu menurunkannya ke pangkuan dengan menggenggam erat.

Memiliki Adonis adalah hal terindah yang sedang Rose dapatkan. Dan ia tidak mau menyia-nyiakan kesempatan yang sudah Tuhan berikan padanya. Jika hatinya tenang-tenang saja dengan segala rasa tidak suka Jullian terhadapnya, menikah besok pun Rose pasti mau kalau Adonis meminta.

"Aku sangat beruntung punya dirimu, Ad. Perempuan pasti iri terhadapku."

"Kenapa harus perempuan? Dewa dan Dewi pun bahkan sedang terbakar api cemburu sekarang."

Senyum Rose kembali mengembang, kali ini lebih lebar karena Adonis sangat pandai membuat gombalan ala-ala. Meski tahu itu hanya kegombalan Adonis, tetap saja Rose tersipu bahagia.

Ah... Kekasihnya ini romantis sekali.

"Jangan pernah pergi dariku, ya, Ad."

Adonis mengernyit tajam dengan bibir berdecak kecil. Pria berkharisma tinggi itu menghela napas dan melanjutkan perjalanannya saat lampu berubah hijau. Adonis lalu memberikan telapak tangannya pada Rose untuk perempuan itu genggam, dan Rose merespons dengan tepat.

"Sepertinya ada yang perlu diingatkan."

"Siapa?"

Adonis menatap Rose sesaat. "Kau."

"Kenapa? Diingatkan apa?"

Jari tangan Adonis menggenggam lebih erat dari genggaman Rose. Mencium punggung tangan perempuan itu lalu melepasnya dengan wajah yang dibuatnya merajuk.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 22, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Adonis LoverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang